Bismillah

Setiap momen tertentu saya suka membeli buku sebagai bekal dan teman saya melewati momen tersebut. Kemarin ada momen liburan karena itu saya membeli beberapa buku sebagai teman melewati liburan. Tetapi kenyataannya saya tidak sepenuhnya ditemani buku karena ternyata liburan kali ini saya disibukkan beberapa kegiatan sehingga tidak sepenuhnya ada momen untuk membaca.

Ada beberapa buku yang saya sukai selain buku yang bertema psikologi, kemanusiaan, jiwa, cinta, dan beberapa tema lainnya.

Setelah baca buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" ternyata saya juga menyukai buku yang dituliskan dengan sudut pandang tersendiri berbeda dari keumuman. Saya suka membahasakannya melihat sesuatu dari jendela yang berbeda. Orang lain membahasakannya dengan out of the box.

Untuk Gurusianer pasti sudah banyak yang membaca buku ini. Sebenarnya saya sudah tahu lama tetapi baru kemarin membeli untuk dibaca.

Bukunya baru dibaca beberapa halaman tetapi menggelitik saya untuk menulis dan berbagi dengan Gurusianer tentang petualangan dan pengalaman awal saya bersama buku yang ditulis Mark Manson itu.

Dari judulnya saja sudah unik, bab 1 judulnya jangan berusaha, bab 2 kebahagiaan itu masalah, bab 3 anda tidak istimewa, dan hingga bab 9 judulnya sangat tidak biasa.

Kalau dibaca dan diterjemahkan secara biasa isinya berisi hal yang pesimis, tetapi saya yakin buku ini pasti out of the box dan isinya tidak seperti anggapan kalau isinya berisi hal negatif dan pesimis. Apalagi di covernya dituliskan Buku Laris verdi New York Times dan Globe and Mail.

Ternyata benar baru beberapa halaman stabilo sudah saya goreskan karena ada ungkapan kuat yang buat saya sangat bagus.

Di ceritakan ada seseorang yang ingin jadi penulis (Charles Bukowski) tetapi hingga di usia 50 tahun dibayangi alkohol, narkoba, juri dan prostitusi. Hingga di satu titik dapat kesempatan dari sebuah penerbit kecil dengan memberikan satu kesempatan dan diambil oleh Bukowski. Lalu disimpulkan atas apa yang dilakukannya, saya kutipkan kalimatnya.

"Dan keberhasilan bukan hasil kegigihannya untuk menjadi seorang pemenang, namun dari kenyataan bahwa ia tahu kalau dirinya pecundang, menerimanya, dan kemudian menulis secara jujur tentangnya. Ia tidak pernah mencoba untuk menjadi selain dirinya sendiri."

Lebih lanjut dikatakan," Kecerdasan dalam tulisan Bukowski bukan soal memanfaatkan peluang luar biasa atau mengembangkan dirinya menjadi sastrawan yang gemilang tetapi ia hebat karena kemampuan sederhananya untuk jujur pada diri sendiri dan setulusnya..."

Saya dapat pelajaran besar disitu terutama dikaitkan dengan kesukaan menulis bahwa saat menulis harus jujur dan tulus tanpa harus merasa takut bahwa tulisan yang dibuat jelek, sederhana, sedikit manfaatnya, dan ketakutan lain yang menyebabkan sebagai pengerem kegiatan menulis.

Buat saya seru petualangan bersama buku Mark Manson ini. Rencananya sih ingin dibuat beberapa tulisan membicarakan petualangan dari awal sampai akhir saat membacanya. Mudah-mudahan bukan hanya sebagai wacana.

Terima kasih untuk Gurusianer yang sudah berkenan membaca dan mampir di artikel saya. Semoga kita semua diijinkan agar selalu bisa belajar yang ilmunya menjadi amalan sholih karena ditranfer dan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Alhamdulillah

Karla Wulaniyati untuk Gurusiana