GRUP “BURONAN PENIPUAN” BIKIN SYOK
Seperti biasanya, kalau sedang di kelas, ponsel saya tinggal di dalam tas. Nanti, kalau sudah istirahat saya baru membukanya. Kemarin siang, sambil beristirahat, saya buka ponsel. Betapa terkejutnya saya ketika menemukan ikon baru dengan nama grup yang sangar. Saya cukup syok membacanya. Nama grupnya adalah BURONAN PENIPUAN. Mak deg. Nomor saya kok bisa masuk di grup elit kriminal begitu begimana ihwalnya? Saya buka grup itu. Ada sekitar 40 anggota. Mereka yang ada di sana umumnya melontarkan komentar tidak suka dimasukkan di grup itu, karena tidak tahu-menahu dengan kasus penipuan yang dimaksud.
Saya amati ikon itu baik-baik, berupa foto KTP seseorang, dan saya tahu siapa yang ada di foto tersebut. Orang tesebutlah yang dimaksud sebagai penipu. Teringatlah saya pada peristiwa beberapa waktu lalu yang tidak mengenakkan. Ini untuk pelajaran kita bersama. Orang yang dimaksud adalah teman saya. Saya tidak bergaul akrab dengannya, sebatas teman biasa. Dia menyimpan nomor saya, saya pun menyimpan nomornya.
Suatu hari tiba-tiba saya dihubungi oleh seseorang.
“Betul ini dengan Bu Eka?”
“Betul,” jawab saya.
“Ibu kenal dengan X?”
“X, yang bekerja di N Kota B,” jelasnya rinci.
“Iya, betul, ada apa ya?”
“Tolong Ibu infokan padanya untuk segera melunasi utangnya,” katanya tegas.
“Lho lho lhooo, kok saya? Apa hubungannya dengan saya?”
“Kan nomor Ibu ini yang diberikan pada kami oleh dia sebagai jaminan…”
“Lhooooo,” jawab saya kaget.
“Sudah begitu ya Bu, tolong diberi tahukan pada dia, terima kasih.”
“Wah, ketiban awu anget ini,” gumam saya pelan. Kemudian, saya hubungi teman saya itu. Dia mengatakan kalau hapenya hilang. Dia tidak merasa memberikan nomor saya pada penagih utang itu.
Beberapa minggu kemudian, muncul japri dari agen peminjaman uang online. Lagi-lagi isinya bahwa teman saya itu telah menunggak sekian minggu dan tak bisa dihubungi. Jumlah besaran pinjaman pun tertera di situ. Japri itu tak saya balas, saya langsung menghubungi teman saya itu.
“Ini yang menghubungi saya beda agen, berarti ada pinjaman di dua tempat yang berbeda. Tolong, jangan sangkut pautkan saya dengan hal-hal semacam ini,” kata saya padanya.
“Oh, tidak begitu…ini WA saya dihack, jadi nomor kontak yang ada di ponsel saya semua diambil oleh orang yang tak bertanggung jawab,” jelasnya. Ah…saya hanya bisa menarik napas panjang. Rasanya saya sulit percaya dengan penjelasannya karena nyata-nyata pihak penagih menyertakan foto KTP-nya. Wah… Dia yang utang dan terima uang, kok saya yang dikejar-kejar??
Tak hanya via WA, SMS pun muncul untuk menagih pinjaman itu. Terakhir, tiba-tiba muncul grup BURONAN PENIPUAN itu. Saya jadi berpikir, 40 anggota grup itu adalah nomor-nomor yang dijadikan jaminan oleh teman saya itu. Oh… memalukan dan memilukan. Namun, meski jengkel, dalam hati saya tetap berdoa agar teman saya itu bisa lepas dari jeratan utang. Cerita semacam itu ternyata sedang marak. Di luar sana banyak orang yang semula biasa-biasa saja kemudian menjadi tranding topic dan viral gegara pinjaman online semacam itu, pihak pemberi pinjaman sengaja memviralkannya dengan tujuan si peminjam malu dan segera membayar utangnya. Hmmm… gaswat!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar