Entah karena terlalu sering membaca tulisan Rhenald Kasali, lewat bukunya, opininya di media massa dan di Rumah Perubahan, saya jadi tertular pula virus DNA perubahan dari sang maha guru ilmu manajemen FE UI ini.

Api provokasinya ( tentu yang positif ) telah menghidupkan dan membakar tungku perapian semangat hidup saya yang terus menggelora. Sekalipun sering terjepit dengan aneka masalah. Solusi ilmiah dan sarat dengan spritualisme yang ditawarkannya kepada pembacanya bisa dijadikan renungan.

Kalimat pengompornya seperti, " Perubahan memerlukan pengorbanan, bahkan penderitaan, setiap batu cadas selalu mengandung patung yang indah, kita bisa saja menjadi tampak tua, bukan semata - mata karena kita benar-benar sudah tua. Kita bisa menjadi tampak tua, karena ada banyak orang yang " tampak " lebih muda dan kalimat pelontar semangat lainnya membuat saya tetap " awet " dan bertahan sekalipun dalam kondisi terjepit.

Pemikiran yang kerapkali dilontarkannya yang menjadi jargon kandidat gubernur atau bupati/walikota yang ingin mencalonkan diri jadi kepala daerah, sekalipun kadang mereka tidak memahami makna kata itu, adalah PERUBAHAN ( change ). Kata inilah yang digunakan Rhenald Kasali mengkritisi orang-orang yang tetap bertahan pada pola lama dan selalu romantis ke masa lalu.

Saya sangat ingat pesannya, " Satu kata yang terpenting adalah, Change ! Dua kata terindah di hati manusia, Terima Kasih, Tiga kata yang menghimpit di hati, Negeriku Sulit Berubah, Empat kata yang membunuh, Negeriku Tidak Bisa Berubah, Lima kata yang memanggil, Negeriku Butuh Aku untuk Berubah, dan Banyak kata yang perlu di waspadai, .... Mereka yang Berubah-ubah Terus dan Tak Mau Berubah Sama Sekali.

Dalam hidup ini sebenarnya, Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani. Tapi Berputarlah Sekarang Juga. Tak Perlu Terlalu Lama Tersesat.Berubahlah....Tak perlu ragu - ragu.

Efek terlalu banyak membaca.😃😃