Lebaran tanpa Emak

Kasnida

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, gema takbir berkumandang di seluruh sudut nagari Batu Basa, bahkan suara takbir dari desa lain juga ikut mengisi ruang ruang waktu yang dihembuskan oleh anggin Sepoi pagi ini.

Meski, pemerintah mengumumkan 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu tanggal 22 April, tidak mengurangi semangat dan kebahagian penduduk nagari Batu Basa untuk memeriahkan hari kemenangan ini.

Kali ini pelaksanaan sholat idul Fitri dilaksanakan di Masjid, dalam rencana panitia akan dilaksanakan di lapangan, namun lapangan tersebut sedang berisi berbagai macam alat bangunan, kebetulan, pengurus berencana membangun mesjid yang termegah di Kabupaten Tanah Datar, usaha mereka baru bisa menyelesaikan persen tonggak, dan tinggal 6 buat tonggak lagi, keberadaan tinggal ini bertepatan di rumah salah seorang penduduk, maka dari itu, masjid harus mengalih rumah warga yang di rumahnya akan menjadi pondasi bangunan masjid, usaha demikian hampir selesai, rumahnya tinggal perapian dari segi cat dan Pancoran halaman sekitar satu Minggu lagi, maka setelah itu, pengurus akan kembali menyelesaikan 6 tinggal yang sedang berbengkalai, dana yang dihabiskan untuk satu tinggal mencapai 18 juta .500 ribu dan slotnya 1 m sebanyak 1.juta 700 ribu rupiah.

Hari yang penuh berkah ini dimanfaatkan pengurus untuk menguras kantong jamaah, sehingga pelaksanaan sholat sedikit tertunda.

Dari awal panitia sudah berusaha untuk mengkondisikan agar pelaksanaan sholat bisa di lapangan, Namaun usaha mereka tidak membuahkan hasil, maka di putuskan untuk tahun ini pelaksanaan sholat idul Fitri di masjid saja.

Ditengah khutbah yang disampaikan ustadz Afrizal air mata mengalir deras di pipi, sulit untuk menghentikan. Isi khutbah tentang merawat cinta kasih kepada kedua orang, mendoakan mereka, semua yang disampaikan memancing emosi ku mengeluarkan air mata, terbayang indahnya saat masih almarhum ibu masih hidup, dia selalu curhat padaku, namun kali ini hanya wajahnya dan kirim doa yang bisa menghibur hatiku. Ya Allah lapangkanlah kuburan kedua orang tuaku, tahun pertama mencoba merayakan idul Fitri tanpa kehadiran ibu di sisi, setiap bersalaman dengan kaum ibu yang sering bersama emak, air mata ini mengalir deras. Terbayang mereka sering bercanda, mengadu nasib akan perilaku anak anak mereka, ibu Nuruni salah satu orang yang sering memancing air mataku, dia sering menyebutkan nostalgianya bersama emak. Aku sudah mencoba menahan air mata ini, kali ini tidak bisa ditahan lagi

Isi khutbah khatib, dia anak yang Sholeh yang bisa menjaga kedua orang tua di alam kubur, kirim sedekah dan amalan lain yang dikirimkan oleh anak anaknya, aku berupaya mewujudkan semua itu, agar bisa membantu emak dan ayah di alam sana, mereka begitu menjadikan diriku tempat bersandar pada akhir akhir hidupnya, ya Allah semoga apa yang ku kirimkan kepada mereka bisa menyejukkan dan memberi kebahagian bagi kedua orang tua, terkadang terbesit di hati, apakah betulkan aku bisa menjadi yang Sholeh bagi kedua orang tua ku

Ya Allah berilah aku kekuatan, aku tidak mengerti mengapa di saat air mata ini mulia mengalir, sedih datang menjadi kelemahan bagi diriku, sulit membangkitkan kembali.bila sempat hati bersedih, banyak hal.lain yang datang menghantui

Ya Allah kuatkanlah hatiku seperti karang di lautan, pohon kelapa yang tetap kuat saat diterjang angin badai. Panjangkan usiaku, mudahkanlah rezekiku, agar bisa mewujudkan semua impian kedua orang tua, mengirimkan hadiah terindah buat mereka setiap saat.

Terasa begitu. Erat beban yang dipikul tanpa kehadiran emak di sisiku, 2 bulan 16 hari, emak tanpa enak di sisi, selama itu juga, kurindu, setoran cerita dan deritanya yang selalu mengisi waktu istirahatku.

Selamat idul Fitri emak dan ayah, terimalah doa doa dan kirimkan sebagai hadiah terindahku padamu.

Allahumma firlahum, warhamhum, waafihi wakfuanhum .

Kasnida

Bagus basa 21 April 2021