Halo! sebelumnya perkenalkan nama saya Kartika Dewi Kusumawardhani, biasanya orang-orang memanggil saya Tika. Saya sudah menulis dari saya masih kecil, dan ada cerita dibalik itu semua. Jadi begini ceritanya, saya merupakan anak yang pendiam dan pemalu, saya juga anak yang sulit menyampaikan emosi dan perasaan yang saya rasakan. Melihat itu semua, saat itu ibu saya mulai khawatir karena saya benar-benar anak yang pendiam. Sehingga ibu saya, berinisiatif untuk membelikan saya sebuah buku Diary dan menyuruh saya untuk menuliskan apa saja yang terjadi, dan perasaan apa saja yang saya rasakan setiap hari di dalam buku Diary. Dari situ saya terbiasa menulis.

Bagi saya menulis adalah waktunya saya untuk melampiaskan segala emosi yang saya tidak bisa tunjukkan ke orang-orang disekeliling saya. Ya, saya memang orang yang tertutup. Menulis merupakan tempat terbebas saya untuk berekspresi. Karena saya sering kali kesulitan untuk menunjukkan perasaan saya, banyak ketakutan yang timbul jika saya menunjukkan emosi saya, seperti takut orang lain terluka, takut membuat orang tidak nyaman dan banyak pertimbangan-pertimbangan yang saya takutkan jika saya menunjukkan emosi saya.

Tapi untungnya Ibu saya menyelamatkan saya, dengan menulis setidaknya bisa meringankan pikiran saya yang terlalu berisik. Selain menulis catatan sehari-hari, saya juga suka menulis fiksi seperti sebuah cerita pendek atau sebuah puisi. Ibu saya merupakan kritikus di setiap karya-karya saya. Ia sangat mendukung kesukaan saya terhadap dunia tulis-menulis. Suatu hari, tepatnya empat tahun yang lalu Ibu saya berpulang. Saya sangat sedih karena saya tidak hanya kehilangan seorang ibu, tetapi saya juga kehilangan seorang yang mendukung saya untuk berkembang di dunia tulis-menulis.

Waktu bergulir, tiba saatnya saya untuk menentukan kemana selanjutnya saya harus berlayar setelah selesai studi di sekolah menengah atas. Ketika itu saya ingin sekali berkuliah di jurusan Sastra Indonesia. Karena saya ingin mengembangkan kesukaan saya terhadap dunia tulis-menulis, namun di keluarga saya tidak ada yang paling mengerti akan kesukaan saya tersebut selain ibu saya. Saat itu saya disarankan oleh Ayah saya untuk melanjutkan studi saya ke arah bidang kesehatan. Sampai akhirnya saya diterima di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Awalnya saya sempat bingung harus bagaimana saat menjalani masa-masa perkuliahan nanti, namun hal itu terjawab seiring waktu berjalan. Ternyata mimpi saya mengembangkan hobi saya di dunia tulis-menulis bisa terus berjalan. Di kampus saya bertemu dengan wadah untuk dapat mengembangkan hobi saya. Dan saya merasa seperti Tuhan telah menyisipkan saya sebuah misi untuk bisa menyuarakan kesejahteraan hewan dan dunia veteriner melalui tulisan yang saya buat.