koneksi antar materi modul 2.1.a.9 program pendidikan guru penggerak angkatan 1

tahun 2020

kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi

Mengubahsuaikan praktik pembelajaran baik menjadi praktik pembelajaran berdiferensiasi

Oleh kadek suprapto

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.sesorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Dari belajar sesuatu yang baru dapat kita peroleh dan dari belajar kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita menjadi semakin bermakna. Perubahan pola pikir dan paradigma menjadi terus terbaharui sehingga kita akan dapat terus menyejajarkan diri dan kehidupan dengan segala dinamika perubahan jaman. Yang menjadi sangat penting saat ini adalah bagaimana kita dapat menerima perubahan yang dinamis itu kedalam budaya dan tradisi kehidupan kita sehingga segala kodrat alam yang kita miliki akan selalu berjalan beriringan dengan segala perubahan kodrat jaman. Jaman akan terus berubah dan kita tak mampu membendung perubahan itu teknologi akan semakin memanipulasi semua bentuk kebutuhan dan pekerjaan sehingga tanpa sadar kita berada dalam pengaruh dan kekuasaannya.

Perubahan dinamika kehidupan saat ini sudah memengaruhi segala lini bidang hidup. Kita seolah tidak sanggup untuk menahannya karena begitu sporadisnya. Begitu derasnya perubahan itu terjadi membuat kita terhenyak seperti tak memercayainya. Sadar atau tidak sadar, mau ataupun tidak mau, siap atau apakah tidak siap akan menjadi pertanyaan yang bisa terjawab lewat respon dan metakognitif tentang seluruh pemahaman kita selama ini tentang situasi dan perubahan dinamika kehidupan yang terjadi dan sedang berlangsung.

Sebagai pembelajar yang juga adalah salah satu komponen pemelajar dalam setiap unit sekolah dimana kita memberikan sumbangsih dan kontribusi lewat pendidikan tentu sangat merasakan situasi yang terjadi saat ini. Kondisi dimana kita menjadi sangat sulit mengambil satu keputusan yang masuk akal. Kita lebih sering mengambil langkah-langkah pembelajaran yang tidak sesuai bahkan terkesan apa adanya demi hanya untuk agar supaya proses pembelajaran tetap berlangsung ditengah situasi pandemik. Keputusan-keputusan yang kita ambil sering tidak sesuai dengan keinginan belajar murid kita.Sebagai guru kita sering mengambil langkah-langkah pembelajaran yang desain berdasarkan kemauan guru dengan harapan murid kita mencapai tujuan berdasarkan harapan guru tapi mengabaikan dasar-dasar pembelajaran yang seharusnya terjadi dalam setiap proses belajar ruang kelas luring maupun daring (PJJ). Keadaan seperti ini hampir terjadi disetiap unit sekolah diberbagai wilayah dan tempat keterbatasan akses dan sarana mengajar ditambah dengan kemampuan personal guru yang belum mampu dan siap menghadapi situasi darurat untuk mengambil sebuah tindakan yang penuh dengan resiko membuat proses belajar saat ini menjadi tidak pasti dan tidak terarah. Kebingungan menjadi alasan yang paling diakui semua guru. Tentunya sebagai guru kita tidak boleh berdiam diri menghadapi kemelut pendidikan ini sebagai pembelajar sejati bekal ilmu pedagogik yang telah kita resapi dalam sanubari dapat membantu kita untuk mencari jalan keluar yang terbaik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung kembali dengan semestinya dengan memodifikasi model pembelajaran yang berorientasi atau berpusat kepada murid dengan menggunakan pemetaan murid untuk lebih memahami kondisi yang paling nyata yang dirasakan dan dialami oleh murid selama ini sehingga konten belajar yang diterima oleh murid kita menjadi kurikulum yang paling rasional untuk dipelajari.

Pembelajaran berdiferensiasi

Mengenal pembelajaran berdiferensiasi

Menurut KBBI V diferensiasi artinya proses, cara, perbuatan membedakan; pembedaan.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefenisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkannya dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Faktor yang menjadi sangat penting dan berarti yang terdapat dalam proses pembelajaran berdiferensiasi adalah pengenalan kita terhadap murid sebelum melaksanakan rencana pembelajaran adalah dengan melakukan pemetaan murid yaitu minat belajar murid, kesiapan belajar murid, dan profil belajar murid.

