MAAF, TAK ADA “JEMPOL” DARIKU
Jempol itu berarti bagus, keren, mantap, atau hebat. Tanpa berkata-kata, bahasa nonverbal itu sudah mewakili ungkapan tersebut. Begitu kita mendapat acungan jempol, wah selangit rasanya…
Tapi sayang seribu sayang. Sekarang kita gemar memberikan acungan jempol untuk orang lain, namun menggunakan jempol tangan kiri, bukan jempol kanan. Tak percaya? Percayalah…
Amati saja emoticon di ponsel kita, khususnya di WhatsApp. Haduuh, saya ubek-ubek mencari jempol kanan kok tidak ada. Saya sebetulnya enggan menggunakannya, tapi mau bagaimana lagi? Emoticon jempol kiri itu kadang terpaksa juga saya gunakan. Padahal saya sadar kalau itu tidak etis. Kita, orang Timur, menggunakan tangan kanan untuk hal yang baik. Misalnya untuk makan, minum, bersalaman, bahkan untuk sekadar melambaikan tangan tanda perpisahan. Namun, sejak teknologi buatan asing merajai kehidupan kita, perlahan-lahan etika kesopanan juga ikut bergeser. Itu harus kita akui.
Dengan entengnya kita klik emoticon jempol kiri, padahal penggunaan tangan kiri dalam interaksi adalah penanda kekurangsopanan. Ironisnya, banyak di antara kita yang tak sadar kalau kita sedang memberikan emoticon jempol kiri itu pada orang lain. Parahnya pula, orang lain pun senang-senang saja menerimanya. Tak ada kompain. Hal itu sangat kontras dengan perilaku yang kita ajarkan pada anak, “Nak, pakailah tangan kanan kalau memberi sesuatu, jangan tangan kiri ndak baik..”
Tapi kenyataannya, oh…
Saya jadi malu.
Haruskah saya berkata, “Maaf, jempol kiri untukmu…”
????
Seiring bisikan nurani, sekarang dengan tegas saya memilih tak menggunakannya. Maaf, tak ada jempol dariku. Semoga suatu saat nanti ada gawai yang sesuai dengan budaya kita, budaya Timur. Berarti, anak-anak bangsa inilah yang mesti memproduksinya. Semoga.
Batu, 9 November 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar