Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
KITA DAN WAKTU

KITA DAN WAKTU

Waktu adalah kata benda yang unik. Meskipun termasuk kata benda, waktu tidak terlihat, tak teraba, tak kasat mata akan tetapi ia selalu bersama kita setiap saat. Kita hanya dapat merasakan yang sedang kita jalani bersama sang waktu tanpa dapat melihatnya sama sekali. Waktu adalah salah satu misteri besar dalam kehidupan ini.

Ada beberapa pengertian tentang waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses atau keadaan berada atau berlangsung. Ada juga ahli yang mendefinisikan waktu sebagai bagian struktur dari alam semesta, sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara berurutan. Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan. Akan tetapi pengertian-pengertian tersebut tetap kurang dapat memberi kita ketegasan tentang apa itu waktu. Ia tetaplah hal yang tak dapat dijelaskan secara gamblang. Yang pasti waktu itu ada. Entah kapan dimulainya. Entah kapan berakhirnya. Waktu adalah bukti betapa Allah SWT adalah dzat terhebat karena Ia mampu menciptakan suatu dimensi yang merajai alam semesta tanpa seorangpun bisa mengenalinya.

Jika para ahli mendefisinikan waktu dari berbagai sudut pandang keilmuan, maka saya mendefinisikan waktu dari kata waktu itu sendiri.Wak-tu-wak-tu-wak-tu wak-tu-wak.Ternyata dari pemenggalan suku katanya, kata waktu dapat membentuk dua kata. Waktu dan tuwak (tuak). Dua hal yang berbeda namun punya kesamaan sifat yaitu melenakan, memabukkan. Maka saya ciptakan puisi saya tentang waktu dan tuwak. Inilah hakikat waktu dalam perspektif yang berbeda.

Waktu dan Tuak

Waktu adalah tuak, tu-wak (dibaca tuwak karena ada huruf pelancar)

Jika wak-tu berarti progresif

Maju, maju, terus, mengalir, berputar, melaju...menuju ke satu titik, entah apa

Entah kapan, yang pasti tak berhenti

Siapa saja yang tak mau mengikutinya akan diseret, dipaksa sampai tersiksa

Karena waktu kita jadi takut nanti

Karena waktu kita jadi takut esok

Karena waktu kita jadi takut tua

Karena waktu kita jadi takut hidup

Karena waktu kita jadi takut mati

Karena waktu tak mau mengalah, tak mau kita abadi

Tapi waktu adalah tuak, tu-wak (selalu dibaca tuwak karena ada huruf pelancar)

Melenakan, nikmat, memabukkan...

Kita suka terlena akan indahnya masa muda

Kita suka terlena indahnya cinta

Kita suka menikmati masa muda,

Oh..alangkah nikmatnya masa muda, masa bercinta, masa bercita

Kadang kita jadi mabuk.. Karena masa muda, masa bercinta, masa bercita

Sedapnya waktu, sedapnya tuak, sedapnya waktu seperti sedapnya tu-wak.

Ingin mencecapnya terus, terus,....sayang...

Waktu tiba-tiba menyentakkan kita yang sedang mabuk tuak, mabuk tu-wak.

Tahu tahu usia sudah masuk kepala 3, 4, 5, 6,7, ada yang 8...

Tahu tahu kulit yang mulus menjadi kusut penuh keriput,

Tahu tahu masa muda, masa bercinta, masa bercita tak sedap lagi untuk dinikmati

karena usia yang tahu tahu juga semakin terlampaui.

Jika waktu adalah tuak

Biarkan aku menikmatinya perlahan-lahan..

Seperti menyeruput secangkir kopi di pagi hari

Aku tak lagi ingin tersedak karena gagal akan suatu hal,

Aku tak lagi ingin mabuk oleh tu-wak.

Aku hanya ingin meresapinya satu-satu,

Kali ini dengan zikir dan doa.

