khairani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Akhirnya Monyet itu Pergi

"Nyet, nyet" itulah panggilan kesayangan yang diberikan kepada Irma oleh teman-temannya. Dia di panggil nyet karena Irma adalah seorang pribadi yang aktif yang seakan akan tidak ada lelahnya mirip sekali dengan tingkah seekor monyet yang aktif.

Irma bersekolah pada suatu sekolah negeri pinggiran di kota Padang. Irma berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun mama dan papanya selalu mengajarkan kepadanya untuk selalu berjuang selama nafas masih berhembus. Perjuangan harus terus sampai mati.

Untuk itu lah Irma, selalu berusaha keras dalam memperjuangkan hidupnya. Dia selalu berjuang dan belajar dengan giat walaupun dia tidak pernah mendapatkan peringkat teratas di kelasnya.

Demikian pun dalam menjalani kehidupannya, walaupun Irma memiliki uang jajan lebih sedikit dibandingkan kawan-kawannya yang lain, Irma tidak pernah mengeluh. Dia selalu menunjukkan senyum lebar seolah olah dia tidak pernah terusik dengan hal tersebut. Walau pun terkadang ada juga rasa iri yang merasuki hatinya.

Irma tetap berjalan dengan senyum lebar yang diusahakannya tetap menghiasi bibirnya setiap hari.Dia tetap memegang teguh ajaran orang tuanya tetap lah bersyukur walau dalam keadaan tersulit sekali pun. Makanya rata - rata temannya sangat menyukai Irma.

Namun terkadang hidup memang memberikan kejutan setiap harinya. Terkadang sesuatu yang tidak disangka sangka terjadi. Mama Irma meninggal mendadak Karena serangan jantung. Dan dua hari setelah itu disusul dengan kepergian papanya Irma. Dunia serasa mau runtuh. Dua orang tua Irma di panggil di waktu yang berdekatan.Tentu saja itu sangat berat bagi Irma.

Seminggu sesudah kematian mama dan papa Irma, namun hal itu masih sangat berat bagi Irma. Matanya masih kelihatan sembab. Irma masih duduk termenung di teras rumahnya. Lalu terdengar suara anak kecil memanggil " kakak adek lapar, adek belum makan kak". Kemudian Irma tersadar itu adalah suara adik nya. Adik nya masih terlalu kecil. Hal itu membuat Irma sadar kalau dia harus segera pulih karena masih ada adik kecil yang sangat membutuhkan nya.

Karena dia sadar ada tanggung jawab besar di pundaknya, maka Irma bertekad untuk kembali bersemangat belajar. Dia harus berhasil supaya dia bisa menggantikan posisi kedua orang tuanya dalam mendidik dan membesarkan adiknya.

Setelah empat tahun berlalu, akhirnya Irma bisa menamatkan SMA nya. Meskipun dengan tertatih Ratih karena dia harus bisa membagi waktunya antara sekolah dan bekerja paruh waktu dengan menjadi buruh gosok pada suatu laundry. Itu Irma lakukan agar bisa makan dan membiayai sekolah dia dan adek kecilnya.

Irma begitu gembira karena dia sudah melalui masa SMA nya dengan baik, sekarang dia memutuskan untuk masuk ke perguruan tinggi untuk menyambung pendidikannya. Dia berharap setelah menamatkan pendidikan nya di universitas dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.Pekerjaan yang akan mengantarkan ke kehidupan yang lebih baik.

Akhirnya Irma berhasil menggapai cita-cita nya untuk masuk ke PTN negri. Dia mengambil pendidikan keguruan jurusan geografi. Dia berharap akan menjadi seorang guru yang baik. Dia memilih keguruan karena dia menyukai hal tersebut. Dengan menjadi seorang guru maka dia bisa berinteraksi dengan siswa nya setiap hari. Dia bisa berharap suatu hari kelak dia bisa berhasil menjadi guru yang sukses. Sukses menolong anak anak yang tidak mampu seperti dirinya.

Untuk mewujudkan cita-cita nya tentu lah bukan hal yang mudah. Tidak mudah karena dia harus bekerja keras untuk menghasilkan uang. Uang yang dibutuhkannya untuk membayar biaya kuliahnya dan sekolah adiknya

Untuk memenuhi biayanya, maka Irma terpaksa mengajar les anak SD sepulang dia kuliah. Kadang dia harus mengajar sampai jam sembilan malam. Setelah selesai mengajar les maka Irma pun bergegas membuka laptop dan menyelesaikan tugas kuliah yang di berikan oleh dosennya.Tergadang Irma harus mengerjakan tugas nya sampai jam dua atau tiga pagi.

