Kasih Ibu Sepanjang Masa (Lomba Menulis Periode Januari 2021)
Kasih Ibu, Kepada Beta
Tak Terhingga Sepanjang Masa
Hanya Memberi Tak Harap Kembali
Bagai Sang Surya Menyinari Dunia
Begitulah lirik lagu kesukaanku waktu kecil. Menggambarkan kasih sayang seorang ibu. Kasih ibu tiada tara. Kasihmu tidak habis ditulis dengan kata-kata. Bahkan sudah habis tinta pena menulis pengorbanan dan kasih sayangmu. Tapi belum habis ide yang akan dituliskan.
Karena ibu lahirlah Perdana Menteri, Raja, Presiden, Anggota DPR, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah dan guru. Bahkan seluruh manusia yang lahir ke permukaan bumi ini, adalah jasa seorang ibu. Ibulah memberi warna kehidupan bayi mungil tanpa apa-apa. Warna yang biasa disebut fenotip yang ada pada diri anak adalah coretan-coretan seorang ibu. Berbagai kisah inspiratif bagaimana perjuangan seorang ibu membesarkan anaknya. Siapa yang tidak kenal Prof.DR,Ing.BJ.Habibi Presiden ketiga RI? semua orang tau bahwa dia adalah orang jenius. Tapi tidak semua orang tau bagaimana kisah ibu Tuti Marini Puspowardo mendidik dan memberi warna kehidupan Habibi sehinggan jadi presiden. Menjadi manusia super jenius. Seperti yang ditulis Nurinwa Ki S Hendrowinoto dalam bukunya “Ibu Indonesia Dalam Kenangan”.
Pada suatu hari Habibi kecil sakit. Karena kurangnya dokter. Habibi di bawa ke Bau Djondo Kalimullah dan sembuh. Bahkan Ibu Tuti rela “menjual” Rudi panggilan kecil Habibi. Sebagai ibu yang taat memegang prinsip agama yang dianutnya tidak rela habibi “dijual”. Ini semata-mata dilakukannya demi kesembuhan belahan jiwanya. Setamat SD ibunya Mengirim Habibi sekolah SMP ke Bandung, Ketika Ibunya masih di Sulawesi. Menyekolahkan Anak delapan orang sepeninggal suami tersayang bukan perkara muda buat ibu Tuti. Semasa kuliah di ITB Habibi dikirim ibunya untuk sekolah ke Jerman. Dengan biaya sendiri. Ini dilakukan untuk menunaikan wasiat sang suami.
Mungkin ibu saya tidak sehebat ibu Tuti. Tapi semangat untuk memberikan warna kehidupan anaknya tidak kala dengan ibu Tuti. Tamat SD keempat anak perempuannya di kirim ke kota untuk menempuh pendidikan SMP hingga sarjana. Bahkan sampai mendapatkan pekerjaan. Ini semua dilakukan oleh ibu hebat yang penuh inspirasi. Engkau adalah wanita hebat tak memiliki ijazah apapun, tapi membuatkan patron dan pola anakmu mendapatkan berbagai ijazah.
Saya teringat ketika engkau menyekolahkan anak-anakmu ke jenjang S1. Orang kampung menggunjing dan mencibirmu. Lebih baik kamu beli ikan dan pakaian, daripada buang-buang uang untuk menyekolahkan anakmu. Tidak mungkin jadi pegawai, kita tidak punya keluarga pejabat. Menyekolahkan anak saat suami sedang sakit, dibutuhkan hati Tangguh seorang ibu. Tanggungjawab bapak berpindah sementara waktu. Pagi-pagi buta sudah memberi makan ternak sapi yang merupakan pekerjaan bapak sebelum sakit. Menjadi tulang punggung keluarga, yang memiliki peran ganda. Ini semuanya ibu lakoni tanpa pernah mengeluh. Hatimu tetap berwarna dalam keadaan apapun. gunjingan dan cibiran orang kampung, engkau abaikan. Kami anak-anaknya saling mensupport. Kelak dengan izin Allah, SWT kita akan buktikan. Memang sekarang belum bisa pegawai, karena masih proses pendidikan. Tidak mungkin Kadu yang yang jadi guru, karena kami yang sekolah. Kelak kami berjanji akan membuktikannya. Janji Allah terkabulkan. Alhamdulillah empat anakmu jadi PNS.
Di usia yang sudah senja warna cinta dan kasih sayangnya tetap indah tak pernah usang. Seindah bulan purnama, seterang cahaya lampu seratus watt. Tetap menjadi bank konvesional tanpa Bunga di saat cucu membutuhkan keperluan sekolah. Ini dibuktikan dengan mengunjungi cucu dan cicitnya jika ada kesempatan. Membawa hadiah buat mereka sebagai bentuk cinta dan kasih sayangnya. Warna kasihmu sepanjang masa, tetap berwarna indah.
#LombaMenulisPeriodeJanuari2021
BIODATA
Kasmiati, S.Pd, M.Si, Lahir di Lapin Enrekang, 14 Maret 1976, Pemerintah menugaskan sebagai PNS sejak 2005 di SMK Negeri 2 Enrekang, dan Sejak 2015 dipindah tugaskan sebagai Guru SMAN 10 Enrekang SulSel . Tahun 2011 menjadi Finalis Guru SMK/SMA berprestasi tingkap Propinsi SulSel. Tahun 2019 sebagai finalis guru berprestasi SMA tingkat Nasional.
Penulis bergabung dengan Media Guru pada bulan Desember 2020, menerbitkan 1 buku tunggal dan 1 buku antologi berkolaborasi dengan Guru SMA/SMK se Kabupaten Enrekang.
Penulis dapat dihubungi melalui email:[email protected], WA 082347159734


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Keren Bangets
keren..... sempat sedih membacanya... memang kalo cerita ttg ibu sungguh membuat hati menjadi terharu/
Mantap keren bangat Ibu