MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Belajar dilakukan manusia supaya dapat menghadapi perubahan lingkungan. Bloom menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga kategori, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif terdiri pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari peran guru. Guru sebagai fasilitator dan motivator sangat diperlukan pada pembelajaran. Pembelajaran mata pelajaran Matematika diharapkan berlangsung aktif, kreatif dan berpusat pada siswa. Guru diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa menjadi aktif dan kreatif, serta gemar melakukan latihan soal, sehingga keberhasilan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar meningkat.
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa karena keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip dalam belajar. Belajar tidak akan terjadi jika siswanya tidak aktif. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah Think-Pair-Share. Dalam pembelajaran model Think-Pair-Share, siswa berpikir secara individu, dilanjutkan diskusi berpasangan dengan teman sebangku dan dialnjutkan sharing atau berbagi dengan teman sekelas melalui presentasi. Dengan menerapkan model Think-Pair-Share siswa menjadi aktif, kreatif, menyenangkan dan diharapkan efektif dalaam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Think-Pair-Share atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa (Trianto, 2010). Sedangkan menurut Suyatno (2009), Think-Pair-Share adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplinsit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Dapat disimpulkan bahwa Think-Pair-Share adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tahap thinking (berfikir), pairing (berpasangan), dan sharing ( berbagi).
Tujuan model Think-Pair-Share tidak jauh berbeda dengan tujuan dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Nurhadi (2004) tujuan model Think-Pair-Share adalah untuk meningkatkan penguasaan akademik, dan mengajarkan keterampilan sosial. Selanjutnya menurut Trianto (2010) tujuan model Think-Pair-Share adalah meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dapat disimpulkan bahwa tujuan model Think-Pair-Share adalah untuk meningkatkan penguasaan akademik, mengajarkan keterampilan sosial dan membantu siswa dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, serta meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Penerapan model Think-Pair-Share dapat memberi waktu kepada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling bantu. Penelitian penerapan pembelajaran model Think-Pair-Share telah dilakukan oleh bebrapa peneliti. Disimpulkan bahwa pembelajaran think pairs share dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Wulandari & Widodo, 2013, Lasmiyatun & Saptaningrum, 2014).
Sintaks model Think-Pair-Share ada 3 langkah utama, yaitu think (berpikir secara individu), pair (berpasangan), dan share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas) (Trianto, 2010, Suyatno, 2009, Nurhadi, 2004).
1. Think (berpikir)
Guru pada tahap think mengajukan suatu pernyataan atau masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, siswa ditugasi untuk berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Dalam menentukan batasan waktu pada tahap ini guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Kelebihan dari tahap ini adalah adanya teknik “time” atau waktu berfikir yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir mengenai jawaban mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu, guru dapat mengurangi masalah adanya siswa yang berbicara, karena tiap siswa memiliki tugas untuk dikerjakan sendiri.
2. Pair (berpasangan)
Guru pada tahap pair menugasi siswa untuk berpasangan dan diskusikan mengenai apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama proses ini dapat menghasilkan jawaban bersama. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil yang didapat menjadi lebih baik karena siswa mendapat tambahan informasi dan pemecahan masalah yang lain.
3. Share (berbagi)
Guru pada tahap share menugasi pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan yang lain atau dengan seluruh kelas. Pada langkah ini akan menjadi lebih efektif apabila guru berkeliling dari psangan satu kepasangan yang lainnya. Tahap share (berbagi) merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumny, dalam arti bahwa langkah ini menolong semua kelompok untuk menjadi lebih memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok lain.
Sintaks model Think-Pair-Share yaitu dengan memberikan suatu masalah kepada siswa sehingga siswa berpikir sendiri tentang masalah yang telah diberikan, kemudian siswa diminta duduk berpasangan untuk mendiskusikan masalah yang telah diberikan, selanjutnya masalah yang telah didiskusikan tersebut dipresentasi/ditampilkan di depan kelas agar siswa bisa berbagi dengan siswa yang lain tentang apa yang telah didiskusikan. Pada kegiatan ini guru akan berkeliling dari pasangan yang satu ke pasangan yang lainnya untuk menerima dan memantau laporan dari siswa tentang apa yang telah mereka diskusikan.
Berikut disajikan skenario pembelajaran pada mata pelajaran matematika kelas IX semester 1 materi peluang dan frekuensi harapan.
1. Standar Kompetensi
4. Memahami peluang suatu kejadian
2. Kompetensi Dasar
4.2 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.
