Khasanah Rcl

Dr. Khasanah, M. Pd Dosen di Prodi Magister Teknologi Pendidikan-Universitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta Owner dan Pengelola Preschool dan Daycare Rumah Ceria...

Selengkapnya
Navigasi Web
IBU, ALLAH MENYERTAIMU DALAM SETIAP LANGKAHMU MEMBESARKAN ANAKMU
Ibu Alppind DKI Ucapkan selamat Hari Ibu

IBU, ALLAH MENYERTAIMU DALAM SETIAP LANGKAHMU MEMBESARKAN ANAKMU

Hari ini, 22 Desember kita para ibu mendapatkan kata-kata indah dari mulut anak kita “selamat hari Ibu ya Ibuku” diiringi dengan ucapan dan doa penuh kebaikan. Akankah kita mendapatkan doa itu hari-hari selanjutnya? Ataukah hanya di hari ini saja 22 Desember yang dijadikan sebagai hari Ibu di Indonesia.

Perlu kita ketahui bahwa hari ibu yang diperangati sekarang ini dikenang karena adanya momentum 22 Desember 1928, kala pertama kalinya digelar Kongres Perempuan Indonesia, dimana gagasan peringatan Hari Ibu ini muncul saat Kongres Perempuan III pada 1938. Nah dengan mengetahui sejarah ini dan niat baik para wanita tersebut, saya fikir tak berlebihan juga kalau kita para anak Indonesia memberikan pengahargaan juga kepada para ibu bukan?

Hari ini beramai-ramai berbagai organisasi dan lembaga juga memperingati hari ibu, membuat berbagai acara dan perlombaan. Era digital mengantarkan informasi begitu cepat, meskipun kondisi covid-19 masih terus harus di hadapai, namun kegiatan online seperti webinar tetap dapat diselenggarakan. Tersebar dengan mudah promosi acara. Saya sendiri melihat lebih dari 10 promosi acara webinar terkait dengan Ibu. Kesungguh-sungguhan panitia pelaksana diperlihatkan dengan banyaknya peserta yang ikut serta. Pengisi acara pun dihadirkan dari berbagai kalangan baik dengan niat mengedukasi para anak Indonesia atau hanya sekedar seremonial saja.

Sebagai seorang wanita sekaligus ibu dari 5 anak dengan 2 cucu, saya juga merasa Bahagia Ketika anak-anak memberikan ucapan selamat hari ibu tersebut. Mengapa tidak? Karena mereka hanya mengucapkan hal ini hanya di hari ini, namun saya kemudian mendoakan mereka agar selalu dapat mendoakan saya sepanjang hari. Tentu di idamkan doa mereka itu, doa anak yang sholeh tak ada hijabnya atau batasannya . Artinya doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Inilah hadiah terindah untuk ibu dari anak menurut saya. Hadiah doa yang akan menggiring kita sebagai ibu ke Jannnah-Nya jika Allah mengabulkannya. Apalagi Ketika kita sudah tiada, apalagi yang kita harapkan selain kebaikan yang terus mengalir dari sang anak untuk kita ibunya.

Makin banyak anak kalau begitu maka akan semakin banyak kebaikan yang akan didapatkan si Ibu, ya tentunya jika anak-anaknya pada sholeh, berjalan di jalan yang lurus, namun bagaimana jika anak-anaknya tidak sesuai yang diharapakan, anak yang menjauh dari kebenaran. Anak yang tidak berhasil didik yang akan melahirkan banyak kejahatan. Nah…ini dia yang menjadi PR kita para ibu.

Tidak ada anak yang ingin salah tentunya, bisa jadi kita sebagai ibu nya yang mempunyai kontribusi untuk itu. Ada kelalain dari orang tuanya, khususnya kita para ibu. Terkadang ibu asyik dengan dirinya atau dengan anak tertentu sehingga lalai dengan anak yang lainnya. Hmm kalau begitu haruskah menjadi ibu itu harus menjadi wanita yang sangat supel terlebih dahulu?

Pertanyaan di atas mari kita bedah dalam tulisan ini, benarkah kita tak sempat memperhatiakn anak -anak kita dengan adil? Atau ada pilih kasih kita terhadap anak kita sendiri?

