Khalimatus Sa'diyah

Nama : Khalimatus Sa'diyah Alumnus IAIN Sunan Ampel tahun 1992 Alumnus Universitas Negeri Malang tahun 2009...

Selengkapnya
Navigasi Web
Analogi Inspiratif – Gajah dan Semut

Analogi Inspiratif – Gajah dan Semut

Hari Selasa, tanggal 11 April 2017 adalah hari ke dua pelaksanaan UNBK bagi pelajar tingkat SMA, MA, dan SMK. Para pelajar kota wisata Batu, yang tidak sedang mengikuti UNBK, patut bergembira karena ada pembelajaran rekreatif di Taman Wisata JATIM PARK 1, yang berlokasi di Jl. Kartika 2 Kota Wisata Batu. Selaku guru pendamping, sayapun ikut merasakan kegembiraan para pelajar tersebut. Udara yang sejuk dan panorama lereng gunung Panderman bagian timur yang sangat indah itu cocok sekali untuk melepas kejenuhan siswa dari kegiatan rutinitasnya di dalam kelas.

Keberadaan ‘Science Stadium’ yang menyuguhkan konsep edukasi lengkap dengan alat peraga yang bisa dicoba secara langsung pada wahana Galeri Belajar itu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar. Tak heran jika pengunjung Taman Wisata ini, mulai dari jam buka pada pukul 08.30 hingga ditutup pukul 16.30 saat hari-hari biasa tidak kurang dari 6.000 orang dan bisa mencapai kurang lebih 15.000 pengunjung pada saat liburan, baik dari dalam maupun dari luar kota.

Dari pintu masuk, pengunjung sudah disambut oleh 1000 topeng wajah dan patung-patung orang yang sedang melakukan ritual ‘Sedekah Bumi’. Dengan mengikuti route perjalannya, kami masuk ke Ethnic Gallery, History Park, Ghost Mansion, Pendulum, dan masih banyak wahana yang lainnya. Tanpa terasa kami terus berjalan mengikuti route berikutnya, hingga sampai di Batik Gallery, anak-anak minta istirahat sejenak. Saat istirahat sambal menikmati bangunan miniature kerajaan-kerajaan, anak-anak ada yang bercerita tentang keindahan Taman Wisata Secret Zoo JATIM PARK 2, yang letaknya tidaak jauh dari JATIM PARK 1.

Saya mendengarkan cerita anak-anak tentang hewan-hewan langka yang ada di sana. Karena sudah bertaraf internasional, maka hewan-hewannya pun juga sangat beragam. Sekarang giliran saya bertanya kepada mereka, “Ada yang tahu berapa macam hewan yang ada di sana?” Ruslan menjawab, “ada dua macam bu”. “Lho, kok cuma dua macam?” tanyaku kembali. “Ya … iya lah bu, bukannya isi dunia ini juga cuma dua saja,” jawab si Ruslan. “Yang ada hewan jantan dan betina. Kalau tidak gitu ya… hewan darat dan hewan air, atau bisa juga hewan besar dan hewan kecil, atau bisa jadi hewan liar dan hewan jinak”. Wkwkwk……. Ha…ha...ha… Semua teman-temannya tertawa mendengar jawaban Ruslan.

“Sekarang giliranku untuk bertanya”, kata Ruslan. “Hewan apa yang paling besar?” tanya Ruslan.

“Ahhhh… Ruslan, itu sih gak perlu dijawab, Rus”, kata Adit. “Ayo…. coba apa jawabannya? jawaban yang benar entar tak kasih souvenir kaos cantik ini”, sahut Ruslan.

Dengan lantang Adit menjawab, “Gajah… benar kan Rus?”

“Ha…ha…ha, kalau itu sih jawaban adikku di TK Dit. Sambil mendemontrasikan deklamasi adiknya, Ruslan mengucapkan: “Gajah, binatang yang amat besar, hidungnya panjang…. Telinganya lebar”.

“Lha … terus memang apa jawabannya?” tanya Adit kembali. “Sudah…, nyerah…, gak ada yang mau jawab lagi?” kata Ruslan sambil meledek teman-temannya.

“Ya… binatang yang paling besar adalah semut” kata Ruslan.

“Lho… kok semut? Semut kan binatang yang paling kecil, protes Adit”.

“Ya… semut. Lha wong semutnya ngumpul jadi satu menggunung, segede gunung panderman kok, kan ya gedean semut” jawab Ruslan. Tawa teman-temannya pun menghangatkan suasana yang mulai memanas.

Di kerumunan anak-anak itu, saya ikut tertawa. Tanpa menunda waktu, sayapun menyampaikan kepada anak-anak bahwa gajah dan semut itu termasuk binatang pilihan yang namanya diabadikan oleh Allah SWT, menjadi nama surat di dalam Al-Qur’an. “Apa nama surat itu anak-anak? Ada yang ingat?”

“Ya… bagus sekali, surat Al-Fiil dan surat…? Surat apa coba?”

“Ya… tepat sekali, namanya surat An-Naml”.

“Anak-anakku sekalian, Al-Fiil adalah surat dalam Al Qur'an yang mempunyai makna gajah. Hewan ini begitu tangguh dipakai untuk perjalanan jarak jauh. Dalam surat Al-Fiil, Allah bercerita tentang pasukan Abrahah yang berkendaraan gajah yang menginginkan menghancurkan Ka'bah. Tetapi sebelum kemauan itu terwujud, Allah sudah menghancurkan mereka terlebih dahulu. Allah kirimkan pada mereka sekawanan burung ababil yang lalu menghujani mereka dengan batu neraka. Jadi matilah mereka semuanya. Mengapa demikian?”

Gajah adalah hewan darat paling besar didunia serta hanya satu mamalia yg tidak dapat melompat. Walaupun begitu, gajah masih mempunyai kekuatan lain, yakni berenang. Mereka memakai belalainya untuk bernapas saat berenang.

Selain itu, gajah juga dapat mendeteksi kehadiran sumber air dalam jarak 5 km. Gajah mempunyai indra yang tajam, terlebih pendengaran serta memorinya. Diantara semua makhluk darat yang hidup sekarang ini, gajah memiliki otak yang paling besar.

Kekuatan memori gajah itu bisa dibuktikan dari langkah mengingat rute serta jarak tempuh perjalanan mereka, mengingat anggota satu koloni, dan kekuatan membedakan panggilan untuk semasing gajah yang lain. Gajah bisa memanggil gajah yang lain dalam jarak berkilo-kilo meter. Panggilan itu dapat lewat teriakan yang cukup keras atau mungkin dengan panggilan lewat tanah.

Subhanallah, Maha suci Allah yang telah menciptakan gajah dengan segala kelebihannya dan kekurangannya. Kelebihan yang diberikan Allah kepada gajah itu sering kali membuat gajah menjadi sombong, merasa dirinya yang paling besar, paling kuat, paling pintar, dan paling hebat.

Bila sifat ini ada dalam diri kita. Segera sadari bahwa sifat Al-Fiil/tentara gajah telah hidup dalam diri kita. Sebelum azab didatangkan Allah kepada kita, segera lakukan perbaikan diri.

Sejarah telah mencatat manusia-manusia bertipe Gajah yang hidup dan mengalami kehancuran diakhir hidupnya dengan cara-cara yang menghinakan. Mereka adalah :

Fir’aun yang merasa Bangsawan, bahkan ingin menjadi Tuhan. Mati terapung di lautan. Qarun yang kaya raya, mati terbenam ke bumi. Hamman yang memiliki pengetahuan luas, mati tersambar petir. Samiri yang merasa benar dan terpuji, hingga kini hilang ditelan masa.

Mereka adalah termasuk bala tentara gajah Abrahah yang menjelma menjadi penguasa-penguasa pada zamannya. Artinya, pasukan gajah hingga kini terus hidup dalam fenomena kehidupan bumi ini.

Sifat kegajahan ini bisa menyerang siapa saja. Apakah dia seorang atasan di kantor yang merasa benar sendiri, dosen/guru yang merasa pintar hingga tak mau lagi mendengar pendapat mahasiswanya/siswanya, suami yang enggan mendengar keluh kesah istri dan anaknya, bapak yang merasa berhak menentukan masa depan anak-anaknya.

Sifat gajah ini bila tidak diantisipasi akan melahirkan penyakit kaki gajah, kemana saja ia melangkah, akan ada keinginan untuk menginjak orang lain. Kurang puas bila tidak menginjak orang lain hingga meronta-ronta dan mengemis dihadapannya.

Bagaimana halnya dengan semut?

Semut adalah jenis hewan berkoloni atau berkelompok, dalam urusan kewajiban mencari makan mereka saling bahu membahu bekerja sama dengan berkelompok, bila bertemu satu sama lain saling menyapa, bila ada yang terluka, mereka bergotong royong membawanya ke sarang, ada ikatan hebat yang menyatukan hati semut-semut ini.

Semut inilah makhluk yang sebenarnya kuat. Kelemahan dan kekecilan tubuhnya tidak menjadikannya mudah untuk ditindas. Bila ada yang mengganggunya, mereka akan membuat strategi untuk melawan. Mereka kuat dalam barisan. Tak terbayangkan bila melawan barisan mereka. Jangankan gajah yang adi kuasa, manusiapun takkan sanggup bila menghadapi sekelompok semut yang terbangun mengamuk karena terusik, dan bersama menyerang dalam jumlah besar… bahkan satu gigitan semut saja tak jarang telah membuat kita marah…

Jangan heran kalau ada gajah mati karena kesemutan. Semut yang kecil itu bisa masuk ke telinga gajah, dan terus menggigit gajah hingga merasa kesakitan dan tidak berdaya.

Si “semut kecil” akan menjadi sesuatu yang membawa pengaruh besar. namanya akan digoreskan dalam catatan sejarah..

seperti nama semut yang tertulis dalam Al-Qur`an yang dijadikan pelajaran..

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. An Naml: 18).

Si “semut kecil” akan menjadi sesuatu yang disayangi dan dilindungi.

seperti Allah menetapkan hewan semut sebagai hewan yang tidak boleh dibunuh...

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, Rasulullah melarang kami membunuh empat macam binatang: Semut, lebah, burung hud-hud dan burung shurad.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad).

Semoga dari analog ini, ada hikmah yang dapat dijadikan pelajaran. Aamiiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah... membaca tulisan ustadzah khalimah... jadi dapet 2 manfaat: 1. Tau isinya wahana jatim park dan 2. Tau makna cerita gajah dan semut yg luar biasa..

16 Apr
Balas

Ceritanya bagus Bu Halimah.

16 Apr
Balas

Nulis sambil promosi Taman Wisata JATIM PARK di KWB

16 Apr
Balas

Terima kasih bu Yayuk. Semoga ada manfaatnya.

16 Apr
Balas



search

New Post