Khalid Wahyudin

Khalid Wahyudin hanya seorang guru sekolah gunung yang tengah berpacu dengan asa terindahnya. Sejak 2009 hingga kini, saat amanah sebagai abdi negara diterima...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Kecil itu Ternyata Singa

Anak Kecil itu Ternyata Singa

Beberapa kali bertemu dengan anak ini saat salat berjemaah di Masjid Albarokah, di Timur rumah kos, Jalan Kaliurang, waktu itu, membuat saya kagum. Sejak awal kali bertemu, tingkahnya hampir tak berubah. Saat imam salat menyerukan untuk merapatkan saf, ia terlihat begitu tenang menata diri dalam barisan safnya. Menyejajarkan dirinya dengan makmum yang lain dalam barisan saf yang lurus dan rapi. Tenang seperti orang dewasa. Begitu matang melampui usianya yang masih anak-anak. Sungguh, anak yang istimewa.

Akhir-akhir ini, kita juga sering dibuat kagum dengan kemampuan anak yang bisa menghafalkan Alquran di luar kepala. Kemampuannya sangat luar biasa, membuat decak kagum. Tak hanya bisa menghafalkan ayat-ayat dalam surat Alquran secara tepat. Ia juga mampu menerjemahkan ayat-ayat itu dengan sempurna. Bahkan, sampai menyebutkan nama surat, ayat ke berapa, dan halamannya. Duh, berkaca pada diri ini, bahkan Juz Amma pun masih belum hafal hingga kini.

Kita pun dibuat terpana dengan kemampuan anak kecil yang menjadi imam salat berjemaah. Suaranya begitu indah saat melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Jika ayat itu berbicara tentang kesedihan, makmum yang mendengar ikut larut dalam kesedihan. Bahkan, tak jarang sampai menangis. Jika ayat yang dibaca itu berbicara tentang kehidupan surga, makmum yang mendengar pun ikut merasakan bahagia, seakan keindahan surga itu ada di hadapannya.

Berbanding terbalik dengan fakta kebanyakan anak masa kini yang dilenakan masa mudanya. Mereka fasih menyebutkan nama-nama bintang film idola sampai pada detail sejarah kehidupannya. Namun, tak banyak yang mengenal kisah kehidupan para Sahabat Nabi yang mulia. Anak-anak ini terlalu asyik bermain-main sampai melupakan ibadah. Pandai menyanyikan lagu-lagu penyanyi pujaan, namun tak sedikit pun mampu membaca ayat-ayat suci Alquran. Itulah fakta kini yang harus menjadi cermin orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Kembali mengingat keistimewaan anak kecil yang dianugerahi kefasihan lidah dan akhlak mulia itu, memancarkan kekaguman tak berkesudahan. Masih kecil tapi bacaan Alqurannya tak bisa dipandang sebelah mata, teramat fasih dan tartil. Masih anak-anak, tetapi pengamalan agamanya seperti ahli ibadah. Masih terlalu muda, tapi pengetahuan tentang syariat agamanya seperti para ulama dan berani menyuarakan kebenaran tanpa takut pada dunia, kepada siapa pun.

Membayangkan itu, saya jadi teringat tentang sebuah sejarah yang pernah saya baca. Suatu saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz, diingatkan oleh seorang anak kecil yang lantang menyalak menasihatinya, ketika orang-orang meminta anak itu menyampaikan nasihat kepada Sang Khalifah. Anak ini berdiri tegak, sama sekali tak merasa takut sedikit pun berdiri di hadapan Khalifah, penguasa besar negara Islam ketika itu.

Ia mengatakan dengan tegas, "Orang beriman akan mendengarkan nasihat dari siapa pun, termasuk nasihat yang keluar dari mulut anak kecil". Heran dengan keberanian anak itu, yang bicara lantang di hadapannya tanpa merasa takut dan gentar, Sang Khalifah bertanya kepada orang-orang di sekitarnya, "Siapa anak ini? Dia begitu berani dan perkataannya benar".

Orang-orang menjawabnya, "Ia anak dari keluarga Ahlul Bait Ali bin Abu Thalib".

"Ah, pantas saja," gumam Sang Khalifah. “Anak Singa terlahir dari keluarga Singa”.

Memang benar adanya. Orang yang berani lantang menyuarakan kebenaran di hadapan siapa pun, termasuk penguasa adalah singa. Tak peduli tua atau muda. Mereka adalah para pejuang agama Allah Subhanahu wa taala yang ikhlas menjual dunia mereka untuk membeli akhirat-Nya.

Dan, anak kecil yang instimewa itu adalah Ali Zainal Abidin bin Husen. Dia adalah singa penjaga agama Allah Subhanahu wa taala di zamannya.

Ah, betapa pelajaran yang sangat berharga itu, kadang keluar dari mulut seorang anak kecil. Dia dewasa di atas usianya. Maka, benarlah sebuah ungkapan, batas pembeda antara dewasa dan sikap kekanak-kanakan adalah berpikir. Kadang anak kecil berpikir jauh lebih dewasa ketimbang orang tua yang sudah matang secara usia. Artinya, sikap dewasa lebih pada persoalan cara berpikir dan bertindak.

"Ya Allah, jika Engkau mengkaruniakan aku seorang putra. Maka, berikan kekuatan kepadaku untuk bisa membimbingnya menjadi seperti anak Sayidina Husen, Ali Zainal Abidin, seorang anak yang akan menjadi permata cemerlang bagi kedua orangtuanya, negara, dan agamanya.” Amin. (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan luar biasa, terangkai dengan kalimat indah dan sarat makna. Sukses selalu dan barakallah

03 Jan
Balas

Bu Siti Ropiah yang luar biasa. Terima kasih, komentar ukhti sangat menyemangati. Jazakallah wa barakallah.

03 Jan



search

New Post