Filosofi Termos
Seorang siswa melabrak temannya dan mengeluarkan kata-kata kasar bahkan hampir memukulnya, hal itu dilakukan karena temannya telah mencemarkan nama baiknya dengan menyebarkan berita bohong kepada teman-teman di sekolah. Sehingga ia di-bully akibat berita bohong tersebut.
Atau seorang ayah yang memarahi anaknya, karena sang anak telah mencuri dan dikeluarkan dari sekolah. Ia memarahi anaknya dengan melakukan kekerasan fisik.
Dua contoh di atas menunjukkan bahwa jika seseorang sudah dikuasai oleh perasaan marah, maka secara spontan ia akan meluapkan emosinya dalam bentuk verbal atau tindakan yang tidak dapat dikontrol.
Apabila seseorang sudah dikuasai oleh perasaan marah, sangat sulit baginya untuk bisa berfikir dengan tenang, atau menerima nasehat dari orang lain. Apapun yang disampaikan ia tidak bisa meterimanya dengan baik, karena pikiran dan hatinya sudah dikuasai oleh nafsu amarah.
Pertanyaannya apakah kita tidak boleh marah bila kita merasa disakiti, kecewa atau mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan? Sebagai manusia tentunya manusiawi kalau kita punya perasaan tersebut. Cuma masalahnya apakah kita harus melampiaskan amarah kita apabila mengalami hal-hal seperti di atas. Boleh-boleh saja seseorang menunjukkan perasaan marahnya, tetapi jangan sampai karena ingin melampiaskan rasa marah, malah membuat timbul masalah baru yang tidak diinginkan.
Nah… bagaimana caranya agar kita terhindar dari perasaan marah tersebut, beberapa hal di bawah ini mungkin bisa kita lakukan.
1. Sebagai seorang muslim tentu sudah sangat tahu bahwa bila kita dalam keadaan marah, Rasulullah menyuruh kita untuk banyak beristighfar dan mengambil wudhu’ supaya hati menjadi tenang sehingga perasaan marah bisa kita kendalikan
2. Kita harus menyadari bahwa kita makhluk yang penuh dengan kealpaan, banyak kekurangannya. Bisa jadi hari ini kita disakiti oleh orang lain lewat perkataan dan perbuatan, dan bisa jadi disuatu waktu kita malahan yang menyakiti perasaan orang lain. Oleh karenanya belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain lebih utama dari pada membalaskan perbuatan buruk mereka kepada kita.
3. Harus disadari bahwa persoalan tidak akan pernah selesai dengan luapan amarah, bisa jadi masalah kita akan semakin bertambah dengan pelampiasan amarah yang kita lakukan.
Untuk menahan amarah tentunya bukanlah perkara yang gampang terlebih lagi kita harus berkompromi dengan hari kita. Kita bisa belajar dari sebuah termos, walaupun ia menyimpan air yang sangat panas, tetap saja diluarnya kita tidak merasakan panas sedikitpun. Artinya walaupun hati kita panas dan emosional karena sikap dan perbuatan seseorang, kita berusaha untuk mengontrol emosi kita agar tidak sampai mengeluarkan kata dan sikap yang bisa membuat orang sakit hati.
Payakumbuh, 04012022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyallah, luar biasa...
Terimakasih rin...
Mantap ni
Makasih dinda
menginspirasi sekali ibu Khairiyati salam sehat dan sukses selalu
Terimakasih bu...Doa yang sama untuk ibu...