#TantanganGurusiana

Pulang dari kebun sore tadi saya langsung shalat Maghrib. Sudah terlambat sih sebenarnya. Karena azan Maghrib sudah terdengar saat di jalan. Jadi, tidak ada lagi waktu untuk santai.

Beberapa saat setelah itu saya hendak bersiap-siap untuk makan malam. Rencananya, setelah itu baru akan saya lanjutkan pekerjaan yang sempat ditinggalkan sebelum berangkat ke kebun. Saya sudah berjanji akan menyelesaikan draf program kerja yang akan dibawa di rapat besok pagi.

Perangkat gawai saya sudah menunjukkan aba-aba kurang daya. Baterainya tinggal 10 persen. Kalau tidak segera diisi dayanya, maka kurang dari setengah jam kemudian akan mati.

Baru saja hendak memegang kabel penyambung daya tiba-tiba dunia menjadi gelap. Listrik padam. Makan malam pun hanya diterangi lampu senter.

Pukul 9 malam belum ada tanda-tanda. Sambil menunggu listrik kembali menyala saya baring-baring di ruang keluarga. Laptop sudah saya siapkan di tempatnya supaya begitu lampu menyala saya bisa langsung kerja.

Ternyata ada yang tidak kalah risaunya dari saya. Istri dan anak saya yang bungsu pun sudah ngomel-ngomel. Kalau listrik mati dalam waktu yang lama berarti mereka alpa nonton televisi malam ini. Mereka kehilangan cerita satu episode sinetron kesukaannya.

****

Bima, 12 Februari 2021

Salam literasi