Kas Pani

Ternyata waktu begitu cepat berlalu, lari bagaikan kilat. Kalau dari dulu aku tahu seperti itu, tentu tiada kesia-siaan dilakukan. Kas Pani, pengawas sekolah SM...

Selengkapnya
Navigasi Web
Benarkah Kita Sudah Sungguh  Sungguh Membenahi Pendidikan Ini ?

Benarkah Kita Sudah Sungguh Sungguh Membenahi Pendidikan Ini ?

 

Kadang saya berpikir dan bertanya di hati, apakah saya dan mereka yang terlibat menakhodai pendidikan di negeri ini benarkah sudah sesungguh hati membenahi pendidikan ini, ataukah hanya sebatas pencitraan seolah-olah sudah melaksanakan tugas, sudah bekerja, pada hal kinerja jauh dari memadai.

 

Atau barangkali, sesungguhnya kita benar-benar tidak tahu cara membenahi pendidikan, tapi berusaha seolah-olah pintar bener, sangat cakap menjadikan pendidikan bermutu.

 

Pertanyaan ini muncul, karena sejak saya menjadi guru resmi di tahun 1997 sampai hari ini persoalan pendidikan tidak bergeser dari itu ke itu saja. Soal mutu, pemerataan dan kesejahteraan guru, sekolah tak punya buku, mobiler belajar yang bergoyang seperti penyayi dangdut, laboratorium tak punya perlengkapan, dan tetek bengek lainnya.  Bahkan ada pejabat pendidikan yang memprovokasi dengan wacana nyeleneh, menceritakan jorok dan sembrautnya dapur pendidikan, tapi tak kunjung juga dibenahi, bicara doang belum pada aksi.

 

Ada di daerah, pejabat pendidikan, bukannya membenahi mutu, tapi justru memperkaya diri. Anggaran pendidikan yang miliaran digelontorkan ke sekolah ia rasakan ada jatahnya di sana. 

 

" Padi tidak tumbuh begitu saja. Ada kontribusi pihak lain sehingga  benih padi bisa jadi beras. " Begitu alasannya, sehingga ia minta jatah dari bantuan pemerintah yang ada di sekolah. 

 

Oh ala. Kalau semua pejabat pendidikan semua berpikir seperti ini, kapan maju dan bermutunya pendidikan negeri ini. 

 

Makanya, jangan heran mutu pendidikan jalan di tempat, kalau tidak dikatakan semakin menurun. Bingung deh.

 

Sebagai pengawas sekolah saya juga punya andil terhadap kurang bermutunya pendidikan. Betapa tidak, saya hanya bisa sebulan sekali berkunjung ke sekolah binaan di daerah ke pulauan.

 

Pada hal  terang benderang itu tugas saya. Dalih saya buatpun kurang logis, tidak ada biaya operasional. Pada hal saya bisa gunakan separoh gaji saya untuk biaya transportasi, penginapan dan konsumsi selama di sana. Toh, gaji saya juga sangat besar, tidak seperempatnya gaji pejabat BUMN atau pejabat negara lainnya. Dan saya pun tidak perlu iri dengan besaran gaji mereka. Bukankah mereka terlalu serius memikirkan dan cari solusi semberaut negeri ini.

 

Tapi, saya juga merasa heran, takjub. Mengapa kalau teman-teman di pejabat struktural merasa riang gembira saat ditugaskan berkunjung ke daerah ke pulauan atau daerah terpincil lainnya. Kelihatannya tak ada beban. Sangat gembira, bahkan gayanya seperti pelancong mancanegara saat berkunjung.

 

Rahasianya, ternyata mereka ada biaya perjalanan dinas ke sana. Pada hal kehadiran mereka sebentar, cuap-cuap, setelah itu minta tanda tangan blanko SPPD lalu pulang.

 

Bingung saya, tak perlu bingung sobat. Benarkah kita sudah sesungguh hati membenahi pendidikan ini ? Jawab sendiri dalam hati.

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalau boleh saya berpendapat, selama pendidikan hanya menjadi komoditas politik, maka jangan harap kualitas akan tercapai. Ibarat orang sibuk berdebat tentang kulit, tanpa menggarap esensi yang ada di dalamnya. BTW pada judul nampaknya kurang tanda sambung Boss, " SungguhSungguh."

21 Dec
Balas

Betul lupa tanda sambungnya.Terimakasih sdh diingatkan Boss Agus.

21 Dec

Jika semua menyadari , memulai dr yang terkecil dab terdekat.. Insyaallah sekecil apapun akan membawa perubahan sedikit demi sedikit... Salam sehat dan sukses Pak Pengawas...

21 Dec
Balas

Butuh kesadaran bersama. Terima kasih.

21 Dec

Wah, saya ikut bingung Pak Kas. Mau dibawa kemana pendidikan ini. Sukses selalu dan barakallahu fiik

21 Dec
Balas

Entahlah Bu Siti. Mudahmudahan ada jalan keluarnya.

21 Dec



search

New Post