Bijaklah dengan Gawaimu, Ingatlah Orang Tuamu!
Anakku, jika pesanku ini sampai padamu, bacalah! Tuhan memberi kita akal agar kita mengenal jalan curam dan terjal. Agar kakimu tak terantuk, karena kau mengerti baik dan buruk. Agar bisa membedakan manfaat atau mudarat. Agar bisa memilah hikmah dan perbuatan sia-sia. Dan, agar kita bisa memilih takwa atau tercela. Endapkan semua masalahmu, buang ragumu, berpikirlah jernih!
Gawaimu adalah ujian bagimu. Dia menjadi budakmu atau kamu yang diperbudaknya. Dia yang menurutimu atau kamu yang menurutinya. Tapi, gawaimu tak punya hati dan jiwa. Tak punya kehendak, tak punya nafsu. Dia hanya alat yang bisa kau peralat. Secanggih apa pun ia, tak akan berarti apa-apa tanpa kendali kita. Dia hanya sekadar alat, kitalah yang berbuat.
Ingatlah, wahai anakku! Bersama sentuhan jari ada tanggungjawab. Jika kau menyentuh dengan akal budi dan hatimu, kau akan menemukan manfaat. Tapi, jika egomu yang bicara. Kau tak akan menemukan apa-apa. Hanya sia-sia. Gawaimu hanya menjadi saksi sumpah serapahmu. Menjadi saksi atas pengkhianatanmu terhadap orang tua. Kau bilang untuk menuntut ilmu, padahal itu hanya menipu. Kau bilang untuk mencari sumber belajar agar tak ketinggalan. Padahal kau hanya chatingan dengan lawan jenis yang membiusmu dengan sejumput khayalan.
Bijaklah dengan hidupmu! Jangan membuat malu! Ingatlah! Di balik gawai itu ada keringat orang tua yang rela bekerja tak ingat hari untuk kesenangan anaknya. Rela melepas keinginan sendiri hanya agar keinginan anak terpenuhi. Menyembunyikan rasa sakitnya, agar tak mengganggu kesenangan anaknya. Bahkan, rela meredam tangis, agar kebahagiaan anak tak terkikis.
Jika pesanku ini sampai padamu, pikirkanlah! Pikirkan baik-baik! Jika kau hanya bermain-main dengan gawaimu, sedikitnya ingat orang tua yang tak mengenal hari dan payah. Bekerja untukmu, untuk keluarga, untuk melihatmu terus sekolah. Jika kau tetap tak peduli dengan semua ini. Periksa hatimu! Jangan-jangan dia sudah berganti dengan besi. Bijaklah dengan gawaimu, ingat orang tuamu! (*)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa Pak Khalid....pesan yang dirangkai dengan begitu indah, menggugah rasa, semoga sampai pada anak-anak kita...sukses slalu..barakallah
Luar biasa, Bu Marlupi. Saya hanya biasa diluar. Sukses buat jenengan. Terima kasih telah singgah. Jazakillah wa barakallah.
Tulisan yang bijak sekali Pak Khalid tak terkesan menggurui. Sukses buat Bapak.
Subhanallah, pesan yang terangkai dalam untaian kata penuh makna, agar bersikap bijak dalam melangkah. Sukses selalu dan barakallah
Terima kasih, Bu Siti Ropiah. Jazakallah wa barakallah.
Bijak bergawai. Mksh, Pak Sehat dan sukses, Pak Khalid dan sahabat...
Begitu juga dengan harapan Anda. Saya harap Anda seslalu sehat dan sukses, Bu Fila Ariyanti.
Bagus pak khalid wahyudin tulisannya, menyentuh sekali dan cocok untuk diterapkan pada komunitas anak2 . Terimakasih pak.
Terima kasih atas apresiasinya, Bu Laila Maharani. Jazakallah wa barakallah.
Terima kasih atas apresiasinya, Bu Laila Maharani. Jazakallah wa barakallah.
ijin saya Share pak Kholid, ini luar biasa untuk siswa.
Monggo, Saudaraku. Dengan senang hati silakan dibagi.
Monggo, Saudaraku. Dengan senang hati silakan dibagi.