Sempat Runtuh
Benteng itu tertembus peluru haru biru menusuk-nusuk relung hatiku meski satu dua saja lukanya menganga menyiksa. Lukanya tak terkira sakitnya lukanya tak terkira Ada yang tersisa namun sesekali menyiksa membuka luka lama gemuruh suara di dalam menyayat -nyayat . Rupanya pertahanannya mulai runtuh Adakah alunan merdu sekedar menghiburku Adakah tetes-tetes embun menyejukkan dahagaku Adakah lembaran -lembaran sutra biru sanggup membalut lukaku Aku musti tidak berlama -lama dalam resah dan keluh kesah. Aku musti punya lagi ghirah. Jalan masih panjang . Tuhan bimbing aku lurus di jalan Mu. Amin
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar