Kamra Oslaila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bumi Perkemahan

Tantangan 30 Hari Berkarya

Hari ke 10

Senin, 23 Maret 2020

Sejak dari SD, Retno suka dengan kegiatan ekstra kurikuler Pramuka. Kalau ada acara kemping, Retno selalu antusias, dan buru- buru merayu orang tuanya untuk dibolehkan ikut kemping.

" Ayah, Minggu besok sekolah Retno akan mengadakan persami di Lapangan " kata Retno memulai jurusnya.

" O, baguslah kalau begitu," kata ayah singkat.

" Tapi Retno izin ya, Ayah untuk ikut kegiatan persami tersebut?" rengek Retno manja.

" Haa, Retno ikut persami? jangan sekarang Retno, kamu masih kecil belum bisa ayah izinkan ikut persami, " ayah memberi alasan.

Dan bukan Retno namanya, kalau tidak berhasil membujuk ayahnya untuk memberi izin kegiatan persami tersebut.

Di SMP, Retno juga ikut beberapa kali kemping.

Sekarang Retno sudah duduk di kelas 11 SMK di Kotamadia. jadwalnya sangat padat dengan kursus komputer, mengetik, dan kursus bahasa Inggris, ditambah lagi persiapan Praktik Kerja Lapangan ( PKL) salah satu syarat kelulusan siswa kejuruan.

Walaupun jadwalnya padat, saat Retno mendapat informasi akan diadakan Raimuna Daerah di ibukota propinsi. syaratnya adalah tes dulu di gudep tingkat kabupaten. Alhamdulillah Retno juara 1 lomba shalat jenazah.

Saat keberangkatan ke propinsi tiba, Retno bersama siswa sekolah tingkat atas se kabupaten yang lolos seleksi bersiap- siap untuk sampai ke tingkat propinsi.

Hari pertama sampai hari keenam, semua kegiatan di bumi perkemahan berjalan lancar. Di hari ke tujuh terjadi peristiwa aneh.

Saat Retno bersama teman perempuannya mandi di sungai dekat lokasi kemping, Retno merasakan ada sosok hitam yang mengintip mereka mandi. Saat Retno sampaikan ke Kakak Pembina, sosok aneh itu hilang tak berbekas.

Saat malam harinya. Ini malam terakhir mereka di bumi perkemahan. Retno dan temannya Yaya yang bertugas jaga malam ini.

Malam semakin larut, saat Retno ingin jaga malam sambil berbaring dalam tenda dekat teman-temannya yang sudah tertidur dari tadi.

Retno kembali melihat sosok aneh dalam tenda, yang sedang mencoba memeriksa satu persatu saku baju yang di hanger dalam tenda. Retno berpikir itu adalah pencuri.

Retno berpikir, bagaimana cara membangunkan teman dalam tendanya supaya mereka mengetahui ada pencuri. Tampa pikir panjang, Retno pura- pura nenangis sekencang- kencangnya, untuk membangunkan temannya di tendanya.

Setelah semua temannya bangun, juga teman tenda sebelah bangun karena mendengar keributan dari tenda Retno. Kakak pembina mendiamkan tangis Retno, Tapi aneh Tangis Retno tak bisa berhenti.

lebih kurang dua jam Retno menangis, dan bisa tenang setelah dibacakan doa oleh orang pintar dari daerah tersebut.

Besoknya sebelum pulang, Retno mendengar informasi dari kakak pembina, bahwa yang dilihat Retno saat mandi dan yang masuk ke tenda itu tidaklah nyata. Menurut orang pintar, persis kavling tenda kami adalah kuburan massal zaman penjajahan dahulu. di sini dikuburkan pribumi yang melawan pada penjajah. Mungkin mereka butuh doa dari kita. Semoga para pendahulu kita tenang di alam sana. Aamiin Yaa Rabbalaalamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post