Syaiful Rahman

Syaiful Rahman dapat dihubungi melalui [email protected] atau 081915522463....

Selengkapnya
Navigasi Web
(148) PARADOKS KURANG DAN CUKUP

(148) PARADOKS KURANG DAN CUKUP

Tidak dapat dimungkiri, kehidupan ini lebih banyak digerakkan oleh perasaan kurang. Sebab merasa kurang secara ekonomi maka seseorang bekerja. Sebab merasa kurang secara ilmu pengetahuan maka seseorang belajar.

Demikian seterusnya sehingga kekurangan itu menciptakan berbagai macam kekurangan baru. Faktanya, setelah kekurangan tersebut terpenuhi, kekurangan tidak menjadi hilang, melainkan menimbulkan kekurangan-kekurangan yang lain.

Manusia pun terus digerakkan oleh rasa kurang. Seolah-olah hidup ini tidak pernah cukup. Selalu saja ada yang perlu diperjuangkan agar kekurangan dapat ditutupi.

Ini sebuah paradoks yang memenjara dan melalaikan. Memenjara sebab manusia merasa tidak bisa keluar dari kekurangan itu. Manusia akan terus berputar-putar dalam lingkaran rasa kurang.

Melalaikan sebab manusia menjadi mudah terjebak dan lupa untuk merasa cukup. Padahal, kebahagiaan tidak dapat dicapai kecuali dalam perasaan cukup. Perasaan kurang hanya akan menimbulkan ambisi dan kegelisahan.

Oleh karena itu, seharusnya dunia ini tidak digerakkan oleh perasaan kurang, tapi digerakkan oleh rasa cukup atau syukur. Manusia bekerja bukan karena merasa kurang terhadap uang yang dimiliki, tapi sebagai bentuk syukur atas kesehatan dan kekuatan yang dimiliki. Manusia belajar bukan karena merasa kurang pintar, tapi sebagai bentuk rasa syukur dan pengabdian kepada Tuhan karena masih diberi kemampuan dan kesempatan.

Kehidupan yang digerakkan oleh perasaan kurang dan rasa syukur akan memberikan dampak yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan oleh orientasi keduanya tidak sama. Sesuatu yang digerakkan oleh rasa kurang berorientasi pada hasil, sedangkan sesuatu yang digerakkan oleh rasa syukur berorientasi pada proses.

Bila sesuatu diorientasikan pada hasil, tentu amat sulit meraih rasa puas. Sebab setiap hasil akan menimbulkan kekurangan baru. Berbeda dengan sesuatu yang diorientasikan pada proses, kenikmatan akan terus hadir mengiringi setiap inchi dari proses itu sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali mas syaiful tulisannya..pembelajaran hidup.jangan selalu merasa kurang. Mungkin orang yg selalu merasa kurang menandakan kita kurang bersyukur juga ya.. mantap

11 Jun
Balas

Kalau kekurangan kasih sayang bagaiman mas?Heee becanda mas,tulisan yang bagus

11 Jun
Balas

Super sekali Mas, sangat menginsirasi.

11 Jun
Balas



search

New Post