Karnain Abidin

Lahir di Rupe (Bima) pada tanggal 27 Juni 1971, Pendidikan: S1 PLB Universitas Negeri Makassar (UNM) 2000, S2 PIPS Kanjuruhan Malang (Unikama) 2016, Mo...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jalan Santai Sambil Silaturahmi
Suasana kompleks setelah malam hari. Dokpri

Jalan Santai Sambil Silaturahmi

#TantanganGurusiana

Sudah lima hari saya dan istri berada di Mataram, ibukota Provinsi NTB. Selama itu belum ada aktivitas fisik yang berarti. Kalaupun kami keluar, misalnya ke pantai, ya naik mobil. Ke klinik atau ke dokter juga naik mobil.

Selama lima hari itu kami menginap di rumah keponakan, di sebuah kompleks perumahan di Lombok Barat. Karena keponakan dan suaminya pada kerja, Kamilah yang menggantikan jaga rumah. Setiap hari paling-paling main di rumah bersama cucu yang masih berumur dua setengah tahun.

Tadi siang setelah bangun tidur dan shalat ashar bingun harus kerja apa. Merasa suntuk dengan suasana yang monoton, iseng saya ajak istri untuk keluar rumah. Istri saya pun langsung mengiyakan. Mulailah kami keluar rumah dengan mengajak serta cucu.

Awalnya bingung juga mau jalan ke mana. Soalnya lingkungan di sini belum kami hafal. Orang-orang pun belum ada yang dikenal.

"Ke mana," tanya istri saya.

"Yang penting kita jalan dulu. Kuat, nggak?" tanya saya pada istri. Sebenarnya saya khawatir dengan keadaannya. Takut ndak kuat jalan, terus minta gendong. Kan berabe. Belum lagi ada cucu yang setiap saat mungkin minta gendong juga.

"Insyaallah kita coba dulu. Kalau nggak kuat nanti kita istirahat," katanya meyakinkan saya.

Awalnya kami jalan ke arah timur. Melewati 4 blok. Kemudian belok ke utara, lama sekali. Entah berapa blok yang sudah terlewati hingga kami sampai di sebuah lapangan.

Untunglah, dua orang teman jalan saya, nenek dan cucu, belum ada yang minta digendong. Cucu saya hanya minta naik ayunan.

" Kek. Aku mau naik ayunan," pinta cucu saya. Dengan senang hati saya iyakan. Kebetulan kaki sudah mulai pegal-pegal.

Setelah puas dari sana, kami melanjutkan jalan santai. Masih meneruskan ke arah utara beberapa blok lagi hingga sampai di jalan buntu. Batas perumahan dengan persawahan.

Oh, ya. Orang-orang di kompleks sini ternyata ramah-ramah. Setiap kami melewati orang yang yang sedang duduk di depan rumah, pasti kami disapa duluan.

"Tabik..."

"Mampir, Pak!

"Nggih, terima kasih. Mari pak," sedapat mungkin saya mencoba beradaptasi dengan cara bertutur orang-orang di sini.

Begitulah, sudah hampir setengah jam kami jalan, walau sering berhenti karena cucu selalu minta main di setiap tempat yang menarik hatinya.

Lumayan, setelah tiga puluh menit jalan santai keliling kompleks kamipun kembali ke rumah. Sambil menjelajahi lingkungan, sudah banyak pula warga warga yang kami sapa. Walau hanya sekedar basa-basi. Keringat dapat, silaturahmi juga jalan.

***

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post