3. Indikator
a. Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan.
b. Menghitung frekuensi harapan pada suatu percobaan.
4. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share (TPS) dengan media alat peraga.
2. Siswa dapat menghitung frekuensi harapan pada suatu percobaan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share (TPS) yaitu menggunakan media alat peraga.
5. Materi Ajar
Peluang dan Frekuensi Harapan
6. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, percobaan, diskusi dan tanya jawab
Model Pembelajaran : Think, Pair and Share (TPS)
7. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks
Think-Pair-Share
Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
Fase Pendahuluan (Thinking)
1. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Siswa diberi memotivasi dengan memberitahu bahwa materi ini selalu keluar di Ujian Nasional.
3. Siswa diberi apersepsi dengan pertanyaan sebagai berikut: (Thinking)
a. Dua puluh lima kartu diberi angka 1, 2, 3, …, 25. Kartu tersebut dikocok. Kemudian diambil kartu secara acak (setiap pengambilan kartu, dikembalikan lagi). tentukan ruang sampel, titik sampel, dan peluang masing-masing titik sampel
b. Dari soal nomor a. di atas, berapakah jumlah kartu yang bernomor ganjil? Berapa pula jumlah kartu yang bernomor genap?
4. Guru menyajikan gambaran sekilas materi dan melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengenalkan pengertian peluang dan frekuensi harapan (Thinking).
15 menit
Fase Pairing and Sharing
1. Guru membagikan bahan atau alat yang diperlukan (mata uang, dadu dan kartu bridge) untuk melakukan percobaan dan LKS “PELUANG DAN FREKUENSI HARAPAN (lampiran 2).
2. Siswa memperoleh penjelasan dari guru tentang materi peluang dan frekuensi harapan.
3. Siswa dikondisikan untuk berpasangan (pair) dengan teman sebelahnya (Pairing).
4. Setiap pasang mengutarakan (share) hasil pemikirannya masing-masing dengan melakukan percobaan menggunakan dadu, uang logam dan kartu bridge. (Sharing)
5. Setiap pasangan (kelompok) melakukan percobaan.
6. Ketika siswa melakukan kegiatan tersebut, guru berkeliling kelas guru untuk mengamati keaktifan siswa dalam berdiskusi dan membantu siswa jika terdapat kesulitan.
7. Beberapa pasangan mempresentasikan hasil diskusi atau analisanya (Sharing).
8. Kelompok yang mempresentasikan diberi penghargaan.
9. Guru memberikan penguatan terhadap apa yang telah dipresentasikan siswa dan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
90 menit
15 menit
40 menit
Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi peluang dan frekuensi harapan yang baru saja dipelajari
2. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa
3. Guru memberikan jurnal belajar kepada siswa terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk koreksi pembelajaran selanjutnya.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
40 menit
8. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber Belajar
1) Buku BSE “Mudah Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan kelas IX” (Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti).
2) Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya 3 (Ponco Sujatmiko)
3) Mandiri Matematika untuk SMP/MTs kelas IX (Kurniawan)
4) Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika SMP.
b. Media atau Alat
LKS, uang logam, dadu, kartu bernomor dan kartu bridge
9. Penilaian
a. Teknik Penilaian : tes dan non tes
b. Bentuk Instrumen : Soal uraian, lembar observasi
Model Think-Pair-Share dapat diterapkan pada mata pelajaran Matematika. Sintaks model think Pair share mencakup 3 langkah utama, yaitu think (berpikir secara individu), pair (berpasangan) dan share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas. Pada tahap think, guru mengajukan masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, siswa ditugasi untuk berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahap pair (berpasangan), guru menugasi siswa untuk berpasangan dan diskusikan mengenai apa yang telah mereka pikirkan. Pada tahap share (berbagi), guru menugasi pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan yang lain atau dengan seluruh kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi, B. Y., & Senduk, A. G. (2004). Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Pres.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Surabya: Masmedia Buana Pustaka
Trianto. 2010.Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.
Wulandari, R., & Widodo, A. T. (2013). Pembelajaran Think Pair Share Berbasis Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 7(1).
Lasmiyatun, L., & Saptaningrum, E. (2012). Implementasi Macromedia Flash dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 3(1).
Khamid, K. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Think Pair Share Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, (2).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
makasih bunda sama-sama. salam kenal
Tulisan yang sangat bagus dan bermanfaat bunda. Terima kasih sharing ilmunya. Sukses selalu