Dendam Kesumat Itu akan Terbayar
Dua hari mengikuti Pelatihan Editor Buku MediaGuru Yogyakarta, Sabtu-Minggu (19-20/1), memberikan pengalaman berharga. Selama dua hari itu, Bunda Istiqomah, narasumber MediaGuru, berhasil mem-blejeti para peserta. Saya yang fakir ilmu ini menjadi salah satu korbannya. Saya diantemi habis-habisan oleh mak-mak asal Malang ini. Beruntung saya masih sehat-sehat saja sampai hari ini.
Kelas editor itu seperti tungku api, sedangkan para peserta adalah air dalam kuali yang ditaruh di atasnya. Tak lama air itu pun mendidih. Usai pelatihan para peserta bertekad menghasilkan tulisan-tulisan yang lebih baik. Berkualitas tinggi. Caranya adalah belajar dan terus belajar. Menulis dan terus menulis.
Para peserta dibuat "menderita" dengan tantangan menyunting naskah latihan yang diberikan narasumber. Peserta harus bisa menyunting naskah tersebut sesuai pedoman dan arahan yang diberikan sebelumnya oleh narasumber. Mereka pun ber-fastabikul khairat menyelesaikan tantangan itu. Tak merasa terzalimi, para peserta justru terlihat menikmati “kezaliman” itu. Mereka enjoy. Bahkan terlihat asyik ber-hahahihi saat naskah suntingan mereka ditelanjangi satu per satu. Mengherankan! Edan! Menungso model opo iki?
Gemblengan narasumber selama dua hari itu memberikan energi yang berarti agar kita tak cepat berpuas diri. Terus belajar dan berlatih. Dunia kepenulisan seperti samudra luas. Kenyataan ini membuka mata bahwa kita hanyalah bocah kecil yang bermain-main di pinggir pantainya. Belum seberapa. Tak ada apa-apanya. Sangat miskin dan fakir.
Pertanyaannya, dendamkah kita atas “kezaliman” selama dua hari itu? Kalau saya, iya. Saya sangat dendam. Saya akan menuntut balas. Balas dendam terbaik. Menurut Imam Ali ra, “Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik.” Bismillah, diri ini berjanji untuk lebih baik. Terima kasih Bunda Isti, dendam kesumat itu akan terbayar. (*)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Balas dendam terbaik kepada orang yang meremehkan kita adalah jika kita bisa lebih sukses dari mereka. Jadi, berprestasilah...
Insyaallah. Siap 86 Komendan!
Dendam kesumat yang menuntut pelampiasan. Tak cukup dengan kata, tetapi dalam karya tuk tunjukkannya. Diblejeti Bunda Isti membuat saya yang fakir miskin ilmu menulis pun turut kejet-kejet, Pak Khalid. Bismillah, balam dendam terhomat!
Jadi menulis antologi bertiga?
Hahaha....Bu Ayu yang tentukan temanya ya?
Mantabs Pak Wahyu, segera selesalikan Bukunya, pasti oke banget
Terima kasih, Pak Ahmad Syaihu. Anda sendiri sangat menginspirasi.
Kereeen Pak Khalid..ayo bayar dendammu...hehehe..sehat selalu..barakallah
Hahaha...iya. Dendam itu harus terbayarkan. Sukses selalu, Bu. Barakallah.
Serem, sangar tapi keren. Laksana Gatut Kaca yang baru keluar dari kawah Candradimuka. Luar biasa. Bisa menjadikan iri. Iri yang baik. Sekali lagi Selamat Pak Khalid.
Sesangar apa pun Pak Warnoto akan selalu tampak keren hehehe. Benar, Pak. Dendam kesumat ini harus terbayarkan hahaha. Terima kasih. Barakallah.
Mantap tu Pak, kutunggu bukunya, Pak
Insyaallah. Mohon doanya selalu. Barakallah.
Kezaliman membawa nikmat , semangat terus, "man jadda wa jadda"
Jazakillah ahsana jaza, Ukty kabirah. Tetap semangat! Terus menulis!
Sajaknya kok ada yg umup ya...(sengaja diksi koment nya ruwet...biar tambah umup) gejolak dendamnya biar meletup letup...hehe
Hehehe... Dendam kesumat itu harus segera dituntaskan. Kalau tidak, nanti bisa jadi jerawat batu. Tetap semangat dan teruslah menulis!