121 Nasehat dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib
121 Nasehat dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Berikut adalah beberapa kutipan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, salah satu sahabat Rasulullah SAW dan Khalifah Islam yang diakui keahliannya:
1. "Tidaklah ada kekayaan yang lebih baik dari keahlian, dan tidak ada kemiskinan yang lebih buruk dari keterpurukan."
2. "Kamu tidak akan memperbaiki dunia kecuali dengan memperbaiki dirimu sendiri."
3. "Ketahuilah bahwa di balik kesulitan ada kemudahan, dan di balik kesedihan ada kebahagiaan."
4. “Janganlah menjadi hamba uang, karena uang akan memperbudakmu. Jadilah hamba Allah, karena Allah akan memerdekakanmu.”
5. “Kemuliaan manusia terletak pada akhlaknya.”
6. "Kebenaran bukanlah milik siapa pun, kecuali milik orang yang mengamalkannya."
7. "Orang yang paling berbahaya adalah orang yang memiliki kepribadian ganda dan wajah yang berbeda-beda."
8. "Hiduplah dengan rendah hati, jangan merasa lebih baik dari orang lain, dan jangan pernah meremehkan orang lain."
9. "Pendidikan adalah cahaya yang merambah jiwa manusia dan membuka pintu kebahagiaan dunia dan akhirat."
10. "Ketika kamu merasa marah, janganlah berbicara, karena ketika kamu berbicara dengan emosi, kamu akan memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan dan merusak hubungan dengan orang lain."
11. "Tidaklah ada kekayaan yang lebih baik dari keahlian, dan tidak ada kemiskinan yang lebih buruk dari keterpurukan."
12. "Jangan pernah menunda pekerjaanmu hingga esok, karena mungkin esok sudah tidak ada bagimu."
13. "Ketika kamu merasa marah, janganlah berbicara, karena ketika kamu berbicara dengan emosi, kamu akan memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan dan merusak hubungan dengan orang lain."
14. "Ketahuilah bahwa di balik kesulitan ada kemudahan, dan di balik kesedihan ada kebahagiaan."
15. "Pendidikan adalah cahaya yang merambah jiwa manusia dan membuka pintu kebahagiaan dunia dan akhirat."
16. "Kebaikan adalah sifat yang paling indah bagi manusia."
17. "Tidak ada kebaikan dalam kebersamaan dengan orang yang tidak jujur dan berkhianat."
18. "Orang yang sukses adalah orang yang membangun jembatan ketika bertemu rintangan, bukan orang yang menyerah dan mundur."
19. "Janganlah menyesal berbuat baik, karena berbuat baik adalah ladang amal yang tiada batas pahalanya."
20. "Sesungguhnya Allah lebih menyukai orang yang bersyukur dari pada orang yang mengeluh."
21. "Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa menahan diri dalam kesulitan dan tetap bersabar dalam kebahagiaan."
22. "Kita harus selalu menghukum keadilan dalam berbicara dan bertindak, karena keadilan adalah fondasi kekuatan dan keberhasilan."
23. "Kepercayaan adalah modal utama dalam hubungan antara manusia, karena tanpa kepercayaan, hubungan tersebut tidak akan bertahan lama."
24. "Ketika kamu berada dalam keadaan yang sulit, janganlah putus asa, karena ketika Allah menutup pintu, Dia pasti akan membukakan pintu yang lain."
25. "Orang yang paling berilmu adalah orang yang paling takut kepada Allah."
26. "Ketahuilah bahwa kesabaran adalah kuncinya kesuksesan, dan tidak ada yang lebih berharga daripada kesuksesan di dunia dan akhirat."
27. "Penting untuk selalu memperbaiki hubungan dengan orang lain, karena kebaikan hati dan kebaikan sikap adalah kunci untuk memperoleh kebahagiaan."
28. "Ketika kamu ingin memaafkan seseorang, janganlah menunggu hingga dia meminta maaf. Sebaliknya, justru dengan memaafkan tanpa syarat."
29. "Orang yang paling mulia adalah orang yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain."
30. "Orang yang paling beruntung adalah orang yang memahami kelemahan dan kekurangan dirinya sendiri dan berusaha untuk memperbaikinya."
31. "Ketika kamu menghadapi kesulitan, janganlah mencari jalan pintas. Sebaliknya, dialah yang bersabar dan tetap berjuang dengan keras."
32. "Saat kamu merasa bahagia, janganlah terlena dengan menikmati dunia. Ingatlah bahwa hidup ini sementara dan kebahagiaan sejati hanya bisa diperoleh di akhirat."
33. "Janganlah tergoda oleh kekuasaan dan kedudukan, karena kekuasaan hanya sementara dan kedudukan hanya sewaktu-waktu."
34. "Orang yang paling mulia adalah orang yang paling tawadhu (rendah hati) dan menghormati orang lain."
35. "Saat kamu diberi kepercayaan, janganlah mempermainkan kepercayaan itu. Sebaliknya, jaga kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya."
36. "Saat kamu melihat kebaikan orang lain, janganlah melihat dari pihak mana dia berasal, tapi lihatlah kebaikan hatinya."
37. "Janganlah merasa sombong dengan kecerdasan dan pengetahuanmu, karena semua pengetahuan itu berasal dari Allah."
38. "Saat kamu melakukan sesuatu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan jangan sekadar berusaha mengejar popularitas."
39. “Orang yang paling bijaksana adalah orang yang bisa menjaga dirinya dari godaan nafsu dan mampu menahan diri dalam menghadapi kesulitan.”
40. "Ketika kamu merasa terpuruk, janganlah menyerah. Lawan, tetaplah tabah dan percayalah bahwa Allah pasti akan membantumu keluar dari kesulitan."
41. "Orang yang paling baik adalah orang yang selalu memberi manfaat bagi orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun."
42. "Saat kamu merasa sedih, janganlah menunjukkan kesedihanmu kepada orang lain. Sebaliknya, percayalah pada Allah dan berusaha untuk memperbaiki dirimu sendiri."
43. "Saat kamu melakukan kesalahan, janganlah merasa malu untuk bertaubat dan meminta maaf. Sebaliknya, jadilah orang yang berani mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki diri."
44. "Janganlah terlalu banyak bicara, karena semakin banyak bicara semakin banyak kesalahan yang bisa terjadi. Lebih baik diam daripada mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat."
45. "Ketika kamu memberi nasehat kepada orang lain, janganlah memaksakan pendapatmu. Sebaliknya, sampaikanlah dengan lembut dan rasa hormat."
46. "Orang yang paling berharga adalah orang yang menghargai waktu dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk mencari ridha Allah."
47. "Janganlah bersaing dengan kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Sebaliknya, berusahalah untuk menjadi lebih baik setiap hari."
48. “Janganlah mengambil hak orang lain, karena Allah pasti akan memperhitungkan segala perbuatan kita di akhirat nanti.”
49. "Ketika kamu memiliki kelebihan, janganlah membatasi orang lain. Sebaliknya, berusaha untuk membantu dan menginspirasi orang lain."
50. “Orang yang paling beruntung adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dan tidak terjebak dalam godaan dunia.”
51. "Ketika kamu melakukan sesuatu, janganlah mengharapkan pujian dari manusia. Sebaliknya, lakukanlah semuanya karena Allah."
52. "Ketika kamu merasa lelah dan lemah, janganlah menyerah. Sebaliknya, berusahalah untuk memperkuat diri dengan doa dan ibadah."
53. "Orang yang paling bahagia adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak pernah merasa kekurangan."
54. "Saat kamu menghadapi kesulitan, janganlah menyerah pada keputusasaan. Sebaliknya, percayalah pada Allah dan terus berjuang."
55. "Janganlah memandang rendah pada orang yang lebih miskin atau lemah dari kita. Sebaliknya, jadilah orang yang berempati dan selalu membantu orang lain."
56. "Saat kamu mendapatkan keberhasilan, janganlah merasa sombong dan lupa kepada Allah. Sebaliknya, bersyukurlah dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi."
57. "Orang yang paling bermanfaat adalah orang yang mampu membantu orang lain dengan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya."
58. “Ketika kamu menghadapi godaan dan cobaan, janganlah merasa takut. Sebaliknya, percayalah kepada Allah dan berusaha untuk tetap teguh dalam iman dan akhlak yang baik.”
59. "Janganlah memandang rendah pada pekerjaan kecil, karena setiap pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab akan membawa keberkahan."
60. "Saat kamu merasa sedih atau kecewa, janganlah menyimpan rasa itu dalam hati. Sebaliknya, sampaikanlah kepada Allah dalam doa."
