Khalimatus Sa'diyah

Nama : Khalimatus Sa'diyah Alumnus IAIN Sunan Ampel tahun 1992 Alumnus Universitas Negeri Malang tahun 2009...

Selengkapnya
Navigasi Web
Liburan Gratis Penuh Hadiah

Liburan Gratis Penuh Hadiah

Hari libur yang bergandengan dengan akhir pekan, akan selalu menjadi agenda tersendiri bagi keluarga untuk menghabiskan masa liburannya. Khususnya keluarga yang setiap harinya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Kesibukan orang tua di luar rumah menuntut mereka harus berani meninggalkan anak-anak mereka. Orang tua yang bekerja di kantor, sekolah, perusahaan, pasar, sawah, atau dimanapun selain di rumahnya sendiri, hampir bisa dipastikan frekwensi bertemunya mereka dengan buah hatinya sangatlah singkat sekali. Inilah yang membuat mereka untuk menyusun agenda liburan bersama keluarga.

Agenda liburan bersama keluarga memang beraneka ragam macamnya. Ini sangat tergantung pada faktor pendukungnya. Bagi keluarga yang sudah bebas finansial, pergi ke taman wisata di luar kota atau luar negeri sekalipun ya…. tidak ada masalah. Indikasi ini sangat tampak jelas pada schedule maskapai penerbangan di bandara dan padatnya lalu lintas yang merayap ke arah kota-kota wisata. Mall-mall dan toko-toko buku pun juga tidak sepi dari pengunjungnya, meskipun tanggalnya sudah sangat tua. Namun bagi keluarga yang masih harus hitung-hitung tanggal ketika mau berlibur bersama, ya… harus sabar dulu. Liburan bersama keluarga bisa diagendakan dengan acara-acara yang sederhana, semisal rujakan, naik odong-odong keliling kampung, atau sekedar ganti-ganti channel acara televisi.

Sebenarnya acara kumpul bersama keluarga itu sangat tergantung pada kemasannya saja. Hal yang paling penting adalah kebersamaannya. Kebersamaan yang dimaksud adalah kebersamaan yang hakiki. Bukan kebersamaan semu. Keluarga bisa saja kumpul dalam satu tempat, namun mereka sibuk dengan Hand Phone dan gadget nya sendiri-sendiri ya… tetap saja tidak akan ada kebersamaan. Kumpul bersama keluarga tanpa harus membayar mahal, cukup hanya dengan uang recehan, namun nilainya sangat berharga.

Pengalaman ibu bijak yang takut terjebak macat, mulai memutar otak untuk membuat acara kumpul bersama keluarga. Seorang ibu muda yang cukup sibuk dengan pekerjaan sehari-harinya, selalu saja menyiapkan acara kumpul bersama keluarga saat liburan tiba. Hampir semua tempat wisata yang ada di Nusantara ini sudah pernah mereka kunjungi. Mulai taman wisata alam, wisata bahari, wisata religi, dan wisata edukasi. Namun kali ini, beliau lebih memilih acara kumpul keluarga di rumah saja. Bagi seorang dosen universitas ternama di Surabaya, baginya tentu bukan karena finansial yang menjadi kendalanya.

Ibu Mufida menyiapkan seikat sedotan plastik yang berwarna-warni, pita merah putih, dan beberapa mainan dan plastik-plastik lainnya. Dengan sedotan ini, ibu Mufida ingin ketiga putra-putrinya berkreasi. Maka ibu Mufida membikin acara kompetisi membuat perahu dari sedotan. Pesertanya adalah ketiga buah hatinya. Peserta pertama adalah putra sulungnya, Nauval kelas XI SMA. Peserta keduanya, Noya putri keduanya yang duduk di kelas 6 SD, dan peserta terakhir adalah putri bungsunya, Noqa yang masih duduk di TK-B. Justru dengan peserta yang tidak seimbang levelnya ini membuat acara kompetisi itu semakin seru.

Agar penilaiannya obyektif, ibu Mufida meminta anggota group WhatsApp untuk ikut menjadi team penilai dengan cara memilih photo yang paling baik dari kreasi mereka bertiga. Photo-photo perahu sedotan yang paling banyak disukai akan menjadi pemenang pertamanya, dan begitu seterusnya. Dari hasil poling anggota group WhatsApp itu, ternyata hasil kreasi yang berupa perahu dari sedotan tadi dimenangkan oleh putri kedua sebagai juara pertama, putri ketiga sebagai juara kedua, dan putra sulungnya justru menjadi pemenang terakhir. Ini adalah penilaian yang sangat jujur, transparan, dan tanpa ada interfensi dari pihak-pihak tertentu. Tentu saja hadiahnya juga sudah disiapkan oleh ibu Mufida dengan kesepakatan bersama putra-putrinya. Kiranya dengan cara itulah ibu mufida menanamkan nilai-nilai kepribadian pada putra-putrinya. Bagaimana cara menerima kekalahan, bagaimana bersikap sebagai pemenang, dan bagaimana pula cara menata hati saat harapan tidak sesuai dengan keinginan?

Tidak mudah untuk mengkondisikan anak dapat bersifat qona’ah dalam keadaan materi yang berkecukupan. Banyak kita jumpai anak-anak orang kaya kurang bisa menerima kekalahan, kurang siap menerima kekurangan, kurang bisa mengendalikan emosinya saat kenyataan tidak sesuai dengan harapannya. Tidak demikian halnya dengan keluarga ibu Mufida. Putra-putri ibu Mufida yang sejak kecilnya sudah hidup serba berkecukupan ini, namun tetap santun dalam bergaul, tawadhu’, dan suka berbagi dengan sesamanya. Pengalaman inspiratif dari ibu Mufida dalam menanamkan nilai-nilai religi kepada putra-putrinya dapat kita gunakan sebagai referensi parenting dalam mendidik putra-putri kita. Keterlibatan anak dalam memutuskan suatu masalah mereka itu penting sekali. Kehadiran orang tua di sisi anak juga lebih penting dalam mengukir kepribadian mereka. Tentu saja hal yang sangat penting sekali adalah lantunan do'a orang tua dikala bermunajat kepada Allah SWT demi putra-putrinya. Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama-sama pak Yudha. Semoga ada manfaatnya.

20:47
Balas

Terima kasih info parentingnya bu.

20:40
Balas



search

New Post