Khaidir Rahman

Guru SMP Negeri 1 Pulau Burung CGP Angkatan 1 Tahun 2020 Kabupaten Indragiri Hilir-Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi Nyata Modul 1.1

Aksi Nyata Modul 1.1

Aksi Nyata Modul 1.1.

A. Latar Belakang

Pembelajaran yang hanya menempatkan murid sebagai objek pendidikan akan menjadikan belajar menjadi beban bagi murid. Banyaknya target harus dicapai tanpa memperhatikan kondisi murid telah mengubah arah pendidikan yang seharusnya menuntun murid menjadi memaksa. Mengetahui kondisi murid, terlebih dalam konteks di saat pandemi merupakan hal penting.

Kondisi murid di rumah tentu mempengaruhi kesiapan dan motivasi belajar murid. Dua faktor tersebut pada akhirnya juga akan mempengaruhi hasil belajar murid. Untuk mengetahui kondisi murid di rumah diperlukan sebuah asesmen. Asesmen yang ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional peserta didik disebut dengan asesmen diagnosis non kognitif.

Rencana aksi nyata yang telah dilaksanakan merupakan bagian dari sebuah “rencana besar” dalam menciptakan murid merdeka belajar. Langkah awal yang diambil penulis untuk memerdekakan murid dalam belajar adalah dengan mengenal murid. Proses mengenal murid bertujuan untuk mengetahui psikologis dan konidisi emosional murid. Ketika telah mengetahui kondisi di rumah, karakteristik dan latar belakang murid maka akan lebih mudah bagi guru dalam menuntun murid dalam belajar.

B. Aksi Nyata I

Aksi nyata yang pertama dimulai pada awal november 2020. Dimulai dengan membuat daftar pertanyaan untuk melakukan asesmen diagnosis non kognitif murid. Berikut lini masa rancangan aksi nyata pertama.

1. Menyusun daftar pertanyaan (1-2 November 2020)

Daftar pertanyaan untuk Asesmen diagnosis non kognitif dibuat mengacu pada indikator-indikator yang telah dibuat. Indikator ada 3, yaitu kesejahteraan psikologis serta emosional siswa, aktivitas selama belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Indikator dibuat sebagai pedoman dalam pembuatan pertanyaan-pertanyaan. Jumlah pertanyan ada 20 yang telah mewakili setiap indikator.

2. Memberikan kuesioner pada murid (3-7 November 2020)

Pertanyaan berupa kuesioner yang diisi murid dalam bentuk google form. Lama waktu pengisian berkisar 5 hari. Alasan waktu dipilih berkisar 3-7 bertepatan dengan waktu gajian (tanggal 5 dan 20 setiap bulan) orangtua yang mayoritas bekerja sebagai buruh Pakbrik.

3. Mengumpulkan data dan analisis (8-12 November 2020)

Kuesioner yang telah disebar kemudian diisi oleh siswa. Kuesioner menggunakan platform google form. Penggunaan platform ini dipilih karena mudah dalam pembuatan dan hasil kuesioner juga telah tersaji dalam bentuk data-data yang rinci.

4. Identifikasi murid dengan emosi negatif (13-15 November 2020)

Pertanyaan yang telah disusun berpedoman pada indikator yang telah dibuat. Ada beberapa pertanyaan yang ditujukan untuk melihat kondisi emosional murid. Ketika data sudah didapat, maka murid dengan emosi negatif juga akan terlihat. Tujuan mengidentifikasi murid dengan emosi negatif agar guru dapat membantu murid dan orangtua menemukan akar permasalahan yang ada pada murid. Selain itu juga menjadi bahan refleksi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

5. Diskusi Pembelajaran Yang Menyenangkan (16-18 November 2020)

Sejatinya pembelajaran adalah tentang murid, maka sebaiknya pendidik selalu melibatkan murid dalam membuat program pembelajaran. Murid tidak lagi dipandang sebagai objek pembelajaran. Diskusi dilakukan bertujuan mendengarkan keluh kesah murid dan mengetahui pembelajaran seperti apa yang menyenangkan bagi mereka

6. Variasi Pembelajaran (19-29 November 2020)

Pembelajaran dilakukan setelah mendengarkan “curhat” murid. Ada beberapa hal yang mereka sampaikan terkait pembelajaran. Salah satu adalah banyaknya penugasan yang diberikan para guru ketika pembelajaran jarak jauh dilaksanakan. Oleh sebab itu, penulis berupaya agar pembelajaran menjadi menyenangkan dengan mengurangi beban penugasan. Selain itu, variasi dalam pembelajaran dan penugasan juga dilaksanakan. Penugasan tidak hanya mengerjakan tugas dalam bentuk mengisi jawaban-jawaban tapi dapat juga berupa bentuk video membantu orangtua.

7. Refleksi (30 November)

Refleksi dilakukan sebagai bahan evaluasi aksi nyata dilakukan. Evalusi sebagai bahan perbaikan untuk melakukan aksi nyata yang akan datang

C. Hasil Aksi Nyata

Hasil data yang diperoleh dari kuesioner tentang kondisi murid diantaranya adalah merasa bahagia sejumlah 34,9 %, 37,2% biasa saja, 9,3% dengan perasaan sedih. Sisanya tersebar dengan emosi-emosi yang lain. Dari kuersioner juga didapat data bahwa pekerjaan ayah murid didominasi sebagai buruh pekerja di Pabrik (48,7%) yang ada di Pulau Burung. Untuk pengisian paket data internet untuk belajar juga sangat tergantung orangtua para murid gajian pada tanggal 5 dan 20 disetiap bulan.

Setelah mengetahui kondisi murid, dapat dirancang program pembelajaran jarak jauh yang berpihak pada murid. Ketika tanggal gajian masih jauh, maka pembelajaran jarak jauh yang tepat dilakukan adalah pembelajaran luring dengan guru kunjung. Jikapun harus melakukan melalui daring, maka komunikasi sebaiknya komunikasi melalui aplikasi FB messenger karena aplikasi ini gratis.

D. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Mengetahui kondisi murid yang sebenarnya bukanlah hal yang mudah. Perlu pendekatan persuasif agar murid terbuka dan mau bercerita tentang emosi yang dirasakan. Setelah lebih mengenal murid dan melalui diskusi terbuka, ada ikatan emosi yang terbentuk antara pendidik dan murid. Meski belum maksimal, kegiatan ini perlu terus dilakukan dan menjadi budaya bagi pendidik di Sekolah.

Mengenal murid juga butuh kolaborasi dengan orangtua. Pada aksi nyata kali ini, semula direncanakan akan melakukan kunjungan ke rumah orangtua murid harus tertunda. Hal ini disebabkan oleh beberapa kegiatan penulis yang lumayan padat. Selain itu, sedikit kesulitan akses untuk mengunjungi orangtua murid yang berada dilingkungan perusaahaan terkait protokol kesehatan.

E. Rencana Perbaikan Untuk masa Yang Akan Datang

Sebuah perubahan perlu rencana matang dan eksekusi yang baik agar tujuan dapat tercapai. Rencana perubahan menurut penulis tidak harus muluk, melainkan memperhatikan tingkat ketercapaian tujuan dan konsistensi. Ada tujuan pada aksi nyata modul 1.1 yaitu membangun hubungan dengan orangtua tidak bisa tercapai, karena beberapa alasan yang telah penulis jabarkan. Membangun hubungan terhadap orangtua murid telah penulis masukkan dalam rancangan aksi nyata modul 1.2

F. Dokumentasi dan Hasil Pelaksanaan

Ketika pertanyaan yang dilengkapi gambar emosi, masih ada sekitar 9,3 % murid dengan perasaan sedih. Meski tidak sampai 10 %, tapi layak menjadi perhatian. Dari 43 sampel, artinya ada sekitar 4 orang dengan emosi negatif

Beban tugas yang diberikan, menurut murid lumayan banyak. Harus diakui, sebagian dari guru menganggap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan memberikan tugas, baik secara daring maupun luring. Harus ada perubahan, bahwa belajar jarak jauh merupakan proses yang menuntut kreativitas pendidik dalam transfer ilmu, mengarahkan murid agar lebih baik, bukan hanya memberikan tugas kepada murid.

Hampir 80% (79,1%) dari sampel, murid berharap pandemi akan segera berakhir dan pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka seperti biasa. Ada semcam kerinduan untuk kembali bersekolah seperti keadaan normal.

Diskusi virtual memaluli platform google meet membahas tentang pembelajaran yang diinginkan murid. Beberapa murid ada yang mengungkapkan, sedikit merasa terbebani dengan tugas-tugas oleh para guru yang harus diselesaikan dirumah. Terkadang masalh waktu yang terlalu mepet antara tugas dan waktu pengumpulan

A. Penutup

Demikianlah laporan aksi nyata pertama pada modul 1.1 yang berfokus pada mengenal kondisi murid. Penulis sadar, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran membangun penulis harapkan dari pembaca, rekan-rekan CGP, pendamping terlebih dari fasilitator agar aksi nyata yang selanjutnya menjadi lebih baik.

November 2020

CGP Khaidir Rahman

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren BPnya pak. Menginspirasi. Salam sukses.

29 Nov
Balas



search

New Post