61. "Janganlah memutuskan hubungan dengan saudaramu, karena setiap perbuatan dapat diselesaikan dengan cara yang baik dan damai."
62. "Ketika kamu melakukan kebaikan, janganlah menunjuk-nunjuk atau mengharapkan pujian dari orang lain. Sebaliknya, lakukanlah semuanya hanya untuk Allah."
63. "Orang yang paling mulia adalah orang yang mampu mengendalikan emosinya dan selalu bertindak dengan bijaksana."
64. "Saat kamu merasa tergoda untuk melakukan dosa, janganlah memandang ringan dosa tersebut. Sebaliknya, ingatlah bahwa setiap dosa akan membawa akibat yang buruk."
65. "Janganlah memandang rendah pada orang yang lebih tua atau agama yang berbeda dengan kita. Sebaliknya, jadilah orang yang menghormati dan menghargai semua orang tanpa kecuali."
66. "Saat kamu mendapatkan kesuksesan, jangan lupa bersyukur kepada Allah dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain."
67. "Janganlah mengejek atau mencaci-maki orang lain hanya karena berbeda pendapat atau melakukan kesalahan. Sebaliknya, berusaha untuk memahami dan membantu mereka untuk memperbaiki diri."
68. "Orang yang paling disayang Allah adalah orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain dan tidak pernah membawa dendam dalam hati."
69. "Saat kamu merasa frustasi atau kehilangan arah, janganlah menyerah pada keputusan. Sebaliknya, mencari bimbingan dan petunjuk dari Allah melalui doa dan ibadah."
70. "Janganlah terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga melupakan akhirat. Sebaliknya, selalu mengingat bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan yang kekal adalah kehidupan di akhirat."
71. "Saat kamu melakukan kesalahan, janganlah menyalahkan orang lain atau mencari alasan. Sebaliknya, jadilah orang yang bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan."
72. "Janganlah merasa iri atau dengki pada keberhasilan orang lain. Sebaliknya, jadilah orang yang selalu mendoakan kebaikan untuk semua orang."
73. “Orang yang paling mulia adalah orang yang mampu menahan diri dari godaan hawa nafsu dan selalu berusaha mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya.”
74. “Ketika kamu merasa malas untuk beribadah atau melakukan kebaikan, ingatlah bahwa setiap amal kebaikan akan mendatangkan manfaat dan pahala yang besar di akhirat.”
75. "Janganlah terlalu terlena dengan kesenangan dan kemewahan dunia, sehingga melupakan persiapan menuju akhirat."
76. "Orang yang paling baik adalah orang yang selalu mengingat Allah dalam segala hal dan berusaha menjalankan ajarannya dengan ikhlas dan tulus hati."
77. "Saat kamu merasa marah atau tidak sabar, jangan tergesa-gesa untuk bertindak atau berkata-kata. Sebaliknya, berusaha untuk tenang dan mengendalikan emosi."
78. "Janganlah menjadi orang yang menilai atau mengecam orang lain hanya berdasarkan penampilan atau status sosial. Sebaliknya, jadilah orang yang memandang orang lain dari segi karakter dan kualitas diri."
79. "Ketika kamu merasa kebingungan dalam memutuskan suatu masalah, janganlah ragu untuk meminta bimbingan dari orang yang lebih bijaksana atau ahli dalam bidang tersebut."
80. "Janganlah menunda-nunda untuk melakukan kebaikan atau meninggalkan dosa. Sebaliknya, lakukanlah semuanya sekarang juga, karena tidak ada jaminan untuk hidup di hari esok."
81. "Orang yang paling sukses adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya sendiri dan selalu berusaha memperbaiki diri."
82. "Saat kamu merasa sedih atau kecewa, janganlah terus-terusan menyamakan keadaan. Sebaliknya, mencari solusi untuk mengatasi masalah dan bertawakal kepada Allah."
83. "Janganlah merasa sombong atau menyombongkan diri atas keberhasilan atau kelebihan yang dimiliki. Sebaliknya, jadilah orang yang rendah hati dan selalu bersyukur kepada Allah."
84. "Ketika kamu merasa lelah atau putus asa dalam menjalani ujian hidup, ingatlah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan kita. Sebaliknya, berusaha untuk sabar dan berdoa kepada Allah."
85. "Jangan terlalu memikirkan kekurangan orang lain atau menyalahkan mereka secara berlebihan. Sebaliknya, fokuslah pada kebaikan dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain."
86. "Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang selalu berusaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, serta menghindari perpecahan dan permusuhan."
87. "Saat kamu melakukan kesalahan atau dosa, janganlah merasa putus asa atau berhenti berusaha. Sebaliknya, berusaha untuk memperbaiki diri dan menghibur kepada Allah."
88. “Janganlah menjadi orang yang hanya mengikuti hawa nafsu atau trend yang sedang populer, sehingga melupakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang benar menurut ajaran Islam.”
89. "Ketika kamu memiliki kesempatan untuk membantu orang lain, janganlah melewatkan kesempatan tersebut. Sebaliknya, berusaha untuk memberikan yang terbaik dan membantu kemampuanmu."
90. "Janganlah menjadi orang yang suka mengumpat atau menyebarkan fitnah tentang orang lain. Sebaliknya, jadilah orang yang menyebarkan kebaikan dan berbicara dengan bijak."
91. "Saat kamu merasa tidak mampu menghadapi ujian atau tantangan hidup, janganlah lupa bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang beriman dan tawakal kepada-Nya."
92. "Janganlah menilai seseorang hanya berdasarkan kesalahan atau kegagalannya di masa lalu. Sebaliknya, berikan kesempatan kepada orang tersebut untuk memperbaiki diri dan melakukan kebaikan."
93. "Ketika kamu memiliki harta atau kekayaan, janganlah lupa untuk memberikan zakat atau sedekah kepada yang membutuhkan. Sebaliknya, jadilah orang yang dermawan dan suka memberi."
94. "Janganlah terlalu memikirkan kebahagiaan dunia semata, sehingga melupakan persiapan untuk kebahagiaan di akhirat."
95. "Ketika kamu merasa iri atau cemburu terhadap kesuksesan orang lain, janganlah terus menerus meratapi keadaan. Sebaliknya, belajar dari keberhasilan orang lain dan berusaha untuk meningkatkan diri."
96. "Janganlah menjadi orang yang suka meminta-minta atau mengurung diri hanya untuk mendapatkan simpati atau perhatian orang lain. Sebaliknya, berusaha untuk mandiri dan membangun kepercayaan diri yang kuat."
97. “Saat kamu merasa lelah atau putus asa dalam menjalani ujian hidup, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang beriman.”
98. "Janganlah menjadi orang yang suka mengeluh atau meratapi keadaan. Sebaliknya, jadilah orang yang bersyukur dan mencari solusi untuk mengatasi masalah."
99. "Ketika kamu merasa dirimu telah dicaci atau dihina oleh orang lain, janganlah merespon dengan caci maki atau balas dendam. Mengalah, berusaha untuk sabar dan memaafkan."
100. "Jangan terlalu fokus pada kesenangan dunia semata, sehingga melupakan persiapan menuju kebahagiaan di akhirat yang lebih kekal."
101. "Janganlah menjadi orang yang selalu mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain. Sebaliknya, fokuslah pada memperbaiki diri sendiri dan meningkatkan kualitas hidup."
102. "Ketika kamu memiliki kesempatan untuk belajar atau mendapatkan pengetahuan baru, janganlah melewatkan kesempatan tersebut. Sebaliknya, berusaha untuk selalu belajar dan meningkatkan pengetahuanmu."
103. "Janganlah menjadi orang yang suka menuduh atau menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas. Sebaliknya, berikan kesempatan kepada orang tersebut untuk membuktikan diri dan menyelesaikan masalah dengan bijak."
104. "Ketika kamu merasa putus asa atau tidak ada harapan, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang beriman dan tawakal kepada-Nya."
105. "Jangan terlalu memikirkan kekurangan atau kelemahan diri sendiri, sehingga melupakan potensi dan kelebihan yang dimiliki. Sebaliknya, berusaha mengembangkan potensi dan kelebihanmu dengan bijak."
106. "Saat kamu merasa sedih atau kecewa, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan kesempatan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik."
107. "Janganlah menjadi orang yang suka menunda-nunda atau menghindari tanggung jawab. Sebaliknya, berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawabmu dengan sebaik-baiknya."
108. "Ketika kamu merasa kesulitan atau terjebak dalam masalah yang rumit, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan petunjuk dan bantuan bagi hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya."