Sadar tidak sadar kita sudah berprofesi sebagai ibu, kemudian di anugerahi anak yang lucu-lucu. Kemudian mereka kita asuh dengan baik hingga mereka dewasa dan menikah. Ini adalah proses yang tetap berjalan apapun kondisi sang ibu yang mengasuhnya. Baik berkecukupan ilmunya, berkecukupan ekonominya, memadai akhlaknya apa tidak, suka apa tidak suka itulah taqdir yang harus diterima sang anak. Dia akan jalani itu semuanya. Tak heran jika anak-anak dikumpulkan dalam satu komunitas atau kelas, maka kita akan melihat beragam tingkah laku anak. Karakter yang sudah dibawa dari rumah sejak usia golden age nya itu begitu melekat. Mereka yang mendidiknya di sekolah misalnya, akan sangat kesulitan tentunya, merubah kebiasaan anak dengan tingkah laku kasarnya itu. Namun jika belum lewat masa kanak-kanaknya maka masih mudah di ubah karakter negatif dari anak kita. Begitulah kata para ahli , bahwa jika sudah lewat usia 14 tahun akan sulit mengikis sifat negatif yang melekat pada seseorang.

Namun rizki seorang anak menjadi baik, bukan hanya hadir dari orang tua saja, lingkungan di mana ia berada juga ikut serta pengaruhi dirinya. Allah akan rekayasa lingkungan itu buat sang anak, manakala Allah Sang pencipta setiap manusia memilih seseorang untuk menjadi baik (Qs.2:247). Dukungan Doa dan harapan banyak orang pada diri sang anak atau tanpa alasan apapun untuk itu, hanya sekedar Allah ingin memilih mereka menjadi salah satu khalifah (Qs.2:30) yang akan melestarikan bumi ini, maka anak tersebut akan terpelihara dengan rekayasa Allah sendiri.

Amanah kekhalifahan ini, menjadi nyata Ketika kita melihat betapa Nabi Musa As dipilih Allah menjadi Nabi, meskipun lingkungan kekuasaan dimana ia berada tidak menghendaki bayi laki-laki hidup dimasa itu. Namun kemudian Musa kecil dibesarkan di Istana musuhnya Allah namun dengan seorang ibu asuh yang penyayang yang telah Allah siapkan yang bernama Asiah, istri sang raja yang bernama Fir’aun. Kisah unik yang penuh misteri ini nyata adanya dan dicantumkan Allah dalam beberapa ayat Al-Quran, seperti yang kita baca di surat Al-Qasas: 4 , An-Naziat: 21 dan lain-lain.

Demikian juga kisah menarik Nabi Yusuf As, yang di sembunyikan di dalam sumur yang kering air itu oleh saudaranya yang membencinya karena rasa cemburu melihat diri Yusuf begitu disayang ayahnya. Bukan tidak beralasan ayahnya Ya’kub As menyayanginya karena memang Ya'kub As begitu jatuh hati pada kesantunan budi dan pekerti anak nya, yang telah Allah siapkan menjadi seorang nabi nantinya. Kecendrungan ayahnya terbaca oleh anaknya yang lain. Mereka segera mengenyahkan Yusuf kecil , membuat ayahnya sedih dan terus berdoa untuk kebaikan anaknya itu yang telah menghilang dari dirinya. Doanya pun dikabulkan Allah, sang anak itu ternyata kemudian menjadi pembesar di negeri nya di Mesir Kesulitan yang di hadapi Yusuf As ternyata adalah sebuah rekayasa dari Allah untuk menghantarkan Yusuf menjadi bendaharawan di negeri yang akan dilanda oleh musim paceklik itu. Luar biasa bukan? Ujian demi ujian ternyata adalah untuk menempa ayahnya Ya’kub untuk terus mendoakan anaknya, dan Yusuf menjadi dewasa dengan kondisi yang menyulitkannya itu.

Cerita di atas mengajak kita untuk bersikap, janganlah pernah kita berburuk sangka pada Allah swt. Allah menguji setiap hamba dengan kondisi yang berbeda satu sama lainnya, sibukkanlah diri kita dengan ujian yang sedang kita alami, tak usah pikirkan apalagi berburuk sangka dengan kondisi orang lain, bisa jadi mereka akan berakhir dengan lebih baik dari kita. Semua pasti ada akhirnya dari setiap peristiwa.

Sudahkah terjawab pertanyaan kita di atas ya? Jika belum mari kita ikuti kisah lainnya terkait dengan Nabi Isa As yang Allah lahirkan tanpa ayah, namun dilahirkan oleh seorang wanita yang sangat patuh pada Tuhannya dan sangat memelihara dirinya dari lingkungan yang tidak baik. Namun kemudian ia hamil, tanpa seorang laki-lakipun pernah menyentuhnya. Nah, bagaimana ini bisa dipercaya oleh akal sehat ya. Kalau bukan karena wahyu dari Allah yang kita baca dalam surat Maryam ayat ke-19-34 di Al-Quran misalnya , maka kita pun akan termasuk orang yang salah sangka pada Maryam yang mulia itu. Wallahu aklam.

Lahirnya sang bayi Isa bukan tidak beralasan ternyata, Allah juga ingin menguji orang yang disekeliling nya, apakah percaya apa tidak? Buruknya lingkungan itu menyebabkan Maryam harus menjauh dari lingkungannya itu untuk hanya sekedar melahirkan bayi Isa As. Kekuatan besar tetap ada pada setiap wanita untuk itu, insting sang ibu melindungi anaknya selalu hadir saat dibutuhkan. Tak terkecualikan binatang sekalipun, apalagi Ibu dari Manusia yang di anugerahi kemampuan berfikir yang dalam. Hati yang disiapkan untuk merasakan kesulitan yang dihadapinya demi membesarkan anaknya. Demikian juga Ketika Maryam terus dikejar dan di lecehkan dengan tuduhan berzina itu. Kemudian mukjizat Allah pun datang, Isa diberi kecakapan berbicara sejak masih bayi untuk hanya sekedar “membela” ibunya itu Ibu yang sudah kepayahan berlari dengan menggendong bayi nya itu (Qs.19:29). Luar biasa bukan? Bayi bisa berbicara lho..nah ini mengajarkan pada kita bahwa akan selalu hadir pertolongan Allah pada kita para Ibu dalam pengasuhan anak. Meskipun kita sudah tiada. Oleh karena itu perbanyak doa untuk anak kita selama kita masih diberi kesempatan dan jatah umur untuk hidup. Doa ibu menuntun anak-anak kita.

Bagaimana pula kisah menarik lainnya terkait dengan Nabi Ismail As, yang ditinggalkan ayahnya di padang pasir yang tandus. Sesuatu yang tak mungkin rasanya bisa hidup hanya dengan seorang ibu yang tak memadai bekal nya itu. Sang ayah Ibrahim pergi karena perintah Allah SWT, diiringi dengan doanya yang menembus langit karena malikat turut mengaminkannya. Bergetar arasy karena sang Ayah Nabi itu, berdoa pada Rabb-Nya untuk Ananda nya yang kemudian juga akan menjadi Nabi. Apa yang terjadi kemudian? Allah cukupkan rizki untuk bayi Isa itu. Subhanallah luar biasa bukan? Suatu keyakinan yang patut kita hadirkan. Ketika sudah habis kemapuan logika kita berfikir maka menyerahlah kita pada Allah, biarkan Allah yang merekayasa anak kita dengan caranya. Berdoalah terus pada Allah Swt. Tak ada yang namanya penyesalan, atau pearasaan terluka karena kesulitan kita membesarkan dan mendidik anak kita. Ingat Allah menyertai kita dalam usaha kita mengasuh anak titipan Sang Khaliq Allah Swt.

Nabi Ibrahim terkenal banyak sekali doa untuk anaknya (Qs: 2:127-129), sehingga kedua anaknya terpilih oleh Allah Swt menjadi sang Nabi, yaitu Ismail As dan Ishak As, bahkan sampai dengan turunan mereka. Para Nabi yang telah diajarkan oleh ayahnya sendiri untuk tetap memilih agama Ini dan jangan lepaskan sampai kematian itu datang (Qs: 2:132-134). layak seklai kebiasaan para Nabi ini kita biasakan juga dalam kehidupan ini, dimana ayah berperan besar sebagai pendamping bagi si Ibu dalam pengasuhan anak. nasehat suci keluat dari mulut sang ayah buat anaknya, sehingga begitu melekat pada dirinya. Doa yang kuat menuntun sang anak untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan itu (Qs: 2:129)

Demikian juga dengan Nabi Sulaiman As yang didoakan oleh orang tuanya, Nabi Daud As. Doanya terpampang jelas di dalam Al-Quran dan menjadi lantunan doa kita juga para wanita sholihat untuk anak-anak mereka. Doa Nabi Ya’kub As begitu juga terasa oleh Nabi Yusuf As sehingga ia menjadi penguasa yang di berkahi Allah Swt, meskipun ia tak sempat mengasuhnya dengan sempurna, diluar sana Nabi Yusuf di jaga Allah Swt. Bagaimana dengan doa kita pada anak-anak kita, sudahkah kita doakan mereka dengan doa terbaik kita? Sudahklah kita serahkan anak kita pada pemelihara terbaik yaitu Allah Swt?

Bersegeralah kita kepada Allah Swt, Ia menanti doa kita, buat menuntun anak-anak tentunya. Menjadikan anak emas Indonesia dari anak-anak kita tidak cukup dengan tangan kita saja, tapi kita membutuhkan rekayasa Allah untuk itu, bersegeralah kita kepada Nya, kini.

“SELAMAT HARI IBU BUAT PARA IBU INDONESIA HEBAT”

JAKARTA, 22 DESEMBER 2020

Dr.Khasanah, M.Pd

Ketua Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) DKI @IG: alppinddki

Dosen di Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta, @IG: emtepe2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa, banyak pencerahan, I love my mother.

23 Dec
Balas



search

New Post