Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
DISINI ATAUKAH DI SINI? (Catatan harian Kesalahan Berbahasa)

DISINI ATAUKAH DI SINI? (Catatan harian Kesalahan Berbahasa)

Yang benar yang mana, ya? disini ataukah di sini? diantara ataukah di antara? disela-sela ataukah di sela-sela? Pertanyaan itu acapkali muncul saat kita menulis. Kelihatannya remeh tapi banyak orang yang belum tepat dalam menuliskan kata itu.

Baiklah, akan kita uraikan keremehan yang ternyata tidak remeh itu. Dalam bahasa Indonesia, ada dua jenis di. Yang pertama adalah di yang merupakan kata depan. Yang kedua adalah di- yang merupakan awalan. Untuk di yang merupakan kata depan penulisannya tanpa tanda hubung. Sedangkan untuk di- yang merupakan awalan, penulisannya menggunakan tanda hubung. Mengapa demikian? Karena di- adalah bentuk terikat. Bentuk terikat tidak dapat berdiri sendiri, penulisannya harus selalu dirangkai dengan bentuk (kata) yang mengikutinya.

Kata depan di berfungsi membentuk kata keterangan tempat. Sedangkan awalan di- berfungsi membentuk kata kerja pasif. Contoh kata keterangan tempat yaitu di sini, di situ, di atas, di bawah, di sisi, di antara, di halaman, di sekitar, dll. Untuk kata kerja pasif, misalnya dibaca, dirasa, dipakai, digunakan, diambil, dll.

Untuk kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif menggunakan awalan me-. Sedangkan kata keterangan tempat, tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif. Caranya mudah, tinggal kita “balik” saja. Yuk, kita cermati contoh ini:

dibaca --> membaca,

Pernahkah kita menulisnya mem baca (ada spasi di antara mem dan baca)?

dirasa --> merasa, pernahkah kita menulisnya me rasa (ada spasi di antara me dan rasa)?

dipakai --> memakai, pernahkah kita menulisnya me makai (ada spasi di antara me dan makai)?

digunakan --> menggunakan, pernahkah kita menulisnya meng gunakan (ada spasi di antara meng dan gunakan)?

diambil --> mengambil, pernahkah kita menulisnya meng ambil (ada spasi di antara meng dan ambil)?

Jika kita tidak pernah menulis kata kerja aktif mem baca, me rasa, me makai, meng gunakan, atau me makai, dengan cara dipisah, lalu mengapa ketika menuliskan bentuk pasif masih sering kita pisah?

di sini --> menyini*

di situ --> menyitu*

di atas --> mengatas*

di bawah --> membawah*

di sisi --> menyisi*

di antara --> mengantara*

di halaman --> menghalaman*

di sekitar -->menyekitar*

Kata menyini, menyitu, mengatas, membawah, menyisi, mengantara, menghalaman, dan menyekitar, tidak berterima. Artinya kata itu tidak lazim dijumpai dan digunakan. Mengapa? Karena memang tidak ada bentukan itu. Meskipun ketika digabung dengan di terlihat sama, tetapi ketika kita tidak menjumpai bentuk aktifnya, berarti kata yang diawali di tersebut bukan kata kerja, melainkan kata keterangan. Dengan demikian, untuk penulisannya wajib dipisah.

Jadi, kalau kita masih bingung dengan penulisan suatu kata yang diawali dengan di (sebagai awalan atau kata depan), mengeceknya mudah saja, salah satunya dengan cara kita coba saja ubah dalam bentuk aktif menggunakan awalan me-. Jika kita jumpai bentuk aktif dari kata itu, berarti kata itu adalah kata kerja. Jika setelah kita ubah ke dalam bantuk aktif bentukan itu tidak lazim, berarti kata itu kata keterangan.

Namun demikian, ada juga yang cukup membingungkan. Contoh: kata dibalik. Kata ini penulisannya bisa dibalik atau di balik.

1. Ia bersembunyi dibalik pintu itu.

Kata dibalik, bisakah kita ubah menjadi bentuk aktif membalik?

2. Buku itu dibaliknya berulang kali.

Kata dibalik, bisakah kita ubah menjadi bentuk aktif membalik?

Manakah yang penulisannya dipisah? Selamat mencoba!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

siiip ilmu yg bermanfaat

23 May
Balas

Alhamdulillah...

23 May

Saya bertanya Bu Khoen. 1. Penulisan judul biasanya setiap kata diawali dengan huruf kapital atau semua kata dengan huruf kapital, yang ini bagaimana Bu Khoen? Saya salin dari judul di atas. DISINI ATAUKAH DI SINI? (Catatan harian Kesalahan Berbahasa) 2. Mana yang benar? berulang kali, berkali-kali atau berulang-ulang

23 May
Balas

1. Penulisan judul: bisa menggunakan huruf kapital semua, bisa menggunakan huruf besar kecil. Untuk subjudul lazimnya menggunakan huruf besar kecil. 2. Bentuk berulang kali, berkali-kali, atau berulang-ulang dapat digunakan semuanya, bergantung pada konteks kalimatnya.

23 May

Terima kasih sekali atas penjelasannya, Bu. Pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar memang sangat perlu untuk kita miliki.

23 May
Balas

Nggih, benar Pak Edi.

23 May

Luar biasa bagi penulis pemula dan bukan berlatar belakang bahasa, tentu materi-materi ini sangat bermanfaat

23 May
Balas

Alhamdulillah...

23 May

Jazakillah khoir..,sangat bermanfaat ibu. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...ibu.

23 May
Balas

Terima kasih doanya. Sehat dan sukses selalu juga untuk ibu.

23 May

Alhamdulillah,, terima kasih bunda ilmunya,, sangat bermanfaat bagi pemula seperti saya

23 May
Balas



search

New Post