109. “Janganlah terlalu fokus pada kesuksesan atau godaan dunia semata, sehingga melupakan persiapan menuju kebahagiaan di akhirat yang lebih kekal dan abadi.”
110. "Ketika kamu merasa frustasi atau kecewa karena tidak mencapai tujuanmu, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan rencana yang lebih baik bagi hamba-Nya yang sabar dan tawakal kepada-Nya."
111. "Janganlah menjadi orang yang suka memaksakan kehendak atau merusak kehidupan orang lain. Sebaliknya, berusaha untuk menjaga keharmonisan dan kebaikan bersama."
112. “Saat kamu merasa terlalu lelah atau putus asa dalam menjalani kehidupan, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan kekuatan dan penghiburan bagi hamba-Nya yang beriman dan tawakal kepada-Nya.”
113. "Saat kamu merasa takut atau cemas akan masa depan, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan perlindungan dan jaminan bagi hamba-Nya yang taat dan bertawakal kepada-Nya."
114. "Janganlah terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, hingga melupakan bahwa setiap orang memiliki takdir dan jalan hidup yang berbeda-beda."
115. "Ketika kamu merasa kebingungan atau ragu dalam mengambil keputusan, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan petunjuk dan inspirasi bagi hamba-Nya yang berdoa dan tawakal kepada-Nya."
116. "Janganlah menjadi orang yang suka merusak lingkungan atau alam, sehingga melupakan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi yang harus menjaga dan merawat ciptaan Allah."
117. "Ketika kamu merasa kehilangan atau kehilangan seseorang yang dicintai, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan kekuatan dan penghiburan bagi hamba-Nya yang sabar dan berserah diri kepada-Nya."
118. "Janganlah terlalu memikirkan kesalahan atau dosa yang telah lalu, sehingga melupakan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri di masa depan."
119. "Ketika kamu merasa sedih atau merasa tidak dihargai, janganlah melupakan bahwa Allah selalu mengetahui setiap perbuatan dan memberikan balasan yang adil bagi hamba-Nya yang sabar dan tawakal kepada-Nya."
120. "Janganlah menjadi orang yang suka mengambil hak orang lain atau merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Sebaliknya, berusaha berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain."
121. "Saat kamu merasa lelah atau merasa kecewa dengan diri sendiri, janganlah melupakan bahwa Allah selalu memberikan kesempatan untuk memulai lagi dan meraih keberhasilan yang lebih baik di masa depan."
Catatan :
Kutipan ini masih belum lengkap
Kutipan ini mungkin ada yang sama atau mirip, karena keterbatasan penulis untuk memilih, mengingat sumber referensi yang banyak
Referensi kutipan-kutipan Sayidina Ali:
Nahj al-Balagha: kitab yang dikumpulkan oleh Syarif ar-Radhi berisi kumpulan khutbah, surat, dan aforisme Sayidina Ali. Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim: kitab yang disusun oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal berisi kumpulan aforisme Sayidina Ali. Al-Khisal: kitab yang disusun oleh Syeikh as-Saduq berisi kumpulan ucapan dan aforisme Sayidina Ali. Al-Gharat: kitab yang disusun oleh Ibnu Shahr Ashub berisi kumpulan aforisme Sayidina Ali. Bihar al-Anwar: kitab yang dikumpulkan oleh Allamah Muhammad Baqir al-Majlisi berisi kumpulan hadits dan ucapan para Imam, termasuk Sayidina Ali. Al-Mustadrak alaa al-Sahihain: kitab yang disusun oleh Al-Hakim al-Nishaburi berisi kumpulan hadits-hadits yang shahih, termasuk hadits-hadits dari Sayidina Ali. Nahj al-Fasahah: kitab yang disusun oleh Syeikh Abbas al-Qummi berisi kumpulan ucapan-ucapan para Imam, termasuk Sayidina Ali. Musnad Ahmad: kitab yang disusun oleh Imam Ahmad bin Hanbal berisi kumpulan hadits-hadits, termasuk hadits-hadits dari Sayidina Ali. Uyun Akhbar Al-Ridha: kitab yang disusun oleh Sayyid Ibn Tawus berisi kumpulan kisah dari para Imam, termasuk Sayidina Ali.
Kota Hujan, 7 Ramadhan 1444. Kang Guru 03 Channel

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi