Khalid Wahyudin

Khalid Wahyudin hanya seorang guru sekolah gunung yang tengah berpacu dengan asa terindahnya. Sejak 2009 hingga kini, saat amanah sebagai abdi negara diterima...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan Istiqomah, Melainkan Istikamah

Bukan Istiqomah, Melainkan Istikamah

Kata baku dari istiqomah adalah istikamah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istikamah berarti sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Maka, jika Anda memiliki nama tersebut, Anda patut berbangga diri. Kata Istikamah adalah salah satu contoh kata baku. Bentuk tidak bakunya adalah istiqomah.

Kata baku digunakan dalam kepenulisan resmi sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Seorang editor dituntut memahami kaidah bahasa ini. Jika tidak, ia tak akan mampu mengedit naskah dan melihat kesalahan ejaan di dalamnya.

Nah, hal inilah yang menjadi pembahasan dalam Pelatihan Editor Buku MediaGuru Yogyakarta, di LPMP Yogyakarta, pada hari pertama, Sabtu (19/1). Istiqomah, S.Pd., M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS, penulis dan editor senior MediaGuru, hadir sebagai narasumber pelatihan yang digelar selama dua hari ini.

Menurut Istiqomah, seorang editor harus mengetahui bahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebagai salah satu syaratnya, ia harus memahami PUEBI ‘pedoman umum ejaan bahasa Indonesia’ secara baik.

“Baca dan pahami PUEBI itu agar Anda menguasai apa yang harus diperbaiki dari tulisan Anda,” tegasnya.

Tidak hanya mengobrak-abrik bahasa baku, tetapi pelatihan ini juga mendalami syarat-syarat lain yang harus dikuasai seorang editor. Syarat-syarat tersebut diantaranya menguasai tatabahasa, bersahabat dengan kamus, memiliki kepekaan bahasa, pengetahuan luas, ketelitian, dan kesabaran, serta banyak hal lagi.

Kalau boleh jujur, kelas editor tersebut seperti menguliti dan memakan mentah-mentah para peserta. Lebih kejamnya sebagai ajang pembantaian. Mereka dibuat tak berdaya dan kelabakan dengan naskah latihan penyuntingan yang diberikan narasumber. Namun anehnya, tak merasa tersakiti dan terzalimi, para peserta justru terlihat enjoy, bahkan asyik ketawa-ketiwi saat berlangsung pembahasan naskah hasil suntingan mereka. Apa ada yang lucu? Tidak lucu, tapi lucu banget.

Dalam kesempatan itu, Istiqomah juga mengingatkan peserta tentang tujuan dari mengedit atau menyunting naskah. Tujuannya adalah memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan. Tak kalah penting, menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasa, dan kelayakan.

Tujuan pelatihan ini adalah melatih peserta untuk mampu melakukan penyuntingan naskah secara mandiri. Harapannya, naskah yang masuk penerbit tidak akan diantemi editor yang selama ini dibuat budrek dengan naskah-naskah mbulet. Semoga Bu Isti yang baik hati itu, tidak budrek untuk pelatihan hari kedua ini nanti. Mari kita bersama-sama berdoa.

Oya, omong-omong, apakah kata istiqomah itu benar-benar dibahas di hari pertama pelatihan editor, kemarin? Jawabnya tidak. Itu hanya kelakar saya saja. (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Namun, namaku jangan diubah. Repot urusan administrasinya.

20 Jan
Balas

Inggih, Bu. Terima kasih atas bimbingan, Jenengan.

20 Jan

Keren tulisannya, Pak Khalid. Selalu bernas dan berkelas. Bunda Istiqomah, yang selalu istikamah dalam dunia penulisan. Semoga nama Bunda Istiqomah tak harus mengganti namanya dengan kata sesuai KBBI. Barakallah, Pak Khalid.

20 Jan
Balas

Semoga Bu Istiqomah tak tergoda mengganti namanya. Hahahaha. Terima kasih Bu Ayu.

20 Jan

ora rugi nglembur sewengi gus .... Mantul

20 Jan
Balas

Hahaha...tak garap Subuh. Turu disik, Kang.

20 Jan

ora rugi nglembur sewengi gus .... Mantul

20 Jan
Balas

Hahaha...tak garap Subuh. Turu disik, Kang. Aku ditinggal dewe ra dijak ning omahe Pak Arifin.

20 Jan

Anda layak naik kelas pak,

20 Jan
Balas

Naik kelas berapa, Bu? Hahaha. Terima kasih. Sukses selalu.

20 Jan

Mantul Pak Khalid...ada memang bebrrapa katq yang sebenarnya tidak baku, tapi karena untuk kepentingan dokumen , menjadi dibiarkan tidak baku, salah satunya nama Bunda Isti ya Pak...hehehhe...sehat n sukses selalu..barakallah

20 Jan
Balas

Hahahaha...terima kasih, Bu Marlupi.Tetap semangat menulis. Menulis terus!

20 Jan

Tulisan yang luar biasa diakhiri dengan kalimat yang membuat saya tersenyum. Sukses terus Pak Khalid....

20 Jan
Balas

Hahahaha...Terima kasih, Bu Rini Yuliati. Sukses selalu.

20 Jan

Selamat Pak Khalid sudah mengikuti kelas editor. Saya belum kesampaian ke LPMP. InsyaAllah kalau ada kelas lagi.

20 Jan
Balas

Inggih Pak Warnoto. Terima kasih. Semoga lain kali kesampaian, Pak. Sukses selalu. Barakallah.

20 Jan

Hehehe...membaca kepala tulisan membuat saya nderedeg dan puyeng krn merupakan pelaku yg sering menulis dgn rangkaian huruf spti itu... Beranjak menuju badan tulisan justru hilang rasa rasa diatas seakan sdg berada di lambung kalimat...ikut mencerna asupan ilmu yg tertulis..nahh meluncur ke kaki sang penopang tulisan..lha kok saya tergelitikkk cekikikan. Superrr sekaliiii...(wah...siap siap di edit nih komentar saya, jelas banyak ruwetnya)

20 Jan
Balas

Hahaha...Ada-ada saja, Bu Atmasari ini. Yuk, nulis terus! Semangat!

20 Jan



search

New Post