Sejak pendaftaran P3K dibuka, pelamar sudah mempersiapan berkas yang dibutuhkan. Terutama tenaga sukarela yang sudah lama mengabdi. Seperti hal Ibu Ani dari desa. Setelah mengetahui bahwa pendaftaran P3K terbuka, beliau bolak balik ke ibukota kecamatan. Tujuannya untuk mencari jaringan dan siapa yang bisa mendaftarkannya.

Jauh hari sebelum pendaftaran dibuka, belaiu sudah menitip berkasnya untuk discan. Setelah membuat akun pendaftaran, beliau ke rumah lagi. Tujuannya ingin login dengan akun yang telah dibuat. Apa daya pada langkah ketiga terhadang koneksi NIK tidak cocok yang ada di dapodik. Ibu Ani terdaftar di dapodik salah satu SD paling utara kecamatan Enrekang, dan masuk kategori terpencil. Hari pertama belum membuahkan hasil. Saya terus memberikan motivasi bahwa, ketika akan sukses pasti jalan tidak selamanya mulus. Kadang berbatu, menanjak, menurun dan licin. Itulah usaha. Tidak selamanya berjalan sesuai rencana.

Ibu Ani terpaksa harus ke ibukota Kabupaten, di kantor Dukcapil setempat. Beliau Kembali ke rumah berharap bisa mendaftar. Tapi masalahnya masih sama. Setelah diperiksa secara seksama, ternyata ijazah ibu Ani belum diverval di dapodiknya. Saya mengikuti petunjuk yang ada di akun. Dengan mengapload ijazah sesuai permintaan, system memerintahkan untuk menunggu 3 x 24 jam. Berarti selama 3 hari. Sesuai janji aplikasi pendaftaran bahwa 3 hari silahkan dicek. Subuh hari saya cek, ternyata sudah bisa lanjut ke pengisian data diri. Dilanjutkan dengan mengapload beberapa berkas yang dibutuhkan. Sukses pendaftaran. Ibu Ani mulai tersenyum. Salam literasi