Nenek beri petuah indahSaat bunda masih muda. Dulu kala disuatu senja. Bercerita tentang sebuah berkahbagi siapapun yang membawa. Dalam sikap dan sifatnya hidup didunia. Bagaimana itu bisa menjelma ?Teringatlah kan sebuah kisah lama saat sekolah menengah pertama. Terlambat hadir sebab rusaknya sepeda tua yang ku bawa. Tak sudi dengan hukuman membersihkan kamar mandi. Maka aku dan beberapa teman balik badan pergi tak ikuti pelajaran. Hingga usai jam belajar, aku pulang kembali ke rumah seperti biasa. Tiada yg menyangka, bahwa hari itu aku absen sengaja. Namun tanpa diminta kuceritakan apa adanya pada ibunda, reaksinya tetap kecewa berbuntut nasehat panjang menebalkan telinga. Nyaris sebal juga. namun tanpa duga di hari minggunya malah dapat hadiah. Sepeda baru tuk mobilitas sekolah. olala, ternyata begitulah kasih sayang mereka sbg orang tua. Tak lekang oleh aral masalah. Sejak itu ku ingat, tak pernah takut berterus terang pada mereka. Anak akan jujur selagi yakin bahwa ortunya akan tetap menyayanginya walaupun ortu tetap menunjukkan sikap kecewa, sedih atau marah. Yang ditakuti anak bukanlah marahnya, tapi hilangnya kasih sayang, juga penerimaan pada kesalahan yg anak lakukan. Maka lapangkan dan besarkan jiwa, kala salah menerpa.Jika anak saja punya maaf dan penerimaan yg besar pd kita sbg ortunya, bisakah kita melakukan hal yg sama pada mereka ? Terutama saat mereka melakukan salah. Bukankah kita yg berusia lebih, mestinya punya kelapangan yang lebih luas pula. Bukan malah sebaliknya, menyempit dan menghimpit anak dgn tuntutan tanpa cela padahal rentang usia masihlah muda. Akh... malunya ... Disinilah baru disadari sabda nabi ttg bagaimana menumbuhkan sikap berbakti, tatkala orang tua mampu berbesar hati menerima yg sedikit dari putra dan putri.Wallahu a'lamBunda kembang