PEMENANGKAH ATAU PECUNDANGKAH KITA?
DENGAN ILMU HIDUP MENJADI MUDAH
DENGAN SENI HIDUP MENJADI INDAH
DENGAN AGAMA (SPIRITUAL) HIDUP MENJADI BERMAKNA
(Prof Dr. Mukti Ali)
Sahabat sekalian, kalau kita sadari ternyata ketika kita diciptakan dan dilahirkan kedunia ini, bukan karena kecelakan atau sia-sia saja, melainkan melalui sebuah proses perjuangan. Dimana dari sekian ribuan sel sperma hanya satu yang lolos dan berhasil masuk ke sel ovum, dan itulah yang nantin kelak lahir kemuka bumi menjadi seorang manusia. Naluri persaingan dan ingin terdepan sudah ada dalam diri kita, menjadi sebuah pendorong untuk terus bergerak kedepan.
Sahabat sekalian, hidup didunia adalah gelanggang pertarungan yang semuanya butuh perjuangan masalah menang atau kalah, berhasil atau gagal merupakan hal biasa. Dan untuk pemenang atau pecundang mereka pasti mengalami peritiwa tersebut,untuk yang pemenang bukanlah orang yang selalu menang. Tapi ia adalah orang yang tak pantang menyerah. Setiap kali pemenang ia gagal atau kalah maka ia selalu belajar dari kekalahan atau kegagalan tersebut dan selalu berusaha terus untuk bangkit dari keterpurukannya sehingga ia bisa menjadi pemenang. Sementara kalau si pecundang yaitu setelah kalah ia tidak mau mencoba lagi dan menyatakan dirinya sudah kalah. Sahabat sekalian, sang Pemenang selalu percaya akan potensi dirinya yang bisa, walaupun ia berhadapan dengan kekalahan atau kegagalan. Ia tidak pernah menyerah, tidak akan mau berhenti. Andaikan ia gagal ia akan terus mencoba untuk bangkit dan bangkit lagi. Misalkan jika kita mendapatkan nilia hasil ulangan yang jelek, maka kita terus mencoba perbaikan melakukan remedial meskipun berkali-kali supaya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Atau jika kita mengikuti sebuah perlombaan, olimpiade atau sejenisnya dan menemui kegagalan maka menjadi sebuah pembelajaran untuk kedepannnya persiapannya harus lebih baik dan lebih siap mengikuti perlombaan.
Sahabat sekalian, terkait mental pemenang ini kita bisa belajar pada sosok Thomas Alva Edison, Karena dianggap bodoh pada masa kecilnya, maka sejak usia 7 tahun Edison dikeluarkan dari sekolah oleh orang tuanya untuk belajar sendiri di rumah. Pada usia 12 ia mulai berjualan koran dan buah-buahan di kereta api, sambil terus belajar secara mandiri melalui bahan bacaan buku dan percobaan-percobaan kecil di rumahnya. Edison kerap disebut tuli. Padahal ia bukan sama sekali tidak bisa mendengar, namun memiliki kesulitan untuk mendengar secara sempurna. Ada yang menyebut karena demam ketika ia masih kecil serta beberapa kali infeksi bagian tengah telinga yang tidak diobati. Ada juga yang menyebutkan karena telinganya dipukul kondektur kereta api ketika laboratorium kimianya di gerbong barang terbakar.
Sahabat sekalian, Edison Terus Belajar dan setelah 9.955 kali eksperimennya disebut orang telah 'GAGAL', akhirnya ia menemukan sebuah cara yang berhasil untuk menyalakan lampu pijar yang berfungsi dengan sempurna,Bayangkan seandainya ia berputus asa, dan MENYERAH pada eksperimennya yang ke-9955, dan berfikir bahwa penelitiannya adalah sia-sia belaka, maka tak akan ditemukan bola lampu. Inilah contoh real seorang pemenang. Mari kita hadirkan dalam jiwa-jiwa kita karakter pemenang yang selalu optimis, pantang menyerah, yakin dan tentunya memiliki daya juang dan daya guna yang yang dapat membuat diri kita dari biasa menjadi luar biasa. Semangat !
Oleh : Karyadi (Guru BK SMKN 1 Gunungputri)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
memilih menjadi pemenang adalah keharusan dalam kehidupan yang singkat ini ....