Para pembaca yang budiman,

Sebagaimana saya sampaikan pada bagian pertama tulisan ini, apa yang saya tulis ini (tentang contoh soal AKM tingkat SMA/SMK), sesuai dengan pengalaman saya mengikuti simulasi ujian skala kecil 13 Oktober 2020 lalu. Pada saat melaksanakan ujian, beberapa soal yang sempat saya catat, saya catat, dan untuk soal yang panjang saya berusaha mengingat bentuk dan gayanya untuk kemudian saya carikan contoh soal yang mirip dengan ujian saat itu. Jadi, apa yang saya tulis ini tidak bersumber dari buku-buku kumpulan soal AKM yang saat ini sudah marak beredar di pasaran atau di internet.

Baiklah, pada bagian 3 saya telah membagikan contoh soal AKM tingkat SMA/SMK untuk tes kemampuan verbal, yaitu analogi. Sekarang, yuk kita pelajari contoh soal untuk tes kemampuan verbal, yaitu pemahaman bacaan. Untuk soal pemahaman bacaan, tidak jauh berbeda dengan soal UN selama ini. Disajikan beberapa pertanyaan terkait dengan isi bacaan yang tujuannya untuk menguji kemampuan kita dalam memahami isi sebuah bacaan.

Pada simulasi kemarin, saya mendapat 5 soal terkait dengan pemahaman bacaan. Dalam catatan saya, bacaan yang disajikan cukup panjang berbentuk artikel populer, sebagaimana kita yang sering kita baca di media-media cetak nasional. Satu artikel itu terdiri atas beberapa paragraf, saya taksir terdiri atas 300 kata lebih. Tidak sekadar menguji pemahaman kita terhadap bacaan, ketahanan baca kita juga diuji. Dari lima soal yang saya kerjakan, hanya dua bacaan yang sama, tiga bacaan lain berbeda. Artinya, satu bacaan untuk satu soal. Indikator soal yang muncul antara lain: menentukan pernyataan yang sesuai dengan isi bacaan, menentukan jawaban dari pertanyaan tentang isi bacaan, dan menentukan pernyataan yang tidak sesuai dengan isi bacaan.

Saya sudah menemukan satu contoh bacaan yang tingkat kemiripannya cukup tinggi dengan soal simulasi kemarin. Bacaan ini saya ambil dari internet dengan pengubahan. Yuk, kita cermati.

Fenomena Bulan Purnama Langka Micromoon

Fenomena bulan purnama micromoon, terjadi pada Sabtu, 14 September 2019. Fenomena di langit pada malam itu lebih dari sekadar bulan purnama.

Menurut astronom amatir Marufin Sudibyo, micromoon adalah nama trivial. Istilah resminya adalah bulan purnama apogean, yaitu bulan dalam fase purnama (oposisi bulan-matahari atau istiqbal) yang berdekatan dengan saat bulan menempati titik apogee (titik terjauh terhadap bumi dalam orbit elipsnya).

Pada saat itu, bulan mencapai purnama (fase 99,8 persen) dengan jarak bumi-bulan 406.060 km. Posisi apogee bulan sendiri sudah dicapai 24 jam sebelumnya yaitu sejauh 406.377 km. Fenomena tersebut terjadi karena bulan beredar mengelilingi bumi dengan orbit elips. Jarak rata-ratanya ke bumi memang 384.400 km. Namun, orbit ini punya perigee (titik terdekat dengan bumi) 356.000 km dan apogee (titik terjauh dengan bumi) 406.000 km. Bulan mencapai perigee dan apogee-nya di bawah pengaruh periode siderisnya yang lamanya 27,33 hari.

Sementara, fase-fase bulan dipengaruhi oleh periode sinodisnya yang besarnya rata-rata 29,5 hari. Kelipatan persekutuan dari kedua nilai periode revolusi bulan tersebut adalah 12 atau 13 bulan. Maka, setiap 12 atau 13 bulan sekali peristiwa bulan apogean terjadi.

Ketika jarak bulan berada pada posisi terjauh dari bumi (apogee) akibatnya bulan purnama akan tampak jauh lebih kecil dalam setahun tersebut. Hal itu turut memengaruhi gaya gravitasi bulan. Membuatnya melemah sehingga air pasang di laut pun tidak mengalami kenaikan yang berarti.

Pernyataan yang sesuai dengan isi teks tersebut adalah...

A. Fenomena micromoon disebabkan karena bulan mengelilingi bumi pada jarak sekitar 406.377 km.

B. Ketika bulan mencapai titik terdekat (perigee) dengan bumi dan titik terjauh dengan bumi (apogee) maka akan terjadi fenomena bulan micromoon.

C. Salah satu dampak terjadinya micromoon adalah terjadinya pelemahan gravitasi bulan yang akan menyebabkan air pasang laut tidak terlalu tinggi.

D. Micromoon dikenal juga dengan istilah bulan apogean, yaitu bulan dalam fase purnama (oposisi bulan-matahari atau istiqbal) yang berdekatan dengan saat bulan menempati titik perigee (titik terjauh terhadap bumi dalam orbit elipsnya).

E. Posisi terjauh bulan dari bumi menyebabkan bulan akan tampak lebih kecil daripada biasanya dalam setahun.

Ulasan terhadap soal:

1. Teks bacaan yang disajikan cukup panjang, ini menguji ketahanan baca siswa. Meskipun soal yang disajikan tidak terlalu sulit, tapi ketika siswa berkata, "Ah, bacaannya panjang, males..." maka dapat dipastikan dia akan menjawab tanpa pertimbangan (baca: ngawur). Solusi: siswa diminta membaca perintah soal lebih dulu, baru kemudian membaca teks. Jadi apa yang dibaca akan terarah. Karena yang ditanyakan adalah pernyataan yang sesuai dengan isi bacaan, maka siswa harus dapat menentukan apakah pilihan A, B, C, D, ataukah E yang di dalamnya memuat pokok-pokok isi bacaan.

2. Jawaban pertanyaan itu adalah C, karena sesuai dengan isi teks tapi sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat yang berbeda, tidak lagi sama persis dengan teks: Hal itu turut memengaruhi gaya gravitasi bulan. Membuatnya melemah sehingga air pasang di laut pun tidak mengalami kenaikan yang berarti, divariasikan menjadi: ....terjadinya pelemahan gravitasi bulan yang akan menyebabkan air pasang laut tidak terlalu tinggi. Dengan kata lain, kalimatnya sudah divariasikan. Hal itu juga saya temui di soal lainnya. Ini berarti, siswa harus memiliki memahami variasi kalimat dan memvariasikan kalimat, tidak sekadar mencari kesamaan jawaban dengan teks.

3. Dalam AKM, dua kemampuan literasi yang diujikan adalah literasi sastra dan literasi informasi. Contoh soal tersebut menguji kemampuan literasi informasi, wujudnya berupa teks eksplanasi.

Nah, itulah satu contoh soal untuk tes pemahaman bacaan dan sedikit ulasan yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat.

(Bersambung)