Setiap sekolah memiliki cara berbeda dalam upaya memajukan sekolahnya. Liburan pasca penilaian akhir semester (PAS) adalah salah satu bukti nyata.

Sebagian sekolah mengisinya dengan liburan atau acara-acara seremonial. Sebagian lagi mengisinya dengan acara-acara peningkatan kualitas siswa atau guru-gurunya.

SMA Al-Muslim Bekasi dan SD Al-Irsyad 2 Cilacap memiliki cara sendiri dalam mengisi liburan pasca PAS. Mereka menyelenggarakan sasisabu daring internal.

Apa itu sasisabu daring internal? Sederhananya begini. Sasisabu daring yang pesertanya khusus berasal dari siswa sekolah penyelenggara. Sekolah itu yang mengadakan dan pesertanya berasal dari siswanya sendiri.

Berbeda dengan sasisabu daring yang dibuka untuk umum seperti yang biasa diselenggarakan oleh MediaGuru. Itu pesertanya bebas dari mana saja. Dari jenjang pendidikan apa saja. No problem.

Sekolah yang menyelenggarakan sasisabu daring internal semacam ini cukup menarik. Kenapa? Karena liburan siswanya tidak akan berlalu sia-sia. Siswa bisa menggunakan waktu liburnya untuk sesuatu yang produktif.

Menariknya lagi, kalau siswa bisa melewati program secara tepat waktu, saat masuk sekolah, mereka sudah membawa satu buku. Satu siswa satu buku.

Jadi, masuk hari pertama pasca liburan PAS bisa diselenggarakan acara festival karya atau launching buku serentak. Wow ini amazing.

Kalau setiap provinsi ada satu saja sekolah yang menggunakan waktu libur pasca PAS seperti ini, kemudian puluhan atau bahkan ratusan buku karya siswa lahir, berarti ada satu sekolah pada setiap provinsi yang bisa dinobatkan sebagai sekolah model literasi.

Sekolah-sekolah ini yang kemudian akan menginspirasi sekolah-sekolah lain di tanah air. Semakin banyak sekolah model literasi, semakin banyak siswa yang produktif berkarya, semakin maju pula Indonesia.

Bismillah. Salam literasi!

Sumenep, 3 Desember 2020