Minat belajar adalah cara kita memetakan minat belajar murid yang terlihat dari kesukaan mereka tentang bidang atau mata pelajaran yang mereka sukai seperti ada murid yang menyukai bidang sains, olahraga, seni, bahasa, dan atau bidang lainnya. Kita dapat menyiapkan konten belajar yang bisa kita sesuaikan dengan minat-minat belajar mereka

Kesiapan belajar adalah kemampuan dasar murid sebelum memahami konsep yang mau diajarkan contohnya apabila guru hendak mengajarkan murid tentang pecahan terlebih dahulu mendiagnosa kesiapan murid terhadap kemampuan murid pada dasar-dasar berhitung matematika. Murid mana yang sudah menguasai perkalian dan pembagian dan murid mana yang belum menguasai dengan baik sehingga membantu guru dalam menanamkan pemahaman konsep pecahan kepada murid dan menentukan kategori mana murid yang perlu mendapat bantuan belajar yang lebih mendalam.

Profil belajar murid adalah gaya belajar murid dalam menginterpretasi materi belajar yang mereka terima lalu kemudian menerapkannnya pada cara dan perilakunya dalam proses pembelajaran atau dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dalam bentuk hasil dan laporan. Perlu kita ketahui bahwa ada tiga profil belajar yang paling dimiliki oleh murid yaitu profil belajar visual yaitu gaya belajar murid yang lebih suka terhadap sesuatu yang berupa gambar, foto, dan video sehingga murid ini lebih banyak kita berikan penjelasan materi berupa obyek-obyek yang terlihat atau visual. Profil belajar auditori untuk yang memiliki gaya belajar auditori mengandalakan pendengaran sebagai menerima informasi dan pengetahuan.gaya belajar auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Adapun ciri-ciri murid yang auditori adalah senang mendengarkan, pandai menirukan nada ataupun irama suara, biasanya merupakan pembicara yang fasih. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar murid yang menyenangi gerakkan. Murid yang memiliki tipe gaya belajar ini merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekedar membaca buku tetapi mempraktikkannya. Dengan melakukan atau menyentuh obyek yang dipelajari akan memberi pengalaman tersendiri bagi murid. ciri-ciri murid kinestetik adalah menyenangi metode belajar dengan praktik, menyukai aktifitas yang melibatkan gerakkan tubuh seperti olahraga atau menari. Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera praktikkan.

Mengubahsuaikan praktik pembelajaran baik menjadi pembelajaran berdiferensiasi

Dari pemahaman yang diperoleh tentang pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan ubah suaikan praktik pembelajaran baik yang sudah dilakukan selama ini menjadi praktik pembelajaran berdiferensiasi. guru tidak mengubah cara-cara mengajarnya yang selama ini sudah dilaksanakan namun melakukan penyesuaian pada rencana pembelajaran yang dibuat dengan memberi dasar-dasar pembelajaran berdiferensiasi pada langkah-langkah kegiatan yang akan direncanakan dan diterapkan pada pertemuan pembelajaran dengan murid. pembelajaran berdiferensiasi tidak lantas mengubah langkah-langkah kegiatan maupun komponen yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya tetapi hanya mengubahsuaikan pada pada bagian-bagian tertentu dimana pada bagian itu telah diselaraskan dengan melakukan pemetaan murid sebelumnya agar nantinya diferensiasi konten, proses, dan produk dapat mengakomodasi semua kebutuhan belajar murid yang terlibat di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi juga sangat fleksibel dalam penerapannya karna memberi ruang yang seluas-luasnya kepada murid untuk melakukan aktifitas belajarnya yang sesuai dengan ekspresi belajar mereka masing-masing. Pada akhirnya adalah bahwa muara pembelajaran berdiferensiasi adalah murid itu sendiri. Keseluruhan dari keinginan pembelajaran yang diharapkan adalah demi untuk kepentingan murid dan keberhasilan mereka guru bertindak sebagai pemberi bantuan (scafolding) bagi murid yang mengalami kesulitan belajar dan dalam memahami konsep materi yang diberikan.

Parigi moutong, 12-02-2021

Sd inpres 2 kayu agung