Aku menaburi jalan dengan kembang mawar dalam keheningan,yang jemari lembutnya menenun ratapan di dalam hati.

Aku bidadari menjelma kasih tak bertara,karena semua orang menganggap hina.

Telah aku tumpahkan ribuan sungai darah demi mencari kebenaran dari lingkaran cahaya setiap desah pembicaraan mereka.

Dari pelupuk malam,

air mata menetes

bagai gemilang embun segar menetes....teringat cemoohan yang menyemburkan racun dan hujatan " KARENA AKU SEORANG JANDA "

Aku memang janda.....

Tapi bukan janda yang berduka...

jangan menaruh simpati karena engkau tidak mengerti ratapan si lemah yang tertindas.

Engkau berbahak,,,,,,karena tiada yang kau dengar...selain bunyi cawan anggur yang berdenting.

Bersukaria memandang aku yang kau anggap pemuas birahi..

" Aku memang janda"....

Tapi tubuhku terikat pada tali-tali ILAHI..Bukan pada mata jalang setiap hidung belang..atau..Racun yang keluar dari bibir kaumku.

Dimana nurani yang TUHAN selipkan dalam hembusan nafasmu..

Hentikan memandang sebelah mata aku yang janda..

Kekerdilan serta kebencian kalian akan terbentang jurang dalam