Kisah Klasik Sepeda Jadul
Pada masa itu, ya, masa yang sangat saya ingat hingga saya menapaki jalan hingga di masa sekarang, bisa dikatan itu suatu hal yang unik, lucu bahkan memalukan juga. Hahahah…. bisa dong ya dibayangkan. Ingatan itu masih kental teringat dalam memori lama diri, Ada suatu pengalaman yang sangat membekas dari masa itu yaitu, ya begini sekilas ceritanya, kita pasti sering mendengar orang yang terjatuh dalam melatih kemampuan menaiki sepeda, atau menabrak pohon bahkan jatuh dalam parit-parit kecil, namun lain halnya dengan saya, ketika itu, saya menjalani sekolah mengaji kalau dibilang di daerah saya yaitu MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah).
Perjalanan hari terus berlangsung lancar seperti biasa. saya pergi ke tempat ngaji tersebut menggunakan sepeda karena jarak yang lumayan jauh untuk dilalui pejalan kaki. Sepeda yang saya gunakan bukan sepeda yang indah dan dapat menahan beban berat karena sepeda tersebut sudah dikatakan lama, karena sudah turun-temurun dari zaman ibu saya mengajar dahulu.
Ada hal yang menarik dari perjalanan tersebut yaitu ketika teman saya sebut saja namanya Dinda tetapi itulah nama aslinya. Ketika itu ia meminta berboncengan dengan saya, saya berfikir, wah bisa rusak sepeda saya ini, tetapi apa boleh buat karena saya tak sampai hati meninggalkannya sendiri dan pikir saya iyalah sekalian pulang, rumahnya juga dekat dengan saya. Dan pada akhirnya saya berboncengan dengan ia dengan penuh semangat perjuangan, ehh.. apaansi… kembali ke topik awal, saya berboncengan dengan dia awalnya perjalan kami berjalan lancar selancar berselancar. Saya tarik kuat kayuh sepeda dengan kuat supaya berjalan lebih cepat lagi. Pegangan saya teriak dari depan, ia pun memegang erat saya. Kendala mulai muncul ban kami goyang ditengah jalan. Kami mengira itu suatu hal yang biasa dan saya tetap mengayuh kencang sepeda yang saya naiki tersebut tanpa memperdulikan ban yang telah bergoyang-goyang. Hingga pada akhirnya hal lucu dan hal yang tak bisa saya lupakan hingga sekarang ini adalah ban sepeda yang kami naiki tersebut lepas dari peredarannya. Waduh, Saya tersentak dan mengerem dengan kaki saya. Bannya lepas teriak teman saya tadi. Wah iya , seketika itu suara hening perjalanan pecah dengan kerasnya tawa canda kami. Kami pun mengangkat ban tersebut dan menyorong sepeda dengan ban terpisah hingga pulang kerumah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar