Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
KITALAH SANG PEMENANG

KITALAH SANG PEMENANG

Sejak awal mula proses penciptaan kita, sesungguhnya kita telah ditakdirkan untuk menjadi sang pemenang. Betapa tidak, dari jutaan sel sprema yang bergerak aktif, dalam perjuangannya mendekati ovum, hanya satu yang akhirnya dapat bertemu dan membuahi sel telur itu. Setelah melalui tahapan yang sungguh menakjubkan, kita kemudian terlahir di bumi ini. Maka setiap kita yang terlahir adalah Sang Pemenang. Kita telah mengalahkan jutaan sel lain. Hanya kitalah yang berhak menikmati kehidupan ini. Inilah takdir kita yang sebenarnya. Jawara dalam kehidupan. Khalifah pilihan yang ditunjuk oleh Allah SWT. Itu selaras dengan firman Allah, dalam surat Al Baqarah ayat 30 bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai khalifah di muka bumi.

Jiwa pejuang terus kita tampakkan sejak mula kehidupan kita dimulai hingga dari yang tergolek lemah tak berdaya menjadi dapat duduk, berjalan tertatih, hingga berlari. Kitapun berusaha keras untuk dapat berceloteh hingga dapat berbicara. Sungguh, di awal kehidupan kita, kita telah menunjukkan upaya dan pencapaian yang luar biasa. Kita melampaui tahap-tahap itu dengan gemilang. Jika di masa awal kehidupan itu kita tak mau berjuang, mungkin hingga saat ini kita tetap tergolek tak berdaya persis seperti pertama kita dilahirkan. Hanya bisa telentang dan menangis.

Seiring berjalannya waktu, kita pun tumbuh menjadi kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Justru di masa remaja dan dewasa inilah, daya juang kita sebagai manusia acapkali menunjukkan penurunan yang drastis. Banyak hal yang mempengaruhi hal itu. Kita seakan lupa, bahwa kita diciptakan untuk menjadi pejuang sejati, untuk menjadi pemenang, untuk menjadi khalifah. Setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga.

Di masa pengembangan diri ini, seringkali kita dihinggapi perasaan malas berusaha, enggan mencoba, dan tidak mau menunjukkan upaya maksimal dalam meraih keberhasilan. Pikiran merasa tak mampu, tak bisa bersaing dengan orang lain, merasa diri selalu gagal, dan tak dapat berbuat apa-apa telah meracuni jiwa pemenang kita. Tak jarang kita merasa telah cukup dengan kondisi kita saat ini hingga kita enggan beranjak dari kenyamanan tersebut. Jadilah kita tetap menjadi orang biasa padahal kita bisa menjadi sosok yang luar biasa. Kalimat-kalimat negatif, misalnya, “Saya tidak bisa,” atau “Saya tak mampu melakukan itu,” telah merasuki otak kita sehingga menjadikan diri kita lemah dan menuju kekalahan.

Sejatinya setiap dari kita yang mampu bertahan dalam hidup ini hingga hari ini adalah orang sukses. Jika kita tidak sukses melampaui tahapan-tahapan dalam hidup ini, kita takkan bertahan sampai saat ini. Inilah salah bukti kesuksesan kita. Sekarang tinggal kita raih kesuksesan kita berikutnya dan berikutnya. Kita harus mengembalikan fitrah diri kita sebagai sang pemenang dalam kehidupan baik di dunia maupun akhirat kelak.

Bagaimana caranya? Kita harus memulihkan semangat juang dalam diri kita. Bahwa untuk meraih apapun di dunia ini, tak lain dengan upaya maksimal yang kita lakukan. Kitapun harus melakukan segala aktivitas dengan sungguh-sungguh. Upaya terbaik harus kita lakukan dalam segala hal sebab bila kita hanya melakukan suatu akitivas dengan biasa maka hasilnya juga akan biasa saja. Sebaliknya, bila kita melakukan upaya terbaik dan luar biasa, maka hasilnya pasti juga luar biasa. Hasil yang kita dapat sebanding dengan proses dan usaha yang kita perbuat. Selain itu kita harus selalu berpikir positif dan mengucapkan kalimat positif. Dengan berpikir dan mengucapkan kalimat positif, maka tindakan kita juga akan positif.

Katakanlah, “Saya mampu”, “Saya pasti bisa,”, atau “Saya siap mencoba semaksimal kemampuan saya,”. Dengan mengucapkan kalimat positif maka kita akan tergerak untuk selalu berbuat positif dan berupaya optimal. Ingatlah, kita diciptakan sebagai pemenang. Jangan biarkan diri kita terpuruk dengan mengatakan,”tidak bisa atau tidak mampu,”

Saatnya kita buktikan bahwa adalah pemenang, kitalah sang Pemenang!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Motivasi yang luar biasa bunda. Kita pemenang!

06 Sep
Balas

Subhanaloh! Menyentil banget! Hebat! Jadi motivasi diri

06 Sep
Balas

Itu saya banget bu...saya orangnya tdk percaya diri.Trims bu khoen sedikit membuka pikiran saya.Jangan minder karena usia saya sdh tua.selagi kita bisa lakukan...lakukan saja.

06 Sep
Balas

Sangat menginspirasi

20 Aug
Balas

Salam kenal,buk Khoen Eka Anthy. Menginspirasi sekali buk.

20 Aug
Balas

Salam kenal,buk Khoen Eka Anthy. Menginspirasi sekali buk.

20 Aug
Balas

Salam kenal,buk Khoen Eka Anthy. Menginspirasi sekali buk.

20 Aug
Balas

Inspirasi luar biasa bu khoen ....

20 Aug
Balas

Makasih buk khoen...

20 Aug
Balas

Inspiratif bu, terimakasih

21 Nov
Balas



search

New Post