Khaidir Rahman

Guru SMP Negeri 1 Pulau Burung CGP Angkatan 1 Tahun 2020 Kabupaten Indragiri Hilir-Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
MUHASABAH SEORANG GURU DALAM PEMBELAJARAN

MUHASABAH SEORANG GURU DALAM PEMBELAJARAN

 Oleh : Khaidir Rahman         

Pendidikan yang berfokus hanya pada kurikulum, target ketercapaian tujuan pembelajaran dan  pada angka-angka  akan menempatkan murid sebagai objek Pendidikan. Murid dijejali dengan materi yang ingin dicapai, kemudian “dipaksa” memenuhi nilai standar minimal. Memang, cara lebih “mudah” untuk memenuhi target tujuan pembelajaran, guru dapat memberikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Tapi, pendidikan bukan hanya hasil tapi juga tentang proses.

Biasanya, secara konvensional guru menjadi pusat pembelajaran di kelas. Segala sesuatu informasi berasal dari guru. Pembelajaran berlangsung satu arah, dimana posisi murid sebagai pendengar titah dari “sang raja”. Terkadang, guru berharap murid mempunyai motivasi tinggi dalam belajar. Namun, pada pelaksanaanya guru selalu mendominasi dan melakukan pembelajaran yang monoton.

Menjadi seorang guru, bukan hanya sekedar masuk kelas lalu memberi pelajaran dan kemudian memberi penilaian. Lebih dari itu, mendidik butuh keikhlasan. Mendidik menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran Ki Hjar Dewantara, harusnya terjadi perubahan terhadap pembelajaran yang “biasa” dilakukan. Anak tidak lagi sebagai objek pembelajaran. Transformasi murid menjadi subjek harus dilakukan, murid sebagai pusat pembelajaran. Dalam pemahaman beliau, mendidik itu menuntun bukan menuntut atau memaksa.

Bapak pendidikan Indonesia mengajarkan bahwa ada kodrat yang melekat pada anak. Artinya setiap murid unik, mempunyai karakter, minat bakat, dan gaya belajar yang berbeda. Berharap murid menjadi seperti yang kita inginkan, tanpa memperhatikan kodrat murid tentu saja merupakan hal yang keliru. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan bahwa guru sebagai petani kehidupan dan murid menjadi tanaman. Petani tidak mungkin menumbuhkan padi dari biji jagung. Hal yang mampu ia lakukan ialah menjaga dan menuntun tumbuhnya jagung misalnya menggemburkan tanah, memberi pupuk, menyiram, dan membasmi hama. Begitulah, beliau sangat menghargai perbedaan dan keunikan pada anak. Ki hajar Dwantara memaknai pendidikan cukup luas.

Pendidikan tidak hanya sekedar pengetahuan inteligensi. Konsep budi pekerti yang diajarkan kepada anak mempunyai makna yang lebih komprehensif. Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan dan kehendak yang menimbulkan tenaga atau semangat untuk berbuat sesuatu. Pendidikan karakter merupakan elemen penting dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Jika kesalahan-kesalahan seperti yang telah disebutkan merupakan dosa, alangkah banyak dosa yang sudah penulis lakukan. Dimulai dari menjadi diktator di kelas, tidak mengenal karakter siswa, hanya berorientasi pada angka, atau mengajar sekedar untuk menggugurkan kewajiban.

Yakin, tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan. Ada beberapa hal yang ingin penulis lakukan terhadap pembelajaran di kelas. Hal pertama, adalah mengenal anak dengan melakukan diagnosis non kognitif kepada murid. Terlebih dalam konteks masa pandemi covid19. Penting bagi pendidik mengetahui kondisi psikologi, aktivitas dan keadaan keluarga murid di rumah. Setelah mendapat data terkait keadaan murid, pendidik (penulis) dapat menyusun program terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang akan dilaksanakan. Data diagnosis juga tetap relevan digunakan ketika pandemi sudah berakhir.

Hal kedua yang ingin dilakukan adalah pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang berlangsung dua arah, anak dengan leluasa bertanya dan mengeluarkan pendapat. Dinding kelas bukan penghalang anak mendapat pengetahuan dan pengalaman. Pembelajaran dapat dilakukan di lapangan, di kebun bahkan di pasar. Intinya, berusaha menciptakan suasana belajar layaknya bermain bagi anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post