Demikianlah Irma si monyet gigih melalui hari harinya setiap hari. Tidak kenal lelah dan tidak kenal mengeluh.Dengan semangat dia berjuang berharap untuk masa depan yang lebih baik.

Namun pada suatu sore, Irma merasa kurang enak badan. Badan nya panas. Suhu badan nya sampai 40 derajat. Dia merasa pusing. Namun Irma memutuskan untuk istirahat saja.Mungkin setelah istirahat dia akan merasa lebih baik.

Dan benar saja, setelah dua hari demamnya mulai turun. Dia mulai merasa agak baikan. Dia sudah mulai nafsu makan. Sore itu Irma makan agak banyak. Dia makan sangat lahap. Kemudian Irma merasa mengantuk kemudian dia kembali tidur.Dia ingin istirahat agar besok bisa memulai kegiatannya kembali.

Keesokan paginya Irma bangun, badannya sudah terasa fit, dia gembira sekali. Namun ketika dia memutar lehernya dia merasa lehernya sakit. Kemudian dia meraba lehernya yang sakit dan dia merasakan benjolan di lehernya. Tapi hal itu diacuhkan nya saja karena dia menganggap itu hanya lah benjolan biasa.

Namun diluar dugaan Irma, benjolan yang dikira nya benjolan biasa ternyata membesar dengan cepat. Dalam waktu satu bulan benjolan itu sudah sangat besar dan membuat Irma tidak bisa melakukan aktivitas nya karena benjolan itu menimbulkan rasa yang sangat sakit.

Namun karena Irma takut berobat ke dokter karena dia tidak memiliki biaya dan dia juga tidak mungkin meninggalkan adiknya di rumah sendirian. Akhirnya Irma memilih untuk pasrah saja di rumah.

Sampai suatu malam Irma tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya. Akhirnya Irma terjatuh dan tidak sadarkan diri.Sampai akhirnya adiknya menemukan di kamar mandi, Kemudian adiknya memanggil tetangga sambil berurai air mata." Bu, tolong kak Irma,kakak jatuh di kamar mandi " kata adik Irma pada seorang tetangga. Kemudian para tetangga mulai berdatangan untuk menolong Irma.

Setelah tetangga datang melihat kondisi Irma, akhirnya tetangga memutuskan untuk membawa Irma ke Rumah Sakit terdekat. Mereka membawa Irma ke IGD rumah sakit. Sesampai di sana para perawat bergegas untuk memberikan pertolongan kepada Irma. Dengan sigap perawat segera memasang infus di tangan Irma.

Setelah beberapa saat Irma tersadar, kemudian dia menanyakan dimana adiknya. Salah seorang tetangga Irma membawa adiknya masuk untuk menemui Irma. Dan Irma tersenyum melihat adiknya. Namun beberapa saat setelah itu, nampak buliran air matanya jatuh. Setelah itu Irma meminta adiknya mendekat dan memeluk dirinya. Irma berkata" dek, kakak kalah dek,Kakak sudah tidak kuat bertahan". "Adek harus bisa jaga diri sendiri setelah kakak pergi ya" kata Irma.

Adiknya kemudian menangis dan berkata" kakak jangan pergi, kalau kakak pergi siapa yang jaga adek kak". Air mata yang tak terbendung lagi tumpah ruah. Semua orang yang berada di ruangan pun menangis. Tak satu orang pun yang bisa menahan air matanya.

Beberapa saat kemudian, Irma memegang tangan salah seorang tetangga nya dan Irma berkata" titip adek ya Bu". " Irma harus pergi sekarang, mama dan papa sudah menunggu Irma di pintu" kata Irma.

Kemudian Irma menarik nafas panjang dan setelah itu tidak terlihat lagi turun naik dadanya menghela nafas.

Kemudian dokter datang untuk memeriksa kondisi Irma. Namun tidak ada yang bisa dilakukan lagi oleh dokter. Karena Irma si monyet sudah kalah. Dia kalah berjuang melawan penyakitnya. Penyakit kelenjar getah bening sudah merenggut si monyet untuk selamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post