Cara Jitu Memikat Hati Sang Editor
“Naskah saya sudah terkirim dan diterima tapi kok tidak segera diedit? Mengapa? Apa sebabnya?” Pertanyaan itu tentunya muncul di benak tiap penulis yang telah mengirimkan naskahnya ke meja redaksi, utamanya redaksi MG. Ingin tahu jawabannya? Simak terus tulisan ini...
Ada dua penyebab utama naskah tak segera disentuh oleh seorang editor. Pertama, antrean naskah yang cukup panjang. Kedua, naskah yang masuk membuat editor ‘kurang terpikat’. Untuk penyebab pertama, jelas kita harus sabar menunggu, namun untuk penyebab kedua, saya rasa perlu ada sedikit pembahasan.
Umumnya, editor akan bersemangat menggarap naskah yang dapat memikat hatinya. Bila naskah itu kurang memesona, biasanya editor akan membuka paling tidak dua jenis naskah untuk dikerjakan bergantian. Satu naskah memikat, dan satu naskah kurang memikat. Naskah memikat itu akan dijadikan penenteram hati sang editor sebab naskah memikat dapat dengan cepat disunting sedangkan naskah satunya perlu waktu lama dan pemikiran yang panjang untuk memperbaikinya.
Kita tentu ingin naskah kita cepat disentuh oleh editor kan? Nah, agar naskah kita dapat memikat hati sang editor, praktikkanlah cara jitu berikut ini.
1. Pastikan naskah yang terkirim telah lengkap.
Naskah yang lengkap meliputi: halaman judul, kata pengantar, daftar isi, isi buku, daftar pustaka/rujukan (bila perlu), profil penulis, dan sinopsis buku. Bila naskah yang dikirim kurang lengkap, pasti editor tidak melanjutkan penggarapan naskah tersebut. Editor akan menunggu hingga naskah tersebut dilengkapi oleh penulis baru kemudian dikerjakan.
2. Naskah orisinal
Orisinalitas naskah akan terbaca dengan mudah oleh seorang editor. Bila suatu naskah terindikasi memuat unsur plagiasi, maka dapat dipastikan editor akan menghentikan proses pengerjaan naskah.
3. Naskah cantik
Penulis perlu mempercantik naskahnya sebelum mengirimkannya ke meja redaksi. Caranya bagaimana? Baca ulang naskah usai menulis/mengetik. Perbaiki dulu kesalahan ejaan, kesalahan pengetikan, tanda baca, hingga penataan kalimat, dan paragraf. Pastikan juga isi naskah tidak mengumbar aib, kekerasan, hal-hal yang berbau porno, atau juga penderitaan diri secara berlebihan. Kita boleh saja jujur dalam memaparkan suatu peristiwa, tapi harus dibingkai dengan kalimat yang manis agar tidak memunculkan kesan apatis atau pesimis yang berlebihan. Agar naskah kita ‘cantik’, kita perlu membekali diri dengan pemahaman kebahasaan yang baik dengan cara membaca PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: pengganti EyD), KBBI, dan buku-buku penunjang pengetahuan kebahasaan lainnya.
4. Menjalin komunikasi yang baik dengan editor
Penulis perlu menjalin komunikasi dengan editor untuk mengetahui perkembangan naskah yang telah dikirimkan. Akan tetapi harus tetap memperhatikan etika komunikasi yang baik. Perhatikanlah waktu-waktu yang tepat untuk bertanya atau berkonsultasi. Sebab editor juga punya peran dan kehidupan yang lain selain berkutat dengan deretan-deratan kalimat. Ungkapkanlah pertanyaan, masukan atau bahkan penilaian terhadap kinerja editor dengan cara yang baik.
Selamat mempraktikkan cara jitu di atas, ya, Pembaca…
Satu hal yang pasti, semakin cantik suatu naskah, semakin cepat editor menyelesaikan tugasnya. Itu artinya, buku impian kitapun semakin cepat ada di genggaman, insyaallah…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap. Izinkan Paklek menjura
Saya kok pernah baca artikel seperti ini. Apakah ini repost?
Sippp Bu Khoen. Sgt bermanfaat. Terima kasih.
Ok, bu khoen. Trmksih
Ok, bu khoen. Trmksih
Ok, bu khoen. Trmksih