Si Putih
#30
Pernahkah kita merasakan bagaimana sensasi mencabut uban yang mulai menghiasi rambut orang tua kita? Rambut hitam mereka mulai dibayang-bayangi dengan warna perak keputih-putihan. Menurut pengakuan mereka waktu itu rambut putih yang tumbuh membuat mereka merasa tidak nyaman, karena mengakibatkan gatal di kepala dan pengennya menggaruk-garuk terus. Untuk mengatasi rasa gatal yang melanda biasanya orang tua kita memanfaatkan jasa anak-anaknya. Walau terkadang ada penolakan tapi toh dengan iming-iming yang diberikan sang anak mau juga mencabutinya.
Setelah kita beranjak dewasa mungkin momen-monen itu menjadi suatu kenangan yang sangat membekas, terlebih bila orang tua kita sudah tidak ada. Karena saat anak mencabuti uban orang tuanya, maka waktu itu komunikasi antara orang tua dan anak terjalin. Banyak cerita mengalir sampai berakhirnya kegiatan tersebut.
Dan sekarang disaat kita sudah mulai memasuki usia paruh baya, apa yang dialami oleh orang tua kita dulu, mulai berlaku pada diri kita sendiri. Seiring bertambahnya usia maka ada pesona lain di mahkota kita dengan mulai keluarnya si putih diantara si hitam yang masih dominan.
Adakalanya apa yang dilakukan oleh orang tua kita dulu saat ini pun kita coba praktekkan. Anak-anak kita yang mengambil peran sebagaimana kita dahulu untuk membersihkan si putih dari kepala orang tuanya.
Kok ubannya harus dicabut? Begitu celetukan anak ketika diminta untuk mencabut uban orang tuanya. Jawabannya pun mungkin beragam mulai dari biar kelihatan masih muda sampai karena tidak tahan dengan gatal yang diakibatkannya.
Uban sebenarnya adalah bentuk sinyal atau pesan singkat yang diberikan oleh Allah kepada kita. Mengingatkan akan perjalanan hidup yang sudah cukup jauh ditempuh, menyadarkan bahwa sudah saatnya mempersiapkan diri. Mulai berbenah diri karena usia tidak muda lagi.
Si putih mengingatkan kita bahwa pada akhirnya semua akan menua dan suatu saat perlajanan itu akan berakhir. Jadi biarkan si putih menghiasi mahkota kita agar setiap menyisirnya kita selalu ingat akan jati diri.
Payakumbuh, 30-01-2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Biarlah rambut yang sudah tua asalkan semangat masih muda he he....
Betul sekali.... semangat harus tetap muda...