Hati Panas(#172)

Sepagi itu B-Joe hanya diam pergi mengendap-endap tanpa berkata apapun ia telah membuktikan kemarahan isterinya lalu pergi mencari pinjaman untuk beli beras. Kejadian itu tidak membuat perubahan selalu saja banyak alasan agar isterinya tidak marah dan membanting dinding dapur membunyikan semua perlengkapan dapur jika tidak ada yang akan di olah menjadi makanan sehari-hari.

Zaenab mulai bosan dengan tingkah laku suaminya, ia mengajak agar anak-anaknya mau membantunya mencari nafkah bekerja mencari uang apapun yang penting halal. Keesokan harinya mereka mulai mencari pekerjaan di sekitaran kampung tempat berdomisili. Zaenab dan Ita puterinya yang ayu membantu bekerja mencuci pakaian di salah satu warga tetangga yang kaya raya.

Untuk bekerja mereka gantian, Ita yang harus bekerja sesaat menggantikan pula mengasuh kedua adiknya yang masih duduk di TK dan kelas 1 SD. Hari pertama mereka lalui untuk mendapatkan upah yang hanya bisa sekali makan bersama. Zaenab yang sedaripagi bekerja mengurus rumah sebesar istana itu, harus mengorbankan puterinya supaya dapat memenuhi makan alakadarnya. Zaenab membatin "mempertahankan hidup dan anak-anakku wajib kulakukan, suamiku memang tidak bertanggung jawab sebagai kepala keluarga sebagai pemimpin rumah tangga sebagai imamku bahkan ia selalu jarang pulang".

Bersambung...

Labura, 22 September 2020

Pentigraf_Hati Panas