Hai virus corona, engkau sungguh membuatku depresi. Bukan depresi karena bentuk mu melainkan dampak mu bagi kami kaum pelajar yang tak seberapa ini. Kau tau hari ini kami belajar daring beberapa mata pelajaran mengikuti les disekolah. Semua menuntut kami untuk mengerjakan tugas dimana akan dikumpul dengan batas waktu hari itu juga. Diajari disekolah saja kami tudak mengerti apalagi dengan daring yang hanya nonton video kemudian tugas. Stres bukan. Kami bukan robot yang bisa mengerjakan sana, sini dan otak kami bukan hanya melulu dengan tugas saja kapan lagi otak kami untuk berkembang dengan menu yang lainnya. Dirumah saja sangatlah mmbosankan ditambah kelihatan santai tetapi beban tugas ini cukup melelahkan. Otak kami bukan seperti Albert Einstein bukan juga Thomas Alfa Edison tapi kami anak didik yang masih butuh istirahat, bermain, bercengkrama dengan keluarga dirumah. Ampuni kami dimana otak kami ngak mampu.

Kami tahu bahwa ini semua demi kebaikan kami dan ini untuk masa depan kami. Berat rasanya harus melihat Orangtua kami harus tetap banting tulang agar kebutuhan kami terpenuhi, terlebih pembelajaran online ini yang menuntut kami harus selalu sedia kuota yang memakan biaya yang tak sedikit. Ingin rasanya mengadu dan memberontak, tapi pada siapa??? Pemerintah sedang kesulitan memikirkan rakyat dan ekonomi negara, para buruh terlalu pusing memikirkan kondisi keuangan mereka, guru selalu berusaha untuk siap menjalankan pembelajaran yang telah diperintahkan atasan, semua sibuk semua bekerja, tenaga medis sibuk mengobati pasien pasiennya, semua sibuk dan semua merasakan kesusahan. Pada siapa kami dapat mencurahkan isi hati ini? Kami hanyalah pelajar.

corona , oh corona seperti itulah kehidupan kami karena dampak mu. Tolong jangan menertawakan kami manusia ini yang hanya menyalahkan orang sesama kami. Sudahlah cukup engkau membuat kami seperti ini, mengertilah dan ampuni kami. Kami ingin melihat indahnya ciptaan Tuhan, melakukan yang terbaik bagi keluarga kami, berdamai dengan sesama kami manusia sehingga senyum itu kembali datang. Ini saja cukup kan???

Penulis : Febrianto Manik, Angelica Elsa, Steven Sirait