(2015)

Dengan berbagai sudut pandang, definisi waktu tercipta. Kita tentu akrab dengan slogan waktu adalah uang. Slogan itu dielu-elukan oleh bangsa Barat. Time is money. Waktu disetarakan dengan uang. Uang adalah benda yang sangat berharga dan penting. Jika tak mampu memanfaatkan waktu maka takkan ada harta benda untuk dinikmati. Sebab dengan begitu manusia akan terus berupaya bekerja keras sepanjang hidupnya, sepanjang waktunya agar dapat meraih kemakmuran dan kemewahan. Tanpa kerja keras dan penghargaan terhadap waktu takkan ada kekayaan dan kenikmatan hidup. Sayangnya slogan itu hanya berorientasi untuk kebendaan/duniawi saja. Sungguh materialistis. Namun itu sah-sah saja.

Ditinjau dari sisi manapun, waktu itu memang sangat berharga. Di saat kita berada bersama sang waktu itulah kita dapat menjalani semua aktivitas. Dalam pandangan Islam, aktivitas itu adalah semua perbuatan yang kita lakukan, entah baik atau buruk. Penentunya adalah saat kita melakukannya. Penentunya adalah waktu. Ketika kita berbuat kebaikan maka pada waktu itu kita mendapat pahala. Ketika kita berbuat keburukan maka pada waktu itu kita berdosa. Pahala berarti surga, dosa berarti neraka. Sungguh diperlukan kehati-hatian agar kita dapat memanfaatkan waktu untuk mendapatkan surga.

Oleh karenanya, Islam punya slogan tersendiri tentang waktu, bahwa waktu adalah pedang. Pedang adalah senjata yang sangat tajam. Pedang dipergunakan dalam medan peperangan/pertempuran. Yang ada hanya kemenangan atau kekalahan. Keberhasilan atau kegagalan.

Bagi umat muslim, waktu adalah senjata untuk meraih predikat berhasil atau gagal. Hidup ini adalah medan pertempuran/peperangan. Setiap saat kita berperang melawan keburukan yang berasal dari hawa nafsu. Bila kita berhasil atau menang berarti kita dapat menggunakan pedang itu (waktu) dengan baik. Bila kita gagal, dalam hal apapun, berarti pedang itu telah menebas kita. Apa yang telah tertebas tak dapat dikembalikan. Betapa indah dan sarat akan ketegasan filosofi waktu dalam pandangan Islam. Waktu adalah pedang. Filosofi pedang hanya hidup atau mati. Berjaya karena menang atau terpuruk karena kalah. Dengan meraih kemenangan maka kemakmuran hidup akan dapat diraih. Hebatnya, bukan hanya kemakmuran hidup di dunia melainkan juga di akhirat. Jika kekalahan yang diperoleh, maka bukan hanya kesengsaraan di dunia tapi juga di akhirat.

Bahkan dalam salah satu suratNya, Allah menciptakan satu surat khusus untuk mengabadikan sang waktu. Surat itu adalah Al-Asr yang artinya waktu/masa. Allah berfirman dalam tiga ayat yang artinya:

(1)Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berpesan dalam kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

Dengan demikian waktu dapat menjadikan kita sebagai pemenang atau pecundang. Semua itu bergantung pada kearifan kita dalam memaknai dan memanfaatkan sang waktu. Jika kita terlena, maka waktu tiba-tiba akan menyentakkan kita di suatu masa kita dalam keadaan penuh penyesalan. Saat itu kita tak dapat berbuat apa-apa lagi. Kita telah dimabukkan oleh nafsu kita untuk menunda-nunda berbuat kebaikan, lalai dalam menggunakan waktu. Sebelum semua itu terjadi kita harus ingat bahwa waktu itu ibarat tuak yang dapat memabukkan kita. Karenanya kita harus selalu berusaha yang terbaik setiap waktu. Kita memang tak dapat mengubah masa lalu karena waktu telah berlalu, namun kita dapat mengubah masa depan karena hari esok belum kita jalani. Yang kita punya adalah hari ini. Hari ini hakikatnya untuk menyiapkan hari esok. Hari esok ada karena hari ini. Maka kita harus berbuat yang terbaik, setiap waktu, setiap saat. Semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ya waktu akan mengingatkan akan masa dulu sekarang dan akan datang maka kita isi dg yg baik

09 Apr
Balas



search

New Post