#33

Seorang anak mengetuk pintu ruang kerja ayahnya karena ingin menyampaikan maksud hatinya, menyampaikan keluh kesahnya. Sebelum memberi kesempatan putranya bertanya, sang ayah mengkonfirmasi terlebih dahulu apakah persoalan yang akan dibicarakan urusan pribadi atau urusan tidak. Putranya menjawab urusan pribadi. Serta merta ayahnya langsung mematikan lampu yang ada di ruangan tersebut, tentunya membuat putranya terkejut dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Sang ayah menjelaskan bahwa lampu itu minyaknya dari uang negara makanya tidak boleh digunakan untuk masalah pribadi.

Di tempat yang lain seorang anak tengah dimarah-marahi oleh ayahnya karena ia berkelahi di sekolah. Tak cukup menyampaikan sumpah serapah kepada sang anak sebagai bentuk pelampiasan kekesalan dan rasa malunya, sang ayah juga meninggalkan tanda merah di pipi anaknya bekas tamparan tangannya.

Anak-anak memang tidak selalu bersikap manis seperti yang kita harapkan. Kenakalan-kenakalan dan pertentangan yang mereka lakukan terkadang membuat orang tua kewalahan menghadapinya. Antara bersikap keras, tegas atau malah membiarkan saja setelah tidak bisa dinasehati lagi.

Dalam mendidik anak memang banyak cara yang telah dilakukan oleh orang tua. Mencoba mencari solusi untuk memecahkan persoalan yang tengah dihadapi. Disaat anak melakukan perbuatan tidak baik seperti mencuri, cabut, merokok atau tidak seperti yang kita harapkan, adakalanya orang tua akan memberikan kecaman dan kekerasan verbal kepada buah hatinya dengan memarahi, mencaci maki atau bahkan melakukan kekerasan fisik kepada mereka seperti memukul, menampar dan lain sebagainya.

Mungkin rasa kecewa dan sakit hati yang dirasakan oleh orang tua bisa sedikit berkurang setelah ia bersikap keras kepada buah hatinya. Namun akibat yang akan timbul nantinya adalah anak pasrah menerima kekerasan yang dilakukan oleh orang tua, tetapi di dalam hatinya ia melawan dan tidak terima dengan perlakuan tersebut. Jika hal ini terus berlangsung lama, akan bisa menimbulkan dendam dalam diri anak. Maka tidak salah kalau kita mendengar ada anak yang tega menyakiti orang tuanya. Kita menganggap anak yang tidak pandai membalas budi orang tua, padahal sebenarnya ia berbuat seperti itu karena ia mendapat pengalaman serupa dahulunya.

Ada pula orang tua yang berusaha tegas kepada buah hatinya. Tegas dalam artian membuat komitmen terlebih dahulu dengan anak. Tegas tidak mesti dengan mengeluarkan kata keras, tapi membuka dialog dengan anak apa konsekuensi yang akan didapatkan nantinya, menjelaskan sebab akibat dari tindakan yang diambil dan tidak bersikap kaku dengan melarang terhadap semua kegiatan yang dilakukan anak, dalam sikap tegas terbersit rasa kasih sayang

Dengan sikap tegas anak merasa diikut sertakan dalam pengambilan keputusan dan ia pun akan mempersiapkan diri untuk menerima konsekuensi jika melanggar kesepakatan yang telah dibuat, sehingga akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap perbuatan atau sikap yang diambil. Anak merasa dihargai dan hak-haknya tidak dibatasi secara paksa.

Gambar : sayangianak.com

Payakumbuh, 02-02-2021