Kelas Pelatihan Editor Buku MediaGuru Yogyakarta, Sabtu-Minggu (19-20/1), menjadi ajang reuni kecil-kecilan kami, alumni MM UGM kelas khusus Diknas angkatan ke-2. Sebuah kebetulan kegiatan ini digelar di Yogyakarta. Sebelumnya via grup WhatsApp (WA) alumni, kami telah merencanakan reuni kecil-kecilan ini sembari mengikuti pelatihan. Ya, kelas editor itu menyatukan kami. Bertemu setelah tujuh tahun berlalu.

Dalam perjalanan malam menuju Jogja, Jumat (18/1), dalam status Facebook, kutuliskan sajak ini.

Seperti perjalanan yang sama. Tujuh tahun lalu. Wira-wiri. Kini menuju Jogja lagi. Bro, aku datang! Yuk, reunian. Kelas editor MG Jogja memberi jalan. Rame. Akan kusaksikan lagi tawa renyahmu. Pecah. Tunggu aku Kalasan!

Waktu menyentuh Subuh. Berganti Sabtu. Hari itu kita ditakdirkan bertemu. Jalan menuju LPMP masih sepi. Aku dan sahabatku, Abdul Majid, menyisir jalan dengan berjalan kaki. Sengaja untuk menikmati suasana pagi.

“Assalamualaikum!” Fuad Hartadi menyapa saat berpapasan di halaman LPMP.

“Waalaikum salam,” jawab kami bersamaan.

“Maunya sih tadi saya jemput saja. Sekalian jalan bersama. Saat saya baca di WA, ternyata sudah kedahuluan datang,” ungkap lelaki kalem bercambang ini.

Di depan kelas, teman-teman Jogja telah menunggu.

“Assalamualaikum, piye kabare, Bro?” sapa Arifin sambil menjabat tangan dan memelukku.

“Alhamdulillah, apik, Bro,” jawabku.

“Tak pikir aku kate kelangan konco siji, Bro?” ujar Arifin, guru agama lembut hati itu. “Aku lihat fotomu usai kecelakaan motor itu di WA, tak sadarkan diri.”

“Halah, ono-ono wae!” sahutku. “Aku rapopo, hanya pelupuk mata kanan ini yang masih benjol dan luka tangan kanan yang belum seratus persen kering.”

Satu per satu kita berjabat tangan dan melepas kangen. Berbincang tentang kabar masing-masing dan berbagai hal hingga masuk kelas untuk mengikuti pelatihan. Melihat mereka seperti terbayang kembali memori tujuh tahun lalu. Terbayang lagi keseruan saat diskusi panas di ruang kelas. Teringat kembali saat mengerjakan tugas bersama dan ketegangan saat sidang akhir kelulusan menghadapi para penguji.

Teringat selalu saat begadang semalaman untuk persiapan ujian atau presentasi kelompok yang menguras tenaga. Berbantal buku-buku tebal yang tak banyak kita mengerti namun harus dipelajari. Andai tak ada semangat berbagi, aku yang seni rupa tak tahu harus berbuat apa. Berbahasa Inggris sudahlah tak mampu. Apalagi Statistika sudahlah tentu membuatku termangu. Apalah dayaku. Aku hanya bisa menyapukan warna sambil mereka-reka bentuk wajah. Lalu setelah itu, semuanya akan berlalu.

Akhirnya, semangat saling berbagi dan berempati membuat kita selalu bisa mengerti. Melepaskan diri dari segala kesulitan dan kesusahan yang mengganggu. Ah, teringat itu semua membuat kita kembali bangga. Hari ini, memori itu kembali. Dan kita menyadari reuni kecil itu menguatkan kenangan. Terus terang, kelas itu benar-benar menyatukan. (*)

--------------------------------------------

Terima kasih untuk segala keindahan ini: Ustaz Arifin Ali Kaswadi, Prof. Osep Muhammad Yanto, Pakde Sugiman (Terima kasih atas jamuannya. Ikan bakarnya mantap), Gus Abdul Majid, Kang Darto Ad-Demaky, Om Dani Darianta, Mbakyu Wiryatun, Mbak Anna (Bakpia Marina itu lezat dan nikmat), Jeng Sri, dan Akhi Fuad Hartadi (Jazakallah. Maaf, kami merepotkanmu dengan harus menginap di kediamanmu, juga tumpangan kendaraannya yang bak taksi pribadi). I love you all!