Syaiful Rahman

Syaiful Rahman dapat dihubungi melalui [email protected] atau 081915522463....

Selengkapnya
Navigasi Web
(152) SAATNYA MENCARI ALTERNATIF
Sumber Gambar: dayensoberna.wordpress.com

(152) SAATNYA MENCARI ALTERNATIF

Ini masih tentang pandemi corona. Indonesia sudah mulai memasuki new normal. Berbagai aktivitas mulai dihidupkan kembali. Banyak orang yang mulai berani keluar rumah dan berkumpul di jalanan. Sebagian mengikuti protokol kesehatan dan sebagian yang lain (tampaknya lebih banyak) tidak mengikuti protokol kesehatan.

Tentu saja kita tidak akan memperdebatkan itu. Pada tulisan singkat ini, sebaiknya kita betul-betul menyadari bahwa perubahan sudah benar-benar terjadi. Orang-orang yang sudah di-PHK sangat sulit untuk ditarik kembali oleh perusahaan. Baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu lama, hingga akhir tahun ini.

Di dunia pendidikan, berbagai kebijakan baru terus dimatangkan. Skenario, sistem, dan metode pendidikan telah benar-benar mengalami perubahan. Pembelajaran jarak jauh sudah dibiasakan. Bahkan skenarionya hingga akhir tahun. Walaupun belum bisa dipastikan apakah tahun depan pandemi corona bisa reda sepenuhnya. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh.

Di dunia ekonomi pun semakin gundah gulana. Banyak usaha yang terpaksa gulung tikar. Ancaman kemiskinan dan kelaparan terjadi di mana-mana. Pemerintah mengucurkan banyak bantuan untuk mengendalikan gejolak ekonomi masyarakat. Namun, sampai kapan?

Kita bukan hanya tidak boleh, tapi juga tidak bisa mengutuk siapa pun atas persoalan ini. Kehadiran pandemi corona memang tidak pernah diharapkan. Namun, kini tidak bisa kita hindari. Kita harus menghadapi dengan segala kemampuan yang dimiliki.

Mengutuk dan menyalahkan tidak bisa menyelesaikan persoalan. Kita harus mencari alternatif solusi agar kita dapat terus survive. Penurunan kualitas dan kuantitas ekonomi sudah menjadi kepastian, tapi jangan sampai kita terpuruk karena gagal menyesuaikan. Asupan pendidikan dari bangku sekolah mengalami penurunan, tapi jangan sampai kita rugi sebab memilih rebahan daripada meningkatkan pengetahuan.

Sejak dua bulan terakhir, saya melihat sudah semakin banyak orang yang melakukan penyesuaian. Daya kreatif dan inovatif mereka muncul ke permukaan. Sebut saja, mulai semakin banyak orang yang memanfaatkan media sosialnya untuk berjualan. Padahal sebelumnya, itu tidak pernah dilakukan.

Di bidang pendidikan pun tidak jauh berbeda. Semakin hari semakin banyak webinar dilaksanakan. Ada yang gratis dan ada yang berbayar. Pelatihan-pelatihan via daring pun semakin biasa diikuti dan dilaksanakan. Pesertanya mencapai ratusan. Menurut saya, ini adalah angin segar. Masyarakat mulai mampu beradaptasi dengan kondisi baru ini. Masyarakat juga mulai mampu memanfaatkan kelemahan sebagai sebuah kesempatan.

Ke depan, kita harus berkomitmen dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk tetap eksis dalam segala kondisi. Kita harus percaya bahwa bukan kondisi yang membuat kita mati, tapi yan membuat kita mati adalah ketidakmampuan kita untuk beradaptasi.

Sumenep, 14 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul sekali...kita harus bisa menyikapi setiap kondisi. Keren!

15 Jun
Balas

Saatnya kembali berjuang marajut mimpi...

15 Jun
Balas

salut...makin inspiratif, semoga makin sukses teman gurusianer

14 Jun
Balas



search

New Post