Gelap Mata Kosong. Gosong!
Gelap Mata Kosong, Gosong!
Kosong tak tertolong melolong harap di tolong
Kosong mata kosong memandang tanpa lolong
Kosong memagut, menggonggong jiwa dalam omongan
Kosong bagai kepompong teropong angan-angan yang lengang
Dandani pikiran agar jiwa plong, lupakan masa songong songsong masa gemilang
Anjing menggonggong kapilah berlalu, menitik beribu kebohongan
Menggonggong mengorek kubangan yang membolong
Bolongan ingin di topang menjadi timbunan kalung
Kau borong lalu kau rongrong, giring ke lubang perut membumbung
Banyak korban menyongsong larat, mengerang kesakitan meraung-raung
Kurus kering terhalang hayalan, impian hilang pupus kian kepalang
Termangu mengenang harapan yang hilang, orang lalu lalang tak luang waktu mendulang
Tulang sumsum menyengat tak terhalang, pupus sirna di bawa gelombang.
Tulang belulang tak kuat menopang, bagai ranting kering rapuh tertulang
Tak kuasa menghalang daya tak kuat, melawan penguasa kuasa mengguncang
Hanya berucap menadah tangan, tumpuan hidup pada yang penyayang
Supaya nyawa tidak melayang akibat dosa yang malambung
Biarlah aku bolong sakit hati tak tertolong, asal engkau bahagia tak terbilang
Membawa bongkahan harta rampasan penuh melayang
Semoga sehat keluarga kiranya tertolong, hingga akhir hidup dalam lindungan
Berlimang harta bermandikan kebahagiaan, hingga akhir bumi terguncang.
Engkau di giring ke lubang api membumbung, melamun ranum di bakar api merongrong
Neraka beribu kubangan api, api membara membakar tulang
Tak sua kau temukan harta yang menggunung, bongkahan emas
yang membumbung
Hanya gonggongan yang melolong, meminta tolongan hingga gosong tak tertolong.
Astagfirullah...!
Labura, 08/01/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi tentang para penguasa dan manusia serakah yg tidak peduli dengan orang orang kecil yg kehilangan harapan untuk sekedar berharap...Betul begitu Pak Mulya ?
Mantap. Itulah sebabnya saya tulis. Dan saya alami. Saya rasakan hingga saya tulis dengan hati.Alhamdulillah ada yang sudi mampir. Terimakasih banyak bunda dewi hadirmu sangat bermakna
Maaf ...itu namanya salah tulis Pak KaboelSemoga masih banyak pemimpin kita yg punya hati nurani utk memikir kan masyarakat kecil dan tidak memperkaya diri sendiri..
Nama saya Kabul Siagian. Hanya saja di kasi aktion tempoe doeloe namanya. Hihi!