Kas Pani

Ingin tetap menulis sampai tangan ini tak bergerak lagi....

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Masih Seperti yang Dulu

Aku Masih Seperti yang Dulu

Mungkin lirik lagu Dian Piesesha di era 80 an sangat tepat dan pantas dilebelkan kepada saya yang tidak pernah maju-maju dalam dunia penulisan. Mengapa ?

Sejak sekolah dasar, saya sudah suka membaca dan menulis. Aneka buku cerita saat itu saya lahap.

Di SMP sudah menulis beberapa pantun dan sebagai makelar surat cinta. Kok sebagai makelar surat cinta? Iya, saya diminta bantu oleh tema-teman sekelas menulis surat buat pacarnya.

Sebagai siswa pendidikan guru ( SPG ) rangsangan membaca semakin menggila, beberapa puisi, cerpen, dan artikel pun banyak lahir, sekalipun hanya dibaca sendiri dan teman sekelas.

Wow, masa kuliah pun beberapa tulisan telah dimuat di beberapa media massa. Dan sempat sesaat disebut sebagai penulis berbakat.

Tapi seiring berjalannya waktu. Hingga usia saya sudah kepala lima, lima puluh satu.Mengapa masih tetap sebagai penulis " kampung ", tidak ada perkembangan, satu bukupun belum pernah ditetaskan.

Barangkali ada benarnya seperti kata teman-teman. Ada sesuatu yang salah cara saya melatih diri sebagai seorang penulis. Saya sangat berbeda sekali dengan para maestro, penulis superior yang melatih diri mereka dengan jelas dan ketat. Sebaliknya saya menulis tak lebih seperti gerombolan cacing pita, yang menulis amatiran saja, kapan suka.

Makanya, jangan heran hingga hari ini saya masih tetap seperti itu-itu saja, masih seperti yang dulu, tak ada perkembangan,menulis hanya sebatas lokal. Kata orang, bagak di sangkak. Sebaliknya teman-teman yang dulunya sama-sama menulis telah melompat tinggi membubung ke langit tujuh. Sedangkan saya masih seperti yang dulu. Menulis semau gue, tak pernah fokus.

Saya miskin dan rendah motivasi. Tidak seperti Romeo dan Juliet dengan motivasi kuat mampu menghancurkan rintangan cinta mereka. Atau seperti Helen Killer, sekalipun buta dan tuli mampu menyelesaikan kuliahnya dengan prediket cum laude.

Sedangkan saya yang bermotivasi rendah ini, cuma karena ada rintangan kecil, terus berhenti atau mundur sebagai penulis. Yang paling menyenangkan mencari dalih atau alasan untuk malas menulis. Kalau begini, kapan mau jadi maestro kau Kas, berkhayallah.]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, Pak Kas muncul lagi. Suķses selalu dan barakallahu fiik

14 Aug
Balas

Iya bu Siti, mudah-mudahan tak menghilang lagi dengan bermacam dalih.Terimakasih.

14 Aug

Tulisan bapak Kas Pani renyah, semangat pak, semoga sukses selalu.

14 Aug
Balas

Semoga, Terimakasih.

15 Aug



search

New Post