Khasanah Rcl

Dr. Khasanah, M. Pd Dosen di Prodi Magister Teknologi Pendidikan-Universitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta Owner dan Pengelola Preschool dan Daycare Rumah Ceria...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengambil Peran ke khalifahan di masa Covid

Waktu yang sudah kita lalui tidak akan bisa kita raih kembali. Begitulah sunnatullah nya waktu itu. Dia akan menanjadi sesuatu yang kita syukuri karena bisa kita isi dengan sesuatu yang kita harapkan atau bahkan menjadi sesuatu yang kita sesali karena tidak mampu kita isi dengan sesuatu yang menyenangkan untuk kita kenang dan manfaatkan di waktu kini.

Harus kita sadari bahwa waktu itu adalah kesempatan emas yang Allah berikan pada kita.sudah ada batas waktu buat itu. Malaikat akan Allah perintahkan buat cabut nyawa manusia pada saat nya tiba itu. Sungguh itu teka - teki bagi siapapun yang diberi jatah waktu untuk hidup.

Hadirnya Covid ini menyadarkan kita semua bahwa betapa lemahnya manusia ini , tidak mampu hadapi meski hanya virus kecil yang bernama Covid itu. Hanya dengan izin Allah saja kita hidup. Pada waktu nya kita akan kembali pada- Nya lambat atau cepat.

Nah kalau begitu, efektifitas amal kebaikan apa yang bisa kita lakukan ? Sudahkan kita tunaikan semua amanah kita?

Sudahkah kita berikan hak tubuh dan jiwa kita? Sudah nyaman kah tubuh kita buat menopang diri kita sendiri? Sehingga dia kuat beribadah pada Allah Swt. Sudahkah kita jaga pola makan dan tidur kita?  

Sudahkah kita berikan hak jiwa kita? Sehingga dia tidak meronta-ronta karena kegersangan yang ia rasakan. Ketentraman batin menjadikan jiwa kita sehat. Sehingga dikatakan jiwa dan raga sehat.

Saya jadi ingat lirik lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan kitta 

Hiduplah tanahku , Hiduplah negriku, Bangsaku rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya.

Lirik lagu ini sungguh menantang kita untuk perjuangkan dan perhatiikan porsi cukup kita buat kesehatan jiwa dan raga kita. Aktifitas apapun yang kita lakukan harus menyeimbangkan keduanya sehingga tiada pemberontakan yang muncul dalam diri kita. 

Allah telah mengatur untuk itu tawazunitas diri kita. Allah menyuruh kita pandai buat itu karena kita akan lakukan nya juga pada yang lain. Kita ini khalifah Allah di muka bumi ini. Pemimpin yang akan diberi amanah menjaga keseimbangan ini. Bagaimana kita akan mampu memimpin yang lain manakala diri kita saja tak bisa di atur dengan baik sesuai dengan porsi nya tadi.

Disamping porsi waktu yang cukup untuk tubuh dan jiwa kita, porsi waktu juga harus kita berikan pada otak kita. Dia menuntut di support dengan membaca yang bisa menambah pengetahuan dan wawasan keilmuwan. Namun manusia sering lalai dengan ini. Apalagi jika gelar sarjana sudah di raihnya. Padal tidak begitu. Setiap hari harusnya kita membaca dan menuliskan apa yang telah kita ketahui. Sehingga ada pewarisan dari ilmu tersebut juga pada yang lain,  disamping ada pengalan sukses kita yang bisa kita bagi pada yang lain.  Sharing ilmu lewat tulisan ini yang perlu juga kita giatkan karena ia bagian dari mengasah ilmu yang kita miliki. Ketrampilan menyampaikan lewat tulisan ini adalah sebuah skill yang bisa di latih. Sungguh banyak pengalaman ilmu lainnya yang bisa kita sharing. Katakanlah seperti melakukan penelitian ilmiah terkait dengan dugaan kita mendapatkan jawban sementara terhadap masalah yang muncul di hadapan kita. Hasil penelitian kita dapat di publikasikan di jurnal ilmiah buat orang lain juga tahu. 

Nah itulah peran sisi otak kita yang selalu kita berikan gizinya sehingga ia subur. Membuahkan karya nyata dalam bentuk nasehat yang indah pada sesama, berbagi ilmu lewat tulisan yang di bukukan, penelitian yang di publikasikan dalam jurnal ilmiah, bahkan mengadakan pengabdian masyarakat sekalipun sebagai narasumber atau pembicara dalam forum pelatihan / seminar. Tentu jika tak ada pengalaman ilmu maka tak bisa kita mengambil peluang itu.

Itulah hebatnya otak kita yang selalu kita asah. Siap memberi kapan saja di butuhkan. Kita harus siap menjadi pemberi kebaikan dan kemanfaatan bagi ummat karena berbatasnya waktu yang Allah berikan pada kita, seperti yang kita ceritakan di atas itu. Covid -19 telah dengan lantang mempertontonkan itu buat kita.

Belajar dari cerita kita di atas dapat kita petik pelajaran bahwa kondisi kita harus selalu  prima dengan menciptakan keseimbangan pada diri kita , baik jiwa atau raga kita dan otak kita . Dimana  itu semua akan kuta persembahakn buat meningkatkan nilai tambah kita disisi Allah swt kita kita harus kembali padanya . Mengisi waktu kita dengan hal yang tetap bisa jaga stamina  jiwa dan raga kita serta mengasah otak kita. Sehingga kita layak untul dipilih Allah sebagai hamba yang akan diberi amanah kepemimpinan di muka bumi ini. 

Ingat bahwa Allah selalu memilih dengan seleksi ketat untuk digabungkan dengan pasukan pembela kebenaran. Ada tempat tersendiri disisi Allah buat orang yang sukses untuk itu. Moga kita terpilih sehingga kapan pun kita di panggil siap untuk itu.

Saat amanah apapun yang diminta manusia kita siap melakoninya. Kapasitas ilmu yang di dukung oleh jiwa dan raga yang sehat melahirkan amal yang sehat. Inilah bagian mengambil peran kekhalifahan yang kita siapakan dalam diri kita. Dimasa Covid ini harusnya ini menjadi prioritas kita. Amin yra

 Jakarta,13 Januari 2020

Khasanah

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ustadzah... balighu anny walaw ayah

13 Jan
Balas

Ulasannya mantap betul bunda. Sukses berkah bund

13 Jan
Balas



search

New Post