Di pojok ruang kelas terlihat beberapa anak sedang duduk berkelompok, sepertinya tengah asyik menulis atau mengerjakan tugas yang diberikan guru. Melihat pemandangan seperti itu tentunya kita akan berfikir bahwa mereka anak-anak yang rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Namun kenyataannya mereka mengerjakan tugas yang diberikan dengan jalan mencontek latihan atau tugas temannya.

Kejadian di atas adalah sekelumit contoh betapa saat ini anak-anak kita maunya yang instan saja, tugas selesai lalu dapat nilai walaupun dari hasil contekan. Beres!

Pandemi yang masih berlangsung, ikut mempengaruhi tatanan proses belajar mengajar, minat dan semangat anak-anak dalam belajar. Gawai yang sangat nyaman dalam genggaman tangan mereka, seolah meninabobokan mereka dengan segala pesonanya, membuat mereka terlena dalam bujukan halus setiap aplikasi yang tersedia, lalu tenggelam dalam permainannya. Mereka rela menghabiskan waktu berlama-lama dengan gawainya, mengenyampingkan segala hal penting yang seharusnya lebih diutamakan dan dikerjakan.

Pembelajaran daring yang cukup lama membuat ruh untuk belajar kembali di dunia nyata masih sangat jauh dari yang diharapkan. Menanamkan kembali bahwa belajar itu sangat penting dan bukan hanya sekedar nilai-nilai yang tertera di atas kertas. Tetapi bagaimana proses pembelajaran itu bisa dilalui tahapannya sehingga ilmu yang diterima bisa tersimpan di kepala dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan.

Menumbuhkan kembali rasa keingintahuan dan sikap kritis siswa adalah pr yang harus segera di tuntaskan oleh para pendidik. Agar generasi kita tidak hilang arah, tidak malas untuk mempertajam kepandaian mereka dengan mengembangkan semua potensi yang mereka miliki, mengurangi ketergantuangan mereka dengan gawai yang tidak pada tempatnya. Sehingga mereka akan menjadi pemikir-pemikir yang akan mampu melakukan pembaharuan-pembaharuan di zamannya nanti.

#selamathariguru

#parapejuangpendidikan

Payakumbuh, 24 November 2021