Belajar Sabar Kurang di (Ajar)
Menyanggupi berangkat ke Tawangmangu Karang Anyar Jawa Tengah untuk mengikuti Workshop Tata Kelola Sekolah Aisyiah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah. Dari Banjarnegara start pukul 05.00 berhararp sampai hotel Tejomoyo tempat workshop pas pembukaan. Karena menurut jadwal pembukaan pukul 13.00. Workshop ini kuti oleh Majlis Dikdasmen se -Jawa Tengah. Demi baktiku kepada organisasi yang aku kagumi dan aku banggakan. Sesekali aku sempatkan ikut berkegiatan keluar kota. Karena beberapa kali diikutkan tapi kebetulan selalu bersamaan dengan kegiatan formal di sekolah maupun dinas. Kali inipun seyogyanya Sabtu pagi 2 Desember 2017 ini saya harusnya ikut upacara Hari Guru Nasional di Bekasi ( rombongan berangkat jumat sore kemarin ) Jawa Barat sebagai wakil dari YPLP PGRI Kabupaten Banjarnegara karena sang ketuanya berhalangan, namun saya memutuskan memilih ke Tawangmangu, ke Bekasi diwakili teman yaitu Pak Turahmat mewakili YPLP PGRI Kabupaten Banjarnegara. Ada alasan penting mengapa pilih Tawangmangu pertama karena setua ini saya belum pernah menginjakkan kakinya di Tawangmangu ( padahal saya sudah sampai ke Lombok, ke Pulau Dewata tiga kali, ke Bromo, ke Mekah dua kali, ke Kuala Lumpur aepekan.di sana) , kedua saya bisa ketemu keponakan-keponakan di Jaten karena Jaten dan Tawangmangu sama-sama di Kabupaten Karanganya, bisa mampir untuk menebus rindulu kepada mereka . Satu hal yang mengajari saya bersabar adalah proses ke Tawangmangu pagi tadi, Ketika kami ber 7 dengan supir sampai di Grabag Magelang, mobil kami bermasalah pada kampas remnya. Diputuskan harus direparasi dahulu..waktu menunjukkan pukul 07.00 saat kami mampir di warung sop ayam Pak.Min di daerah Grabag Magelang. Disitulah ujian sabar dimulai. Dua jam lamanya pak Gunadi supir kami membawa mobilnya ke bemgkel ( menunggu bengkel buka juga). Kami jadi transit sekitar dua jam di warung sop.ayam itu. Bersama ibu-ibu Aisyiyah adanya tentram hatiku, damai dan tawadhuk, dua jam menunggu bukan sebuah masalah bagi mereka.tidak ada galau dan gelisah, ada saja perbincangan menarik di waktu yang sesungguhmya membosankan. Tapi tidak terlihat bahasa tubuh mereka kesal. Rupanya mereka pejuang dan kader handal . Teruji oleh banyaknya agenda dan acara organisasi yang sangat dinamis. Ternyata sabar harus diajarkan. Semua orang semua umur perlu belajar aabar. Rupanya saya kurang diajar sabar. Jadi ketika ada gelisah menerpa hatiku tadi pagi hanya karena yang ada pad7a diri saya " Belajar Sabar Kurang Diajar"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul Bu, sabar harus diajarkan. Sekolah bisa dijadikan "lahan praktek" untuk pembelajaran sabar.