BERJEMUR DI PANTAI CACALAN
Usai salat subuh badanku masih tersa lemas. Mungkin akibat kurang tidur, karena semalam batuk tak kunjung reda. "Ini wedang jahe angetnya diminum dulu, Buk, ucap suamiku dengan lembut". Yup, pagi-pagi sudah dapat perhatian dari suami tercinta. Terasa anget di tenggorokan setelah minum wedang jahe. Aku beranjak ke dapur hendak mulai rutinitas pagi. Batuk, lagi-lagi mengganggu aktivitasku. Pelan-pelan suamiku memijat punggungku, dengan harapan dapat meredakan batuk. "Yah, pagi ini kita jalan-jalan di depan rumah saja ya, rajukku". Biasanya Minggu pagi kami jalan-jalan di GOR.
Saat aku ke luar rumah, ternyata suamiku sudah duduk di atas motor kesayangannya. "Ayo, kita cari udara segar di luar saja, ajak suamiku!'. Akupun mengiyakan tanpa banyak bertanya. Selepas jalan nasional,ternyata suamiku belok ke arah Pantai Cacalan. "Berjemur", terlintas di benakku. Memasuki Pantai Cacalan tetap dengan protokol kesehatan, cuci tangan, cek suhu dengan termogan, dan yang tak kalah penting harus bermasker.
Sejauh mata memandang, debur ombak berkilat diterpa matahari. Inilah istimewanya, ombak bergerak, matahari cerah, angin berhembus cukup kencang, dan bau khas uap pantai sedikit menyeruak. Sayup-sayup musik khas osing terdengar menembus tepian pantai. Menjadi ramuan tersendiri untuk menghilangkan kepenatan. Konon, menurut para ahli, dengan hati riang akan meningkatkan imun dari dalam tubuh. Seiring mentari yang semakin tinggi, keringat mulai membasahi, kusudahi penasaranku untuk berlama-lama mandi matahari. Kini tubuh sudah panas dan rasa lemas sudah terlibas. Batuk yang merasuk semalam, kini sirna entah ke mana.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kalimat langsung, " ini wedng anget nya diminum dulu Bu" ucap.....beri tanda petik di setiap akhir kalimat langsung,maaf
Njih Bund,matursuwun koreksinya.
Mandi matahari ran menyulam sinarnya menjadi rindu tak bertepi......salam literasi.
Sip...
Asyiknya, ... Semangat berliterasi, sukses selalu.
Waow.. Bunda Kanti. Serasa aku sudah berada di Pantai Cacalan. Rinduku terobati.Siip Bun. Alhamdulilah bisa bersua. Sehat selalu ya Bu.
Alhamdulillah,berkat Ibu/Bapak semua, jadi tambah fit. Matursuwun Bund.
Sae bu saestu
Masih belajar Bund.